Polisi Dalami Motif Massa Anarco Gelar Aksi Saat May Day di Bandung
A
A
A
BANDUNG - Polrestabes Bandung akan mendalami motif dan tujuan kelompok massa berbaju hitam-hitam melakukan aksi anarkistis dan vandalisme saat buruh menggelar peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Gedung Sate, Rabu (1/4/2019).
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema mengatakan, pihaknya akan memanggil dan meminta keterangan dari pimpinan kelompok yang menamakan diri sebagai Anarco itu.
"Kami akan panggil pimpinan kelompok ini. Kami akan periksa siapa yang mengajak dan memeritahkan, termasuk mengungkap motif aksi mereka saat May Day. Mereka mayoritas anak-anak muda," kata Irman.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnuandiko mengatakan, kasus ini akan diproses oleh Polrestabes Bandung. Untuk anak-anak yang diamankan karena terlibat aksi vandalisme dan anarkistis, polisi akan menerapkan Undang-undang Perlindungan Anak.
"Dalam penanganannya khusus. Proses penyidikan dan waktunya pun khusus. Namun demikian, kami masih mendalami satu persatu bagaimana mereka dapat informasi untuk berkumpul dan melakukan tindakan yang kami anggap secara masif dan sistematis melakukan vandalisme serta kegiatan yang merugikan masyarakat Kota Bandung," kata Truno di Mapolrestabes Bandung.
Menurut Truno, anggota kelompok massa Anarco berasal dari kawasan Bandung Raya, Kota/Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Cimahi. Namun polisi masih mendalami karena ada kemungkinan para remaja itu ada juga yang berasal dari luar Bandung.
"Setelah didata, anggota kelompok Anarco yang diamankan di Mapolrestabes Bandung dan Monju (Monumen Perjuangan Rakyat Jabar), sebanyak 400 remaja," ujar dia.
Disinggung tujuan polisi menggunduli para remaja yang terlibat vandalisme dan anarkistis, Kabid Humas menuturkan, sanksi itu diterapkan untuk aspek pembinaan dan efek jera, serta memudahkan petugas mengidentifikasi mereka. "Untuk selanjutnya, setelah didata, mereka akan dikembalikan ke orang tuanya," tutur Kabid Humas.
Truno menyatakan, para buruh yang menggelar peringatan May Day di depan Gedung Sate, sangat keberatan dengan aksi anarkistis yang dilakukan kelompok Anarcos. Bahkan, perwakilan buruh akan melapor ke Polrestabes Bandung karena kelompok Anarcos merusak mobil komando yang dibawa buruh.
"Nanti Ketua KSPSI Roy Jinto akan memberikan keterangan karena merasa dirugikan oleh kelompok Anarcos. Bukan hanya buruh, warga Bandung pun sangat komplain. Makanya akan dilakukan tindakan oleh pihak Polrestabes," ungkap dia.
Disinggung soal dugaan bahwa kelompok Anarco hendak memprovokasi buruh agar melakukan tindakan anarkistis, Truno menegaskan, buruh saat ini sudah cerdas. Persiapan untuk May Day telah dikoordinasikan dengan Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto dan Panglima Kodam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono.
"Terkait dugaan penyusupan seperti ini justru kami dapatkan informasi dari rekan buruh. Dengan adanya ini (aksi kelompok Anarco), justru buruh merasa tercoreng. Setelah semua peringatan May Day di seluruh Indonesia, termasuk di Bandung berjalan aman damai, justru tercoreng oleh aksi kelompok lain," tegas Truno.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema mengatakan, pihaknya akan memanggil dan meminta keterangan dari pimpinan kelompok yang menamakan diri sebagai Anarco itu.
"Kami akan panggil pimpinan kelompok ini. Kami akan periksa siapa yang mengajak dan memeritahkan, termasuk mengungkap motif aksi mereka saat May Day. Mereka mayoritas anak-anak muda," kata Irman.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnuandiko mengatakan, kasus ini akan diproses oleh Polrestabes Bandung. Untuk anak-anak yang diamankan karena terlibat aksi vandalisme dan anarkistis, polisi akan menerapkan Undang-undang Perlindungan Anak.
"Dalam penanganannya khusus. Proses penyidikan dan waktunya pun khusus. Namun demikian, kami masih mendalami satu persatu bagaimana mereka dapat informasi untuk berkumpul dan melakukan tindakan yang kami anggap secara masif dan sistematis melakukan vandalisme serta kegiatan yang merugikan masyarakat Kota Bandung," kata Truno di Mapolrestabes Bandung.
Menurut Truno, anggota kelompok massa Anarco berasal dari kawasan Bandung Raya, Kota/Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Cimahi. Namun polisi masih mendalami karena ada kemungkinan para remaja itu ada juga yang berasal dari luar Bandung.
"Setelah didata, anggota kelompok Anarco yang diamankan di Mapolrestabes Bandung dan Monju (Monumen Perjuangan Rakyat Jabar), sebanyak 400 remaja," ujar dia.
Disinggung tujuan polisi menggunduli para remaja yang terlibat vandalisme dan anarkistis, Kabid Humas menuturkan, sanksi itu diterapkan untuk aspek pembinaan dan efek jera, serta memudahkan petugas mengidentifikasi mereka. "Untuk selanjutnya, setelah didata, mereka akan dikembalikan ke orang tuanya," tutur Kabid Humas.
Truno menyatakan, para buruh yang menggelar peringatan May Day di depan Gedung Sate, sangat keberatan dengan aksi anarkistis yang dilakukan kelompok Anarcos. Bahkan, perwakilan buruh akan melapor ke Polrestabes Bandung karena kelompok Anarcos merusak mobil komando yang dibawa buruh.
"Nanti Ketua KSPSI Roy Jinto akan memberikan keterangan karena merasa dirugikan oleh kelompok Anarcos. Bukan hanya buruh, warga Bandung pun sangat komplain. Makanya akan dilakukan tindakan oleh pihak Polrestabes," ungkap dia.
Disinggung soal dugaan bahwa kelompok Anarco hendak memprovokasi buruh agar melakukan tindakan anarkistis, Truno menegaskan, buruh saat ini sudah cerdas. Persiapan untuk May Day telah dikoordinasikan dengan Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto dan Panglima Kodam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono.
"Terkait dugaan penyusupan seperti ini justru kami dapatkan informasi dari rekan buruh. Dengan adanya ini (aksi kelompok Anarco), justru buruh merasa tercoreng. Setelah semua peringatan May Day di seluruh Indonesia, termasuk di Bandung berjalan aman damai, justru tercoreng oleh aksi kelompok lain," tegas Truno.
(pur)