Pengingat Gempa 2009, Gubernur Sumbar Biarkan Masjid di Rumdin Tak Dibangun

Sabtu, 15 Juni 2019 - 21:09 WIB
Pengingat Gempa 2009, Gubernur Sumbar Biarkan Masjid di Rumdin Tak Dibangun
Pengingat Gempa 2009, Gubernur Sumbar Biarkan Masjid di Rumdin Tak Dibangun
A A A
PADANG - Gempa bumi yang mengguncang Sumatera Barat (Sumbar) pada 30 September 2009 telah meluluhlantakkan ribuan bangunan di Kota Padang dan berbagai daerah. Namun 10 tahun berlalu, kini sulit menemukan bangunan atau infrastruktur yang masih rusak bekas gempa.

Di Kota Padang misalnya, seluruh pemukiman, sekolah, rumah sakit, maupun sarana publik telah kembali berdiri kokoh. Demikian juga bangunan-bangunan perkantoran baik swasta maupun BUMN dan pertokoan telah terbangun dengan rapi.

Upaya rehabilitasi maupun rekonstruksi secara totalitas ini tak lepas dari komitmen kuat Gubernur Sumbar Irwan Prayitno. Bahkan lantaran memprioritaskan pembangunan sarana publik maupun rumah warga, Irwan sampai membangun kantor gubernur dan rumah dinasnya paling terakhir.

Kini di periode kedua kepemimpinan Irwan, semua telah berdiri megah. Hal ini tentu membuat dia bersyukur. Namun dia juga khawatir karena banyak masyarakat yang menjadi cepat lupa dengan musibah besar 10 tahun lalu tersebut. Irwan pun mengusulkan perlunya adanya satu bangunan rusak bekas gempa yang tak perlu dibangun kembali sebagai pengingat musibah dan kewaspadaan bersama.

Namun tawaran ini tak begitu mendapat respons dari sejumlah pemilik perkantoran. Dia pun tetap teguh dengan niatnya. Masjid di dalam kompleks Rumah Dinas (Rumdin) atau Istana Gubernur yang turut hancur akhirnya menjadi pilihan.

"Sangat sulit mencari bangunan rusak bekas gempa saat ini. Makanya masjid ini diharapkan jadi pengingat kedahsyatan musibah 10 tahun silam," ujar Irwan kepada SINDOnews di rumah dinasnya Jalan Sudirman Padang, Jumat (14/6/2019).

Pengingat Gempa 2009, Gubernur Sumbar Biarkan Masjid di Rumdin Tak Dibangun


Masjid satu lantai berwarna putih yang berada di bagian belakang Istana Gubernur Sumbar ini memang hancur dan tak dipakai lagi. Akibat gempa berkuatan 7,6 SR itu, sejumlah tiang masjid hancur. Tempat bagian imam juga jebol sehingga tampak menganga jika dilihat dari depan. Guna menjadi pengingat kepada masyarakat, di bagian depan dipasang papan bertulis 'Bukti Sejarah Gempa 30 September 2009 Komplek Istana Gubernur'. Namun tulisan ini sangat kusam sehingga makin tak jelas terlihat.
Karena masjid lama 'dimuseumkan', maka Pemprov Sumbar membangun masjid baru di kompleks rumah dinas. Gubernur Irwan berharap, meski pemulihan di Sumatera Barat tergolong baik, masyarakat bisa menjadikan musibah gempa menjadi pelajaran berharga.

Untuk membangun kembali usai gempa, diakui bukan hal mudah. Apalagi saat 2010, dia baru dilantik menjadi gubernur. "Ibarat saat itu saat start bukan dari 0, tapi minus," ujar Irwan didampingi Kepala Biro Humas Pemprov Sumbar Jasman Rizal.

Keberhasilan ini tak lepas dari kontribusi berbagai pihak, baik pemerintah pusat, provinsi, kota/kabupaten, lembaga donatur dan masyarakat Minang. Tanpa dukungan bersama, rekonstruksi ratusan ribu bangunan korban gempa sulit dilakukan. Gempa di Sumbar 2009 menyebabkan lebih dari 1.117 orang tewas dan 200.000 bangunan hancur.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9639 seconds (0.1#10.140)