Bayi Kembar Siam Dempet Dada-Perut di Bali Tunggu Operasi Pemisahan
A
A
A
DENPASAR - Bayi kembar siam dempet dada dan perut lahir di Buleleng, Bali. Kini bayi berjenis kelamin perempuan itu dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar menunggu waktu untuk dipisahkan.
Bayi yang dalam istilah medis disebut thoraco-abdominopagus itu saat ini dalam penanganan tim medis RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.
“Kita akan berupaya maksimal menanganinya,” kata Direktur Utama RS Sanglah I Wayan Sudana, Minggu (7/7/2019).
Dia menjelaskan, bayi dari pasangan suami istri, Kadek Redita (24), dan Ni Putu Ayu Sumadi (17), itu lahir dalam usia 38 minggu dengan berat 4.200 gram. Secara kasat mata, bayi itu menempel dari dada hingga perut.
Tim medis yang disiapkan terdiri dari dokter anak, dokter bedah anak, dokter konsultan asupan nutrisi, dokter penunjang, radiologi, dokter penyakit jantung dan lainnya.
Menurut Sudana, langkah pertama yang dilakukan yaitu memastikan kasus ini survival atau non-survival. Untuk itu, tim medis akan memantau kondisi bayi hingga tiga hari ke depan.
Jika pada hari ketiga bayi masih survive, maka langkah berikutnya yaitu memeriksa organ bayi apakah terdiri dari satu atau dua.
“Dari hasil pemeriksaan, bayi sudah buang air yang menandakam saluran pencernaannya berfungsi,” imbuh Sudana.
Selanjutnya ketika sudah dipastikan kedua bayi memiliki organ terpisah dan berfungsi normal, maka langkah tim medis selanjutnya adalah merencanakan operasi pemisahan jika indikasinya memang harus dipisah.
Dokter bedah anak Made Darmajaya mengatakan, organ tubuh kedua bayi lengkap. “Jantungnya dua berfungsi. Levernya dua atau pun dempet itu masih bisa dipisah,” ungkapnya.
Saat ini bayi kembar itu dipantau pertumbuhan dan perkembangannya. “Jika perkembangan gizinya bagus. Kalau semua indikator laboratoriumnya, tumbuh kembangnya bagus, dia bisa hidup, ususnya bergerak bagus, gizinya bertambah baik, fungsi-fungsi tubuhnya berkembang dengan baik, itulah saatnya kita melakukan operasi,” jelas Darmajaya.
Kadek Redita menuturkan, kedua buah hatinya lahir lewat operasi caesar di RS Santi Graha, Buleleng, Rabu (3/7/2019) lalu.
Begitu diketahui mengalami kelainan dempet dada dan perut, bayi kembar itu dirujuk ke RSUD Buleleng dan selanjutnya ke RS Sanglah.
Redita mengaku baru tahu bayinya kembar saat usia kehamilan istrinya enam bulan, tapi tidak dikatakan posisinya dempet. “Saya berharap keduanya bisa diselamatkan,” ujar pria yang bekerja di toko bangunan ini.
Bayi yang dalam istilah medis disebut thoraco-abdominopagus itu saat ini dalam penanganan tim medis RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.
“Kita akan berupaya maksimal menanganinya,” kata Direktur Utama RS Sanglah I Wayan Sudana, Minggu (7/7/2019).
Dia menjelaskan, bayi dari pasangan suami istri, Kadek Redita (24), dan Ni Putu Ayu Sumadi (17), itu lahir dalam usia 38 minggu dengan berat 4.200 gram. Secara kasat mata, bayi itu menempel dari dada hingga perut.
Tim medis yang disiapkan terdiri dari dokter anak, dokter bedah anak, dokter konsultan asupan nutrisi, dokter penunjang, radiologi, dokter penyakit jantung dan lainnya.
Menurut Sudana, langkah pertama yang dilakukan yaitu memastikan kasus ini survival atau non-survival. Untuk itu, tim medis akan memantau kondisi bayi hingga tiga hari ke depan.
Jika pada hari ketiga bayi masih survive, maka langkah berikutnya yaitu memeriksa organ bayi apakah terdiri dari satu atau dua.
“Dari hasil pemeriksaan, bayi sudah buang air yang menandakam saluran pencernaannya berfungsi,” imbuh Sudana.
Selanjutnya ketika sudah dipastikan kedua bayi memiliki organ terpisah dan berfungsi normal, maka langkah tim medis selanjutnya adalah merencanakan operasi pemisahan jika indikasinya memang harus dipisah.
Dokter bedah anak Made Darmajaya mengatakan, organ tubuh kedua bayi lengkap. “Jantungnya dua berfungsi. Levernya dua atau pun dempet itu masih bisa dipisah,” ungkapnya.
Saat ini bayi kembar itu dipantau pertumbuhan dan perkembangannya. “Jika perkembangan gizinya bagus. Kalau semua indikator laboratoriumnya, tumbuh kembangnya bagus, dia bisa hidup, ususnya bergerak bagus, gizinya bertambah baik, fungsi-fungsi tubuhnya berkembang dengan baik, itulah saatnya kita melakukan operasi,” jelas Darmajaya.
Kadek Redita menuturkan, kedua buah hatinya lahir lewat operasi caesar di RS Santi Graha, Buleleng, Rabu (3/7/2019) lalu.
Begitu diketahui mengalami kelainan dempet dada dan perut, bayi kembar itu dirujuk ke RSUD Buleleng dan selanjutnya ke RS Sanglah.
Redita mengaku baru tahu bayinya kembar saat usia kehamilan istrinya enam bulan, tapi tidak dikatakan posisinya dempet. “Saya berharap keduanya bisa diselamatkan,” ujar pria yang bekerja di toko bangunan ini.
(shf)