Pemerintah Kota Pekalongan Gelar Istighotsah dan Doa Bersama
A
A
A
PEKALONGAN - Dalam rangka memperingati hari jadi kota pekalongan ke-113, Pemerintah Kota Pekalongan gelar istighotsah dan doa bersama seluruh elemen masyarakat, Senin (1/4/2019) di lapangan Jetayu Kota Pekalongan.
Sebelum dilakukan istghotsah dan doa bersama, Wali Kota Pekalongan HM Saelany Machfudz SE bersama Forkompinda dan jajaran Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mengarak gunungan nasi megono menuju lapangan Jetayu.
Dengan mengenakan sarung batik dan baju putih, tampak rombongan berjalanan menyusuri jalan sambil diiringi rebana berginjing. Setiba di Jetayu, Walikota dan rombongan juga menyempatkan untuk salat dhuha berjamaah di masjid Al Ikhlas Jetayu dilanjutkan dengan deklarasi hari jadi ke-113 di landmark batik lapangan Jetayu.
Walikota Pekalongan HM Saelany Machfudz SE mengatakan bahwa pada tahun ini mengangkat tema Rasa Swarga Gapuraning Bhumi Pahatkan Pesona Karya Sejahtera Mandiri Tergenggam Bersama Budaya.
“Melalui tema ini, kita diajak untuk terus berkarya, berbuat untuk kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat, yang terus menerus senantiasa kita kita upayakan,” kata Walikota dalam sambutannya.
Sebagai perwujudan dengan tema hari jadi tahun ini, Walikota Pekalongan mengatakan bahwa sarung batik akan senantiasa di-booming-kan guna mendorong perekonomian masyarakat Kota Pekalongan.
Hal tersebut selaras dengan visi Pemerintah Kota Pekalongan, yakni Terwujudnya Kota Pekalongan yang lebih sejahtera, mandiri dan berbudaya berdasarkan nilai-nilai religiusitas.
“Penggunaan kain sarung batik, yang kita kenakan hari ini, dan yang akan kita launching pada Resepsi Hari Jadi besok malam, merupakan salah satu perwujudan dari kata mandiri, sejahtera dan religius,” kata Saelany.
Pelaksanaan istighotsah tersebut diakhiri dengan pemotongan tumpeng gunungan nasi megono oleh Walikota Pekalongan dan diberikan kepada perwakilan elemen tokoh masyarakat. Usai pemotongan, masyarakat pun langsung berebut gunungan nasi megono di depan panggung utama.
Sebelum dilakukan istghotsah dan doa bersama, Wali Kota Pekalongan HM Saelany Machfudz SE bersama Forkompinda dan jajaran Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mengarak gunungan nasi megono menuju lapangan Jetayu.
Dengan mengenakan sarung batik dan baju putih, tampak rombongan berjalanan menyusuri jalan sambil diiringi rebana berginjing. Setiba di Jetayu, Walikota dan rombongan juga menyempatkan untuk salat dhuha berjamaah di masjid Al Ikhlas Jetayu dilanjutkan dengan deklarasi hari jadi ke-113 di landmark batik lapangan Jetayu.
Walikota Pekalongan HM Saelany Machfudz SE mengatakan bahwa pada tahun ini mengangkat tema Rasa Swarga Gapuraning Bhumi Pahatkan Pesona Karya Sejahtera Mandiri Tergenggam Bersama Budaya.
“Melalui tema ini, kita diajak untuk terus berkarya, berbuat untuk kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat, yang terus menerus senantiasa kita kita upayakan,” kata Walikota dalam sambutannya.
Sebagai perwujudan dengan tema hari jadi tahun ini, Walikota Pekalongan mengatakan bahwa sarung batik akan senantiasa di-booming-kan guna mendorong perekonomian masyarakat Kota Pekalongan.
Hal tersebut selaras dengan visi Pemerintah Kota Pekalongan, yakni Terwujudnya Kota Pekalongan yang lebih sejahtera, mandiri dan berbudaya berdasarkan nilai-nilai religiusitas.
“Penggunaan kain sarung batik, yang kita kenakan hari ini, dan yang akan kita launching pada Resepsi Hari Jadi besok malam, merupakan salah satu perwujudan dari kata mandiri, sejahtera dan religius,” kata Saelany.
Pelaksanaan istighotsah tersebut diakhiri dengan pemotongan tumpeng gunungan nasi megono oleh Walikota Pekalongan dan diberikan kepada perwakilan elemen tokoh masyarakat. Usai pemotongan, masyarakat pun langsung berebut gunungan nasi megono di depan panggung utama.
(akn)