Gubernur Jateng Minta Kemendag Stop Impor Tembakau
A
A
A
WONOSOBO - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) segera menerapkan aturan pembatasan impor tembakau. Sebab saat ini, para petani tembakau sedang melaksanakan panen raya.
Menurut Ganjar, aturan pembatasan impor tembakau sudah ditandatangani oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dan juga sudah disetujui presiden.
"Kementan sudah menandatangani, presiden juga sudah menyetujui. Hanya saat ini masih menunggu aturan pelaksananya," kata Ganjar saat mengikuti kegiatan panen raya tembakau di Lapangan Butuh, Desa Butuh Kecamatan Kalikajar Wonosobo, Sabtu (27/7/2019).
Ganjar menerangkan, tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk menunda pelaksanaan peraturan tersebut. Menurutnya, saat ini yang harus bertindak dan mengambil sikap adalah Kementerian Perdagangan.
"Aturan sudah ada, tinggal sekarang menunggu peraturan pelaksana dari Kementerian Perdagangan. Maka sekarang, Kementerian Perdagangan harus segera mengambil itu, agar ini bisa dilaksanakan secepatnya," tegasnya.
Apabila pembatasan impor tembakau itu dilaksanakan, maka kebutuhan tembakau nasional dapat dipenuhi dari hasil panen petani Indonesia. Sehingga, saat musim panen seperti ini, para petani tembakau akan memperoleh hasil yang memuaskan.
"Ini akan membuat sejarah pertembakauan Indonesia akan bangkit kembali. Kemakmuran petani akan muncul dan mereka akan menikmati hasil jerih payahnya," tegasnya.
Hal senada disampaikan Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Wonosobo, Ristomoyo. Dirinya mengatakan sangat senang dengan disetujuinya pembatasan impor tembakau dari petani.
"Namun kamu berharap, aturan itu segera direalisasikan agar kami segera menikmati hasilnya," ucapnya.
Ristomoyo menegaskan, hasil tembakau petani Indonesia tidak kalah dibanding tembakau impor, bahkan kualitasnya lebih bagus. Untuk itu, sudah selayaknya pemerintah mengutamakan produk pertanian dalam negeri dibanding impor.
"Selama ini impor tembakau tidak diatur, sehingga menggerus produk petani lokal. Selama ini kami selalu kalah," tegasnya.
Ia juga mendesak agar aturan pembatasan impor tembakau dilaksanakan secepatnya. Bahkan, dirinya berharap tahun ini, aturan itu dilaksanakan. "Kalau bisa ya tahun ini, agar petani bisa segera sejahtera," pungkasnya.
Menurut Ganjar, aturan pembatasan impor tembakau sudah ditandatangani oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dan juga sudah disetujui presiden.
"Kementan sudah menandatangani, presiden juga sudah menyetujui. Hanya saat ini masih menunggu aturan pelaksananya," kata Ganjar saat mengikuti kegiatan panen raya tembakau di Lapangan Butuh, Desa Butuh Kecamatan Kalikajar Wonosobo, Sabtu (27/7/2019).
Ganjar menerangkan, tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk menunda pelaksanaan peraturan tersebut. Menurutnya, saat ini yang harus bertindak dan mengambil sikap adalah Kementerian Perdagangan.
"Aturan sudah ada, tinggal sekarang menunggu peraturan pelaksana dari Kementerian Perdagangan. Maka sekarang, Kementerian Perdagangan harus segera mengambil itu, agar ini bisa dilaksanakan secepatnya," tegasnya.
Apabila pembatasan impor tembakau itu dilaksanakan, maka kebutuhan tembakau nasional dapat dipenuhi dari hasil panen petani Indonesia. Sehingga, saat musim panen seperti ini, para petani tembakau akan memperoleh hasil yang memuaskan.
"Ini akan membuat sejarah pertembakauan Indonesia akan bangkit kembali. Kemakmuran petani akan muncul dan mereka akan menikmati hasil jerih payahnya," tegasnya.
Hal senada disampaikan Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Wonosobo, Ristomoyo. Dirinya mengatakan sangat senang dengan disetujuinya pembatasan impor tembakau dari petani.
"Namun kamu berharap, aturan itu segera direalisasikan agar kami segera menikmati hasilnya," ucapnya.
Ristomoyo menegaskan, hasil tembakau petani Indonesia tidak kalah dibanding tembakau impor, bahkan kualitasnya lebih bagus. Untuk itu, sudah selayaknya pemerintah mengutamakan produk pertanian dalam negeri dibanding impor.
"Selama ini impor tembakau tidak diatur, sehingga menggerus produk petani lokal. Selama ini kami selalu kalah," tegasnya.
Ia juga mendesak agar aturan pembatasan impor tembakau dilaksanakan secepatnya. Bahkan, dirinya berharap tahun ini, aturan itu dilaksanakan. "Kalau bisa ya tahun ini, agar petani bisa segera sejahtera," pungkasnya.
(rhs)