Membumikan Pancasila, Menyatukan Keragaman di Bawah Naungan NKRI
A
A
A
TABANAN - Panggung Garuda Wisnu Serasi (GWS) Tabanan menjadi saksi sejarah pergelaran pembukaan Tabanan Harmony Festival (THF) I, Jumat (26/4/2019) oleh Pemkab Tabanan. Festival THF yang berlangsung hingga Sabtu (27/4/2019) ini bertujuan membumikan Pancasila dan menyatukan keragaman di bawah naungan NKRI dengan tema Harmony & Unity Membangun Pariwisata Daerah dalam Keharmonisan dan Kebersamaan.
Pembukaan yang dimulai pukul 19.30 Wita diisi dengan pentas seni budaya dari perwakilan 6 Agama yang ada di Tabanan, yakni Islam, Protestan, Katholik, Hindu, Budha dan Khonghucu, yang dibalut dengan tema kebersamaan yang dipilih oleh masing-masing perwakilan.
Kegiatan yang berlangsung penuh dengan suausana damai tersebut dihadiri Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Wakil Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Raja Tabanan Ida Cokorda Anglurah Tabanan, Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe, Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, Ny. Bintang Puspayoga, Putri dari Kyai Haji Ma'ruf Amin, Siti Makrifah, Plt Ketua BPIP (Badan Pembina Ideologi Pancasila) Hariyono, Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya dan sejumlah unsur intansi mulai dari Ombudsman, tokoh agama di Bali dan sejumlah pimpinan media di Bali. Yang diawali dengan doa bersama dipimpin oleh enam pemuka agama.
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan pidato kebangsaan oleh Megawati Soekarno Putri yang dalam hal ini diwakili oleh Plt. BPIP Hariyono. Pidato tersebut antara lain mengatakan, dalam catatan sejarah Bali adalah tanah kelahiran Ibunda Proklamator RI, Soekarno.
“Bung Karno mengatakan Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara dan meja statis yang menyatukan semua elemen Bangsa Indonesia tetapi Pancasila juga sebagai alat pemandu bangsa dimana nilai-nilainya menuntun bangsa Indonesia menjadi lebih adil dan sejahtera,” ujar Hariyono.
Ia melanjutkan hendaknya THF ini menjadi refleksi dan menuntun bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Terlebih baru-baru ini bangsa Indonesia baru saja menggelar pemilu yang memilih Presiden dan Legislatif. Usai perhelatan yang berjalan aman tersebut hendaknya perbedaan yang terjadi karena pilihan dikembalikan identitasnya sebagai warga negara Indonesia yang berdemokrasi.
“Peringatan HUT setiap tanggal 17 Agustus adalah peringatan kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan demokrasi. Jika demokrasi artinya Pemimpin dipilih oleh rakyat. Karenanya kita harus menghargai dan menunggu hasil akhir dari KPU,” ujarnya.
Ia menambahkan dengan penyelanggaraan THF bisa diambil hikmatnya, karena hanya dengan bersatu, rukun dan harmoni, kehidupan akan bahagia. “Seperti kata Bung Karno kita bisa menjadi bangsa yang kuat, berkedaulatan dan maju jika kita bersatu. Karenanya mari kita bersatu dan menegakkan Pancila karena Pancasila yang menyatukan kita dan menuntun kita menjadi bangsa yang maju,” tegas Hariyono.
Sebelumnya Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, mengatakan tujuan diselanggarakan THF yaitu untuk membumikan dan menegakkan Pancasila sebagai ideologi negara dan menyatukan perbedaan dibawah naungan NKRI serta menegakkan rasa kebersamaan. Ia mengharapkan THF ini akan menginspirasi daerah lain untuk menggaungkan kerukunan di masyarakat.
“Saya berharap Tabanan bisa menggaungkan kerukunan di daerah lain. Karena meski Tabanan daerah kecil diharapkan selalu berprestasi karena kerukunannya,” ujarnya.
Pidato kebangsaan juga dibawakan oleh Kyai Haji Ma'ruf Amin lewat video. Ia mengatakan Pancasila adalah titik temu dan menyatukan elemen bangsa Indonesia yang banyak dan beraneka ragam.
“Pendiri bangsa memikirkan cara untuk menyatukan perbedaan dan keragaman itu dan Pancasila adalah solusinya. Karenanya Pancasila harus menjadi perekat dan inspirasi dalam kehidupan,” ujarnya.
