80 Pelaku UMKM di Kota Gorontalo Segera Kantongi Sertifikat HKI
A
A
A
GORONTALO - Sebanyak 80 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kota Gorontalo, segera memiliki sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Nasional melalui sosialisasi dan fasilitasi pendaftaran HKI, yang dibegalar BEKRAF di Maqna Hotel Gorontalo Kamis (11/04/2019) siang.
Menurut Prasetyo Hadi Purwandoko, kegiatan yang bekerjasama dengan Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, serta Badan Pengelola Usaha Universitas Sebelas Maret Surakarta ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat pendaftaran HKI yang dilakukan oleh pelaku ekonomi kreatif, karena keterbatasan pengetahuan dan biaya yang cukup mahal. Kehadiran BEKRAF dan UNS di Kota Gorontalo ini, guna memberikan kemudahan bagi pelaku ekonomi kreatif mendapatkan pelayanan fasilitasi.
"Termasuk memberikan pemahaman tentang HKI, pentingnya HKI, dan perlindungan hukumnya. Serta membantu komunitas bekraf dan pelaku ekonomi kreatif untuk mendaftarkan HKI, melalui bantuan teknis dan finasial untuk komunitas ekonomi kreatif dalam mendaftarkan HKI," ujar Prasetyo.
Selain itu, manfaat dari kegiatan ini adalah pelaku ekonomi kreatif bisa mendaftarkan kekayaan intelektual mereka, secara gratis. Baik itu hak cipta, merek, dan desain industri. Tahun ini merupakan tahun ketiga kerja sama Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi BEKRAF, dengan badan pengelola usaha UNS.
"Sasaran kegiatan ini, pelaku UMKM yang tergabung dalam binaan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Kota Gorontalo, maupun pelaku ekonomi kreatif yang tergabung dalam komunitas di Kota Gorontalo. Target HKI yang diharapkan dapat didaftarkan hasil dari kerja sama tahun 2019, sebanyak 620 HKI," tambah Prasetyo.
Kota Gorontalo merupakan kota keempat, yang didatangi setelah Kota Tangerang. Target HKI yang akan didaftarkan dari kegiatan di Tangerang ini adalah sejumlah 30 dari pelaku umkm binaan dinas, dan 50 pelaku ekonomi kreatif yang tergabung dalam komunitas.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNS, Widodo Muktiyo, menjelaskan, kegiatan tersebut adalah peluang besar bagi pelaku ekonomi kreatif Kota Gorontalo, untuk menjadi Ekrafpreneur. Apalagi di daerah tersebut banyak UMKM yang sudah naik kelas, serta memiliki produk-produk UMKM yang sangat luar biasa.
"Untuk mengetahui hal kecil harus mengubah perilaku, sedangkan untuk mengetahui hal besar harus mengubah pola pikir sebagai tolok ukur sebuah kesuksesan. Untuk sukses jadi entrepreneur itu sekarang tidak susah, cukup jadi trendsetter," singkat Widodo.
Wali Kota Gorontalo Marten Taha sendiri mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih dan mendukung program kegiatan yang dilaksanakan oleh USN dan BEKRAF Nasional. Karena bertujuan memberikan jaminan terhadap pelaku UMKM lokal, dalam mengembangkan usaha mereka salah satunya dengan memiliki sertifikat yang sah.
"Kegiatan ini sangat baik dan bermanfaat serta penting. Jika dilihat dari perkembangan Kota Gorontalo terus mengalami peningkatan yang signifikan di bidang perekonomian ekonomi kreatif. Dibuktikan dengan setiap tahunnya pelaku UMKM bertambah dan sekarang berjumlah 11.640. HKI ini adalah salah satu tantangan bagi setiap pelaku usaha di Kota Gorontalo, sehingga kedepan selain menjadi mandiri dan maju, pelaku UMKM ini harus dapat perlindungan dari produk-produk mereka," tutur Marten.
Menurut Prasetyo Hadi Purwandoko, kegiatan yang bekerjasama dengan Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, serta Badan Pengelola Usaha Universitas Sebelas Maret Surakarta ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat pendaftaran HKI yang dilakukan oleh pelaku ekonomi kreatif, karena keterbatasan pengetahuan dan biaya yang cukup mahal. Kehadiran BEKRAF dan UNS di Kota Gorontalo ini, guna memberikan kemudahan bagi pelaku ekonomi kreatif mendapatkan pelayanan fasilitasi.
"Termasuk memberikan pemahaman tentang HKI, pentingnya HKI, dan perlindungan hukumnya. Serta membantu komunitas bekraf dan pelaku ekonomi kreatif untuk mendaftarkan HKI, melalui bantuan teknis dan finasial untuk komunitas ekonomi kreatif dalam mendaftarkan HKI," ujar Prasetyo.
Selain itu, manfaat dari kegiatan ini adalah pelaku ekonomi kreatif bisa mendaftarkan kekayaan intelektual mereka, secara gratis. Baik itu hak cipta, merek, dan desain industri. Tahun ini merupakan tahun ketiga kerja sama Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi BEKRAF, dengan badan pengelola usaha UNS.
"Sasaran kegiatan ini, pelaku UMKM yang tergabung dalam binaan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Kota Gorontalo, maupun pelaku ekonomi kreatif yang tergabung dalam komunitas di Kota Gorontalo. Target HKI yang diharapkan dapat didaftarkan hasil dari kerja sama tahun 2019, sebanyak 620 HKI," tambah Prasetyo.
Kota Gorontalo merupakan kota keempat, yang didatangi setelah Kota Tangerang. Target HKI yang akan didaftarkan dari kegiatan di Tangerang ini adalah sejumlah 30 dari pelaku umkm binaan dinas, dan 50 pelaku ekonomi kreatif yang tergabung dalam komunitas.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNS, Widodo Muktiyo, menjelaskan, kegiatan tersebut adalah peluang besar bagi pelaku ekonomi kreatif Kota Gorontalo, untuk menjadi Ekrafpreneur. Apalagi di daerah tersebut banyak UMKM yang sudah naik kelas, serta memiliki produk-produk UMKM yang sangat luar biasa.
"Untuk mengetahui hal kecil harus mengubah perilaku, sedangkan untuk mengetahui hal besar harus mengubah pola pikir sebagai tolok ukur sebuah kesuksesan. Untuk sukses jadi entrepreneur itu sekarang tidak susah, cukup jadi trendsetter," singkat Widodo.
Wali Kota Gorontalo Marten Taha sendiri mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih dan mendukung program kegiatan yang dilaksanakan oleh USN dan BEKRAF Nasional. Karena bertujuan memberikan jaminan terhadap pelaku UMKM lokal, dalam mengembangkan usaha mereka salah satunya dengan memiliki sertifikat yang sah.
"Kegiatan ini sangat baik dan bermanfaat serta penting. Jika dilihat dari perkembangan Kota Gorontalo terus mengalami peningkatan yang signifikan di bidang perekonomian ekonomi kreatif. Dibuktikan dengan setiap tahunnya pelaku UMKM bertambah dan sekarang berjumlah 11.640. HKI ini adalah salah satu tantangan bagi setiap pelaku usaha di Kota Gorontalo, sehingga kedepan selain menjadi mandiri dan maju, pelaku UMKM ini harus dapat perlindungan dari produk-produk mereka," tutur Marten.
(akn)