Tol Tangerang-Merak Siap Terapkan Transaksi Tanpa Tap
A
A
A
SERANG - PT Marga Mandalasakti (Astra Infra Tol Tangerang- Merak) telah melakukan uji coba penerapan transaksi tol tanpa berhenti pada satu gardu atau single lane free flow (SLFF) di empat gerbang. Hasilnya, uji coba SLFF sudah berjalan dengan baik dan siap diterapkan di Tol Tangerang-Merak.
Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti Krist Ade Sudiyono mengatakan uji coba SLFF bersama Telkom Metra di ruas Tangerang-Merak sudah dilakukan sejak Maret 2019 di empat gerbang tol yakni, satu lajur di pintu masuk Gerbang Tol (GT) Serang Barat dan GT Cikande dan pintu keluar GT Cikupa dan GT Serang Timur.
"Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, kami bisa segera mendeklarasikan bahwa sistem SLFF bahkan MLFF siap untuk diimplementasikan di Jalan Tol (Tangerang-Merak)," kata Krist kepada wartawan, Kamis (1/8/2019).
Dalam penerapannya, sistem SLFF di ruas Tol Tangerang- Merak menggunakan teknologi DSRC (dedicated short range communication) yang dikombinasikan dengan on board unit (OBU) pada kendaraan.
Krist menjelaskan bahwa teknologi Dedicated Short Range Communication (DSRC) yang merupakan salah satu teknologi yang digunakan pada SLFF di ruas Tol Tangerang-Merak berjalan baik tanpa kendala, bahkan memiliki keunggualn dari sisi reliability-nya serta keandalan sistem mulai dari front end hingga back end, dan interoperability system yang mencakup sistem pembayaran.
Kemudian, cara kerja alat tersebut pun sudah disesuaikan dengan situasi lapangan, yakni mampu beradaptasi dengan sistem pembayaran dan alat pembayaran yang ada, seperti sistem pentarifan tertutup dan terbuka serta sistem integrasi beberapa ruas tol.
"Setelah berhasil diuji coba, teknologi berbasis DSRC mampu diterapkan untuk sistem pentarifan tertutup dengan kombinasi berbagai payment system," jelas Krist.
Teknologi tersebut berkembang yang memungkinkan terbangunnya ekosistem yang kompetitif, sehingga memungkinkan terlaksananya multivendor, dan multioperator.
"Reader yang diletakkan di atas jalan yang berada di gerbang atau gantries, akan medeteksi dan mengklasifikasikan kendaraan yang melintas sehingga tarif yang dibayarkan akan lebih akurat sesuai dengan jenis kendaraan dan jarak tempuh," ujar Krist.
Setelah melakukan uji coba selama 4 bulan terakhir, Astra Tol Tangerang-Merak Infra terus memantapkan guna menguji peralatan, integrasi dengan penyedia dana, dan penerapan di ruas intergrasi agar distribusi pendapatan tol bisa dimitigasi.
Bahkan, cetak biru implementasi SLFF maupun multi-lane free flow (MLFF) sedang disiapkan. Cetak biru mencakup implementasi, proses bisnis, dan identifikasi penyiapan ekosistem.
Dia menambahkan, dalam penerapan free flow ini dibutuhkan kesiapan tidak hanya dari pihak pengelola jalan tol saja. Namun, juga kesiapan dari masyarakat untuk beralih dari sistem manual dan otomatis menuju sistem free flow.
Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti Krist Ade Sudiyono mengatakan uji coba SLFF bersama Telkom Metra di ruas Tangerang-Merak sudah dilakukan sejak Maret 2019 di empat gerbang tol yakni, satu lajur di pintu masuk Gerbang Tol (GT) Serang Barat dan GT Cikande dan pintu keluar GT Cikupa dan GT Serang Timur.
"Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, kami bisa segera mendeklarasikan bahwa sistem SLFF bahkan MLFF siap untuk diimplementasikan di Jalan Tol (Tangerang-Merak)," kata Krist kepada wartawan, Kamis (1/8/2019).
Dalam penerapannya, sistem SLFF di ruas Tol Tangerang- Merak menggunakan teknologi DSRC (dedicated short range communication) yang dikombinasikan dengan on board unit (OBU) pada kendaraan.
Krist menjelaskan bahwa teknologi Dedicated Short Range Communication (DSRC) yang merupakan salah satu teknologi yang digunakan pada SLFF di ruas Tol Tangerang-Merak berjalan baik tanpa kendala, bahkan memiliki keunggualn dari sisi reliability-nya serta keandalan sistem mulai dari front end hingga back end, dan interoperability system yang mencakup sistem pembayaran.
Kemudian, cara kerja alat tersebut pun sudah disesuaikan dengan situasi lapangan, yakni mampu beradaptasi dengan sistem pembayaran dan alat pembayaran yang ada, seperti sistem pentarifan tertutup dan terbuka serta sistem integrasi beberapa ruas tol.
"Setelah berhasil diuji coba, teknologi berbasis DSRC mampu diterapkan untuk sistem pentarifan tertutup dengan kombinasi berbagai payment system," jelas Krist.
Teknologi tersebut berkembang yang memungkinkan terbangunnya ekosistem yang kompetitif, sehingga memungkinkan terlaksananya multivendor, dan multioperator.
"Reader yang diletakkan di atas jalan yang berada di gerbang atau gantries, akan medeteksi dan mengklasifikasikan kendaraan yang melintas sehingga tarif yang dibayarkan akan lebih akurat sesuai dengan jenis kendaraan dan jarak tempuh," ujar Krist.
Setelah melakukan uji coba selama 4 bulan terakhir, Astra Tol Tangerang-Merak Infra terus memantapkan guna menguji peralatan, integrasi dengan penyedia dana, dan penerapan di ruas intergrasi agar distribusi pendapatan tol bisa dimitigasi.
Bahkan, cetak biru implementasi SLFF maupun multi-lane free flow (MLFF) sedang disiapkan. Cetak biru mencakup implementasi, proses bisnis, dan identifikasi penyiapan ekosistem.
Dia menambahkan, dalam penerapan free flow ini dibutuhkan kesiapan tidak hanya dari pihak pengelola jalan tol saja. Namun, juga kesiapan dari masyarakat untuk beralih dari sistem manual dan otomatis menuju sistem free flow.
(nag)