Acara THF dilanjutkan dengan deklarasi membumikan Pancasila yang dilakukan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tabanan dan diisi acara hiburan yang berasal dari seni budaya dari enam agama yang ada di Indonesia. Diakhiri oleh penampillan band lokal Bali yakni Joni Agung & Double T.
Pembukaan yang dimulai pukul 19.30 Wita diisi dengan pentas seni budaya dari perwakilan 6 Agama yang ada di Tabanan, yakni Islam, Protestan, Katholik, Hindu, Budha dan Khonghucu, yang dibalut dengan tema kebersamaan yang dipilih oleh masing-masing perwakilan.
Kegiatan yang berlangsung penuh dengan suausana damai tersebut dihadiri Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Wakil Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Raja Tabanan Ida Cokorda Anglurah Tabanan, Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe, Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, Ny. Bintang Puspayoga, Putri dari Kyai Haji Ma'ruf Amin, Siti Makrifah, Plt Ketua BPIP (Badan Pembina Ideologi Pancasila) Hariyono, Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya dan sejumlah unsur intansi mulai dari Ombudsman, tokoh agama di Bali dan sejumlah pimpinan media di Bali. Yang diawali dengan doa bersama dipimpin oleh enam pemuka agama.
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan pidato kebangsaan oleh Megawati Soekarno Putri yang dalam hal ini diwakili oleh Plt. BPIP Hariyono. Pidato tersebut antara lain mengatakan, dalam catatan sejarah Bali adalah tanah kelahiran Ibunda Proklamator RI, Soekarno.
“Bung Karno mengatakan Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara dan meja statis yang menyatukan semua elemen Bangsa Indonesia tetapi Pancasila juga sebagai alat pemandu bangsa dimana nilai-nilainya menuntun bangsa Indonesia menjadi lebih adil dan sejahtera,” ujar Hariyono.
Ia melanjutkan hendaknya THF ini menjadi refleksi dan menuntun bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Terlebih baru-baru ini bangsa Indonesia baru saja menggelar pemilu yang memilih Presiden dan Legislatif. Usai perhelatan yang berjalan aman tersebut hendaknya perbedaan yang terjadi karena pilihan dikembalikan identitasnya sebagai warga negara Indonesia yang berdemokrasi.
“Peringatan HUT setiap tanggal 17 Agustus adalah peringatan kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan demokrasi. Jika demokrasi artinya Pemimpin dipilih oleh rakyat. Karenanya kita harus menghargai dan menunggu hasil akhir dari KPU,” ujarnya.
Ia menambahkan dengan penyelanggaraan THF bisa diambil hikmatnya, karena hanya dengan bersatu, rukun dan harmoni, kehidupan akan bahagia. “Seperti kata Bung Karno kita bisa menjadi bangsa yang kuat, berkedaulatan dan maju jika kita bersatu. Karenanya mari kita bersatu dan menegakkan Pancila karena Pancasila yang menyatukan kita dan menuntun kita menjadi bangsa yang maju,” tegas Hariyono.
Sebelumnya Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, mengatakan tujuan diselanggarakan THF yaitu untuk membumikan dan menegakkan Pancasila sebagai ideologi negara dan menyatukan perbedaan dibawah naungan NKRI serta menegakkan rasa kebersamaan. Ia mengharapkan THF ini akan menginspirasi daerah lain untuk menggaungkan kerukunan di masyarakat.
“Saya berharap Tabanan bisa menggaungkan kerukunan di daerah lain. Karena meski Tabanan daerah kecil diharapkan selalu berprestasi karena kerukunannya,” ujarnya.
Pidato kebangsaan juga dibawakan oleh Kyai Haji Ma'ruf Amin lewat video. Ia mengatakan Pancasila adalah titik temu dan menyatukan elemen bangsa Indonesia yang banyak dan beraneka ragam.
“Pendiri bangsa memikirkan cara untuk menyatukan perbedaan dan keragaman itu dan Pancasila adalah solusinya. Karenanya Pancasila harus menjadi perekat dan inspirasi dalam kehidupan,” ujarnya.
Acara THF dilanjutkan dengan deklarasi membumikan Pancasila yang dilakukan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tabanan dan diisi acara hiburan yang berasal dari seni budaya dari enam agama yang ada di Indonesia. Diakhiri oleh penampillan band lokal Bali yakni Joni Agung & Double T.
(akn)