Penumpang Kecewa, Jenazah Putrinya Ditinggal Maskapai Lion Air
A
A
A
KARIMUN - Jufri, warga Kampung Baru RT 04 RW 03 Kelurahan Sei Pasir, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, harus menaruh kekecewaan sangat mendalam terhadap maskapai penerbangan Lion Air JT 378 tujuan Jakarta- Batam, Selasa (14/5) kemarin.
Kekecewaan itu timbul atas perlakuan pihak maskapai yang dinilai lalai ketika membawa jenazah putri ketiganya bernama Aqilah (9) pulang ke Kabupaten Karimun. Dimana maskapai Lion Air diduga meninggalkan jenazah Aqilah tanpa konfirmasi kepada pihak keluarga.
Hal itu sontak mengagetkan keluarga yang terlebih dahulu tiba di Bandara Hang Nadim Batam, karena mengetahui jenazah putrinya tersebut belum tiba. Padahal, dalam surat keterangan diterima pihak keluarga, jenazah anaknya tersebut akan diterbangkan bersama dengan mereka menggunakan maskapai Lion Air JT 378. Bahkan pihak keluargapun telah membayar uang senilai Rp10.500.000 untuk memulangkan anaknya menggunakan pesawat.
"Kami sama sekali tidak mengetahui, setibanya di Batam adik saya menelpon ingin menjemput jenazah anak saya tetapi tidak ada," kata Jufry saat ditemui dikediamannya, Rabu (15/5/2019).
Mengetahui jenazah anaknya tersebut tidak ada, membuat Jufry dan anggota keluarga lainnya panik. Perihal itu dimintai Jufri kepada adiknya untuk mempertanyakan kepada pihak maskapai soal keberadaan jenazah Aqilah, namun tidak ada jawaban.
"Saya saat itu panik, dan meminta kepada adik saya untuk bertanya ke maskapai namun tidak ada jawaban dan hanya dapat menunggu," katanya.
Jufry bersama pihak keluarga bermaksud langsung membawa jenazah anaknya tersebut pulang ke Tanjungbalai, Karimun untuk segera dimakamkan. Namun, karena kelalaian dilakukan maskapai Lion Air tersebut terpaksa harus ditunda.
Jenazah Aqilah baru tiba di Bandara Hang Nadim Batam sekira pukul 18.45 WIB. Kedatangan jenazahpun tanpa sepengetahuan pihak keluarga yang telah lama menunggu.
"Kita hanya bisa menunggu, seusai saya berbuka puasa dan sholat, jenazah tiba itupun tanpa pemberitahuan dan tiba-tiba berada di depan mata saya, saya gak tau kronologis jenazah putri kami bisa tiba di Batam seperti apa," katanya.
Setelah jenazah putrinya tiba, Jufry pun langsung membawanya menuju pelabuhan untuk dibawa pulang ke Karimun.
Menggunakan boat pancung jenazah Aqilah langsung dibawa menuju Karimun sekira pukul 19.45 WIB. Dengan tanpa dibekali penerangan yang memadai dan melewati laut lepas, keluarga tetap membawa jenazah putrinya untuk secepatnya dimakamkan. Bahkan, mesin boat pancung sempat mati ditengah laut sebanyak empat kali.
"Untung angin dan gelombang tidak kuat, taulah apabila malam cuaca seperti apa ditengah laut. Ditambah kita bawa jenazah dan bawa saudara kembarnya Aqilah," katanya.
Jenazah pun tiba di Kabupaten Karimun sekira pukul 21.00 WIB dan disambut pihak keluarga dengan tangisan haru. Jenazah aqilah langsung dimakamkan malam itu juga oleh pihak keluarga.
Atas kejadian itu, Jufri menyampaikan kekecewaan atas pelayanan diberikan maskapai berlambang singa itu. Ia berharap tidak ada lagi Aqilah lain yang mendapatkan perlakuan seperti itu.
"Anda saja bayangkan, apabila koper saja ketinggalan kita panik. Ini jenazah anak saya," katanya.
Dari insiden yang di alami penumpang tersebut, pihak maskapai Lion air memberikan klarifikasi yang menyatakan, berdasarkan data resevasi yang dilaporkan pihak ketiga kepada Lion air. Untuk pendamping terbang dengan Lion air nomor JT-378 yang berangkat pukul 13.17 wib.
Sedangkan penerbangan HUM (Human Remains) pada penerbangan Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Hang Nadim, Batam telah dipersiapkan sesuai nomor Surat Muatan Udara (SMU) dengan kode booking menggunakan batik air penerbangan ID 6862 yang dijadwalkan tiba pukul 18.10 Wib.
"Dari informasi yang diterima petugas Lion air, bahwa tidak ada pemberitahuan dari pihak ketiga sebagai pengurus mengenai perbedaan reservasi HUM dengan pendamping,"ujar Corporate Communications Strategic of Lion air, Danang Mandala Prihantoro, dalam keterangan tertulisnya.
Dia juga menjelaskan, sebelum HUM masuk ke acceptance desk, petugas bandara keberangkatan telah memastikan mengenai aktual sesuai reservasi. Prosedur ini bertujuan menentukan ruang kargo (space), jadwal keberangkatan, nomor penerbangan serta kemasan harus sesuai syarat pengangkutan jenazah melalui angkutan udara.
"Lion air sudah memberikan keterangan kepada pihak keluarga atas perbedaan waktu kedatangan di Batam. Lion air menyampaikan rasa prihatin atas kejadian yang timbul," jelasnya.
