BKSDA: Keragaman Hayati Hutan Batangtoru Tetap Dilindungi

Senin, 15 April 2019 - 14:40 WIB
BKSDA: Keragaman Hayati...
BKSDA: Keragaman Hayati Hutan Batangtoru Tetap Dilindungi
A A A
TAPANULI SELATAN - Kawasan hutan Batangtoru, Tapanuli Selatan , Sumatera Utara sejak dulu sudah dikenal memiliki kekayaan keragaman hayati. Terdapat 67 spesies mamalia (dari 21 famili), 287 spesies burung, 110 spesies herpetofauna.
Dari beberapa sumber yang dihimpun, kekayaan keanekaragaman flora juga beragam yaitu sekitar 688 spesies tumbuhan dari 137 famili (Perbatakusumaet al., 2006).

Beberapa spesies satwa liar yang menjadi kekayaan keanekaragaman hayati di kawasan hutan Batangtoru merupakan spesies yang dilindungi sesuai PP Nomor 7 Tahun 1999. Statusnya terancam punah sesuai kategori IUCN dan peredarannya dibatasi sesuai kategori CITES (Convention International of Trade of Endagered Species). (Baca Juga: PLTA Batangtoru Ramah Lingkungan dan Irit Lahan)

Tercatat, sebanyak 20 spesies (jenis) yang dilindungi, 12 spesies termasuk dalam kategori terancampunah dan 14 spesies termasuk dalam daftar Appendix CITES. Satwa liar mamalia yang terancam dan dilindungi, antara lain orangutan Sumatra (Pongo abelii), harimau Sumatera (Panthera tigris Sumatrae), beruang madu (Helarctosmalayanus), kukang (Nycticebuscoucang), kambing hutan Sumatra (Naemorhedussumatrensis), tapir (Tapirus indicus), dan kucing emas (Pardofelismarmomata).

Taksa herpetofauna yang terancam bahaya kepunahan dan dilindungi di antaranya terdapat 4 spesies bersifat endemik, 5 spesies terancam punah secara global, dan 7 spesies digolongkan kedalam daftar Appendix CITES. Sementara itu, status konservasi satwa burung tercatat sebanyak 51 spesies yang dilindungi. 61 spesies termasuk dalam kategori terancam punah dan 8 spesies termasuk dalam daftar Appendix CITES.

Khusus untuk satwa burung, terdapat 21 spesies migran, 8 spesies endemik dan 4 spesies yang berkontribusi dalam pembentukan kawasan Endemic Bird Area (Perbatakusumaet al., 2006).

Selain kekayaan satwa liar, Hutan Batang Toru juga memiliki kekayaan tumbuhan (flora) yang cukup tinggi. Dari sekitar 688 spesies flora yang diketahui, 138 spesies di antaranya diketahui dapatmenjadi sumber pakan orangutan Sumatra dan 9 spesies flora merupakan jenis baru. Selain itu, terdapat 8 spesies flora yang terancam bahaya kepunahan, 3 spesies merupakan endemik Sumatera, dan 4 spesies dilindungi oleh PP Nomor 7 Tahun 1999, seperti Rafflesiagadutensis Meijer dan Nepenthes Sumatrana (Miq.)Becc.

Kawasan ini juga menyimpan populasi flora yang memiliki bunga raksasa, yaitu AmorphaphalusbaccaridanAmorphophalusgigas (Perbatakususmaet al., 2006).

Gunawan Alza, Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wil III Padangsidimpuan mengatakan saat ini pemerintah terus melakukan yang terbaik dalam melindungi kepunahan dan menjaga kekayaan keragaman hayati hutan Batangtoru.

”Banyak spesies dilindungi di sana, seperti, orangutan (Pongo Tapanuliensis), harimau, tapir, kambing hutan dan banyak lagi,” ujarnya di Padangsidimpuan.

Lebih lanjut dia mengatakan, usaha yang dilakukan untuk melindungi satwa yang dilindungi tersebut di antaranya patroli rutin. ”Kadang, patroli tersebut dilakukan dua hari selama satu minggu. Pokoknya, patroli harus dilakukan setiap minggunya,” imbuhnya.

Ditanya tentang dampak keberadaan perusahaan PLTA Batangtoru , Gunawan menegaskan, setiap pembangunan tersebut pasti memiliki dampak. Namun, ada yang tidak bisa ditolerir.

Khusus PLTA Batangtoru, hingga saat ini, belum ada dampak yang membahyakan. Karena karena perusahaan itu juga sangat berkontribusi melindungi satwa yang ada di dalam kawasan Hutan Batangtoru.

Salah satu kontribusi yang diberikan mereka, dengan menyediakan dan menanam pakan-pakan orangutan. Selanjutnya, mereka juga membangun koridor dan tempat penyeberangan. ”Kadang, kami bersama dengan tim mereka melakukan patroli,” jelasnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3160 seconds (0.1#10.140)