Struktur Batu Bata Kerajaan Majapahit Ditemukan di Mojokerto
A
A
A
MOJOKERTO - Warga Dusun Sumberjo, Desa Brayublandong, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Jatim menemukan struktur batu bata kuno yang diyakini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.
Struktur tumpukan batu bata itu ditemukan di lahan milik Giman, pada Minggu pagi, 12 Agustus 2019. Saat itu, para pekerja hendak memasang gorong-gorong untuk saluran pembuangan air.
"Sebenarnya dulu juga sudah diketahui, sekitar sebulan yang lalu, hanya saja dikira batu bata biasa," kata Erna, yang rumahnya berhimpit dengan lokasi penemuan situs, Selasa (13/8/2019).
Dia menuturkan, tumpukan batu bata yang ditemukan itu diduga kuat merupakan situs purbakala. (Baca juga: Ekskavasi Situs Balongbendo Temukan Peninggalan Kerajaan Majapahit)
Hal itu lantaran memiliki ukuran yang berbeda dengan batu bata pada umumnya. Batu bata itu berukuran lebih besar mirip dengan batu bata diberbagai situs peninggalan Kerajaan Majapahit.
"Ukurannya beda dengan batu bata sekarang. Ukurannya lebih besar. Mirip dengan situs-situs Kerajaan Majapahit yang sudah ditemukan," tutur Erna.
Diyakini, tumpukan batu bata itu masih banyak yang terpendam di dalam tanah berukuran sekitar 7 x 30 meter persegi tersebut.
Dugaan itu dikuatkan dengan adanya struktur tumpukan yang sedikit nampak saat dilakukan penggalian awal oleh warga.
"Kurang tahu (luasannya), tapi sepertinya masih banyak yang terpendam di dalamnya," terang wanita berusia 29 tahun itu.
Temuan struktur batu bata itu, lanjut Erna, sudah dilaporkan warga ke pemerintah desa setempat. Hingga saat ini, warga pun masih menunggu kejelasan terkait dengan temuan tersebut.
"Sudah dilaporkan ke desa sepertinya, namun saya kurang tahu, karena bukan pemilik lahan. Yang punya tanah pak Giman," tandasnya.
Sementara, temuan tumpukan batu bata itu langsung ditindaklanjuti petugas BPCB Trowulan. Hingga berita ini ditulis, petugas BPCB Trowulan sudah berada di lokasi untuk melakukan pengecekan oleh petugas.
"Siang ini kami meninjau lokasi temuan, dan kita memang mendapati adanya struktur batu bata kuno. Ukurannya panjang 29, lebar 20 dengan ketebalan 6 cm," ujar Pengkaji Pelestarian Cagar Budaya Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BPCB) Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho.
Disampaikan Wicak, jika dilihat dari ukuran dan bentuk batu bata yang ditemukan, memang kemungkinan bekas peninggalan kerajaan Majapahit. Yakni di abad ke 12 hingga 15.
Namun pihaknya belum bisa menjelaskan lebih detail terkait dengan bentuk situs purbakala itu. (Baca juga: Situs Diduga Perumahan Bangsawan Majapahit Ditemukan)
"Kita belum mengukur untuk berapa lebar dan panjang struktur tersebut. Karena singkapan situs juga masih minim. Kami masih belum bisa menafsirkan ini bekas bangunan apa," tandas Wicak.
Struktur tumpukan batu bata itu ditemukan di lahan milik Giman, pada Minggu pagi, 12 Agustus 2019. Saat itu, para pekerja hendak memasang gorong-gorong untuk saluran pembuangan air.
"Sebenarnya dulu juga sudah diketahui, sekitar sebulan yang lalu, hanya saja dikira batu bata biasa," kata Erna, yang rumahnya berhimpit dengan lokasi penemuan situs, Selasa (13/8/2019).
Dia menuturkan, tumpukan batu bata yang ditemukan itu diduga kuat merupakan situs purbakala. (Baca juga: Ekskavasi Situs Balongbendo Temukan Peninggalan Kerajaan Majapahit)
Hal itu lantaran memiliki ukuran yang berbeda dengan batu bata pada umumnya. Batu bata itu berukuran lebih besar mirip dengan batu bata diberbagai situs peninggalan Kerajaan Majapahit.
"Ukurannya beda dengan batu bata sekarang. Ukurannya lebih besar. Mirip dengan situs-situs Kerajaan Majapahit yang sudah ditemukan," tutur Erna.
Diyakini, tumpukan batu bata itu masih banyak yang terpendam di dalam tanah berukuran sekitar 7 x 30 meter persegi tersebut.
Dugaan itu dikuatkan dengan adanya struktur tumpukan yang sedikit nampak saat dilakukan penggalian awal oleh warga.
"Kurang tahu (luasannya), tapi sepertinya masih banyak yang terpendam di dalamnya," terang wanita berusia 29 tahun itu.
Temuan struktur batu bata itu, lanjut Erna, sudah dilaporkan warga ke pemerintah desa setempat. Hingga saat ini, warga pun masih menunggu kejelasan terkait dengan temuan tersebut.
"Sudah dilaporkan ke desa sepertinya, namun saya kurang tahu, karena bukan pemilik lahan. Yang punya tanah pak Giman," tandasnya.
Sementara, temuan tumpukan batu bata itu langsung ditindaklanjuti petugas BPCB Trowulan. Hingga berita ini ditulis, petugas BPCB Trowulan sudah berada di lokasi untuk melakukan pengecekan oleh petugas.
"Siang ini kami meninjau lokasi temuan, dan kita memang mendapati adanya struktur batu bata kuno. Ukurannya panjang 29, lebar 20 dengan ketebalan 6 cm," ujar Pengkaji Pelestarian Cagar Budaya Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BPCB) Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho.
Disampaikan Wicak, jika dilihat dari ukuran dan bentuk batu bata yang ditemukan, memang kemungkinan bekas peninggalan kerajaan Majapahit. Yakni di abad ke 12 hingga 15.
Namun pihaknya belum bisa menjelaskan lebih detail terkait dengan bentuk situs purbakala itu. (Baca juga: Situs Diduga Perumahan Bangsawan Majapahit Ditemukan)
"Kita belum mengukur untuk berapa lebar dan panjang struktur tersebut. Karena singkapan situs juga masih minim. Kami masih belum bisa menafsirkan ini bekas bangunan apa," tandas Wicak.
(shf)