Lion air saat ini masih mengumpulkan data informasi dan keterangan lain mengenai perkembangan pemberitaan berbagai pihak yang terlibat guna dipelajari lebih lanjut.
Kekecewaan itu timbul atas perlakuan pihak maskapai yang dinilai lalai ketika membawa jenazah putri ketiganya bernama Aqilah (9) pulang ke Kabupaten Karimun. Dimana maskapai Lion Air diduga meninggalkan jenazah Aqilah tanpa konfirmasi kepada pihak keluarga.
Hal itu sontak mengagetkan keluarga yang terlebih dahulu tiba di Bandara Hang Nadim Batam, karena mengetahui jenazah putrinya tersebut belum tiba. Padahal, dalam surat keterangan diterima pihak keluarga, jenazah anaknya tersebut akan diterbangkan bersama dengan mereka menggunakan maskapai Lion Air JT 378. Bahkan pihak keluargapun telah membayar uang senilai Rp10.500.000 untuk memulangkan anaknya menggunakan pesawat.
"Kami sama sekali tidak mengetahui, setibanya di Batam adik saya menelpon ingin menjemput jenazah anak saya tetapi tidak ada," kata Jufry saat ditemui dikediamannya, Rabu (15/5/2019).
Mengetahui jenazah anaknya tersebut tidak ada, membuat Jufry dan anggota keluarga lainnya panik. Perihal itu dimintai Jufri kepada adiknya untuk mempertanyakan kepada pihak maskapai soal keberadaan jenazah Aqilah, namun tidak ada jawaban.
"Saya saat itu panik, dan meminta kepada adik saya untuk bertanya ke maskapai namun tidak ada jawaban dan hanya dapat menunggu," katanya.
Jufry bersama pihak keluarga bermaksud langsung membawa jenazah anaknya tersebut pulang ke Tanjungbalai, Karimun untuk segera dimakamkan. Namun, karena kelalaian dilakukan maskapai Lion Air tersebut terpaksa harus ditunda.
Jenazah Aqilah baru tiba di Bandara Hang Nadim Batam sekira pukul 18.45 WIB. Kedatangan jenazahpun tanpa sepengetahuan pihak keluarga yang telah lama menunggu.
"Kita hanya bisa menunggu, seusai saya berbuka puasa dan sholat, jenazah tiba itupun tanpa pemberitahuan dan tiba-tiba berada di depan mata saya, saya gak tau kronologis jenazah putri kami bisa tiba di Batam seperti apa," katanya.
Setelah jenazah putrinya tiba, Jufry pun langsung membawanya menuju pelabuhan untuk dibawa pulang ke Karimun.
Menggunakan boat pancung jenazah Aqilah langsung dibawa menuju Karimun sekira pukul 19.45 WIB. Dengan tanpa dibekali penerangan yang memadai dan melewati laut lepas, keluarga tetap membawa jenazah putrinya untuk secepatnya dimakamkan. Bahkan, mesin boat pancung sempat mati ditengah laut sebanyak empat kali.
"Untung angin dan gelombang tidak kuat, taulah apabila malam cuaca seperti apa ditengah laut. Ditambah kita bawa jenazah dan bawa saudara kembarnya Aqilah," katanya.
Jenazah pun tiba di Kabupaten Karimun sekira pukul 21.00 WIB dan disambut pihak keluarga dengan tangisan haru. Jenazah aqilah langsung dimakamkan malam itu juga oleh pihak keluarga.
Atas kejadian itu, Jufri menyampaikan kekecewaan atas pelayanan diberikan maskapai berlambang singa itu. Ia berharap tidak ada lagi Aqilah lain yang mendapatkan perlakuan seperti itu.
"Anda saja bayangkan, apabila koper saja ketinggalan kita panik. Ini jenazah anak saya," katanya.
Dari insiden yang di alami penumpang tersebut, pihak maskapai Lion air memberikan klarifikasi yang menyatakan, berdasarkan data resevasi yang dilaporkan pihak ketiga kepada Lion air. Untuk pendamping terbang dengan Lion air nomor JT-378 yang berangkat pukul 13.17 wib.
Sedangkan penerbangan HUM (Human Remains) pada penerbangan Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Hang Nadim, Batam telah dipersiapkan sesuai nomor Surat Muatan Udara (SMU) dengan kode booking menggunakan batik air penerbangan ID 6862 yang dijadwalkan tiba pukul 18.10 Wib.
"Dari informasi yang diterima petugas Lion air, bahwa tidak ada pemberitahuan dari pihak ketiga sebagai pengurus mengenai perbedaan reservasi HUM dengan pendamping,"ujar Corporate Communications Strategic of Lion air, Danang Mandala Prihantoro, dalam keterangan tertulisnya.
Dia juga menjelaskan, sebelum HUM masuk ke acceptance desk, petugas bandara keberangkatan telah memastikan mengenai aktual sesuai reservasi. Prosedur ini bertujuan menentukan ruang kargo (space), jadwal keberangkatan, nomor penerbangan serta kemasan harus sesuai syarat pengangkutan jenazah melalui angkutan udara.
"Lion air sudah memberikan keterangan kepada pihak keluarga atas perbedaan waktu kedatangan di Batam. Lion air menyampaikan rasa prihatin atas kejadian yang timbul," jelasnya.
Lion air saat ini masih mengumpulkan data informasi dan keterangan lain mengenai perkembangan pemberitaan berbagai pihak yang terlibat guna dipelajari lebih lanjut.
(pur)