KIPAN Kepri Bertekad Bangkrutkan Bandar Narkoba
A
A
A
BATAM - Kader Inti Pemuda Anti Narkoba (KIPAN) Kepulauan Riau (Kepri) bertekad untuk bangkrutkan bandar narkoba.
Mereka sepakat untuk melawan dan memusuhi peredaran narkoba sehingga tranksaksi jual beli narkoba mati dengan sendirinya.
Kader Inti Pemuda Anti Narkoba Kepri ini berjumlah 200 orang dari berbagai kota dan kabupaten Se-Kepri.
Mereka mengikuti pelatihan selama empat hari mulai Selasa 17 Juli 2019 hingga Jumat 19 Juli 2019 di Hotel Sahid Batam. Pelatihan dilaksanakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Seusai pelatihan, mereka langsung dikukuhkan sebagai Kader Inti Narkoba oleh oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Faisal Abdullah dan pelaksana tugas Gubernur Kepri Isdianto pada Jumat 19 Juli 2019.
Saat pengukuhan mereka sepakat akan menjalankan tugas dan misi sebagai kader inti pemuda anti narkoba di daerah masing-masing.
Mereka akan melawan peredaran narkoba dimulai dari dalam rumah atau keluarga hingga ke lingkungan masyarakat yang lebih luas.
Selain itu mereka juga peran aktif menularkan pengetahuan tentang bahaya narkoba kepada masyarakat umum lainnya.
Faisal Abdullah meminta pelatihan yang telah didapat hendaknya dimanfaatkan dengan baik untuk menjaga generasi penerus bangsa yang bebas narkoba.
"Fokusnya sudah jelas. Tujuan kita adalah memerangi narkoba. Manfaatkan materi yang sudah didapat agar tujuan mulia ini tercapai dengan baik. Narkoba harus diperangi. Kalau semua sepakat menolak narkoba tentu akan hilang sendiri. Bandar-bandar nakal akan bangkrut sendiri karena tak ada yang beli," tegas Faisal.
Sedangkan Isdianto menegaskan bahwa narkoba adalah musuh bersama dan musuh bangsa.
Untuk itu dia berharap agar segenap peserta kader inti anti narkoba mampu menularkan nilai-nilai positif kepada masyarakat sekitar sehingga lingkungan tempat tinggal di seluruh pelosok negeri ini bebas dari peredaran narkoba.
"Kami akan support sesuai dengan kewenangan yang ada. Upaya pihak Kemenpora ini sangat bagus sebab narkoba masih menjadi ancaman serius bagi generasi penerus bangsa di Kepri," tuturnya.
Asisten Deputi Peningkatan Wawasan Pemuda Kemenpora Arifin Majid menjelaskan, pelatihan untuk pembentukan karakter generasi bangsa yang bebas narkoba ini sudah berlangsung sejak tahun 2016 lalu.
Pada 2019 ini, Kepri adalah kota ketiga sebelumnya di Sulawesi Utara dan Maluku. "Target pelatihan di kota-kota yang rawan dengan peredaran narkoba. Kepri salah satu karena berada di wilayah perbatasan," ujarnya.
Dia menambahkan, pelatihan ini juga untuk menyukseskan program bebas narkoba di dalam negeri.
Generasi muda yang diwakili kaum muda ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak untuk melawan peredaran narkoba.
"Setiap tahun (data BNN Nasional) 18 ribu pemuda meninggal karena narkoba. Ini sangat berbahaya sebab generasi penerus bangsa terus diracuni dengan narkoba. Kemenpora melalui kegiatan ini bertekad akan memerangi persoalan ini," ujar Arifin.
Batam merupakan kota ketiga pelaksanaan pelatihan ini. Sebelumnya, pelatihan digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara dan Ambon, Maluku.
Mereka sepakat untuk melawan dan memusuhi peredaran narkoba sehingga tranksaksi jual beli narkoba mati dengan sendirinya.
Kader Inti Pemuda Anti Narkoba Kepri ini berjumlah 200 orang dari berbagai kota dan kabupaten Se-Kepri.
Mereka mengikuti pelatihan selama empat hari mulai Selasa 17 Juli 2019 hingga Jumat 19 Juli 2019 di Hotel Sahid Batam. Pelatihan dilaksanakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Seusai pelatihan, mereka langsung dikukuhkan sebagai Kader Inti Narkoba oleh oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Faisal Abdullah dan pelaksana tugas Gubernur Kepri Isdianto pada Jumat 19 Juli 2019.
Saat pengukuhan mereka sepakat akan menjalankan tugas dan misi sebagai kader inti pemuda anti narkoba di daerah masing-masing.
Mereka akan melawan peredaran narkoba dimulai dari dalam rumah atau keluarga hingga ke lingkungan masyarakat yang lebih luas.
Selain itu mereka juga peran aktif menularkan pengetahuan tentang bahaya narkoba kepada masyarakat umum lainnya.
Faisal Abdullah meminta pelatihan yang telah didapat hendaknya dimanfaatkan dengan baik untuk menjaga generasi penerus bangsa yang bebas narkoba.
"Fokusnya sudah jelas. Tujuan kita adalah memerangi narkoba. Manfaatkan materi yang sudah didapat agar tujuan mulia ini tercapai dengan baik. Narkoba harus diperangi. Kalau semua sepakat menolak narkoba tentu akan hilang sendiri. Bandar-bandar nakal akan bangkrut sendiri karena tak ada yang beli," tegas Faisal.
Sedangkan Isdianto menegaskan bahwa narkoba adalah musuh bersama dan musuh bangsa.
Untuk itu dia berharap agar segenap peserta kader inti anti narkoba mampu menularkan nilai-nilai positif kepada masyarakat sekitar sehingga lingkungan tempat tinggal di seluruh pelosok negeri ini bebas dari peredaran narkoba.
"Kami akan support sesuai dengan kewenangan yang ada. Upaya pihak Kemenpora ini sangat bagus sebab narkoba masih menjadi ancaman serius bagi generasi penerus bangsa di Kepri," tuturnya.
Asisten Deputi Peningkatan Wawasan Pemuda Kemenpora Arifin Majid menjelaskan, pelatihan untuk pembentukan karakter generasi bangsa yang bebas narkoba ini sudah berlangsung sejak tahun 2016 lalu.
Pada 2019 ini, Kepri adalah kota ketiga sebelumnya di Sulawesi Utara dan Maluku. "Target pelatihan di kota-kota yang rawan dengan peredaran narkoba. Kepri salah satu karena berada di wilayah perbatasan," ujarnya.
Dia menambahkan, pelatihan ini juga untuk menyukseskan program bebas narkoba di dalam negeri.
Generasi muda yang diwakili kaum muda ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak untuk melawan peredaran narkoba.
"Setiap tahun (data BNN Nasional) 18 ribu pemuda meninggal karena narkoba. Ini sangat berbahaya sebab generasi penerus bangsa terus diracuni dengan narkoba. Kemenpora melalui kegiatan ini bertekad akan memerangi persoalan ini," ujar Arifin.
Batam merupakan kota ketiga pelaksanaan pelatihan ini. Sebelumnya, pelatihan digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara dan Ambon, Maluku.
(shf)