Petani Luwu Curhat ke Mentan Amran Sulaiman

Senin, 11 Maret 2019 - 17:49 WIB
Petani Luwu Curhat ke...
Petani Luwu Curhat ke Mentan Amran Sulaiman
A A A
BELOPA - Persoalan yang dialami oleh petani di Kabupaten Luwu selama ini ternyata cukup kompleks. Mulai dari persoalan harga, pupuk hingga pada persoalan bibit. Hal ini membuat sejumlah petani di Luwu menjerit karena hasil yang mereka capai tidak sesuai harapan.

Dalam kunjungan di Kabupaten Luwu, Senin (11/3/2019) Menteri Pertanian Amran Sulaiman, menerima curhat sejumlah petani yang selama ini merasa tidak digubris oleh Dinas Pertanian Kabupaten Luwu.

Andi Sayifullah, satu di antara ribuan petani di Luwu mendapat kesempatan berbicara langsung kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Andi mengeluhkan soal kelangkaan pupuk. "Ada permainan distribusi pupuk oleh distributor bernama Supu, harganya dipermainkan," ujarnya.

Selain harga pupuk, Andi mengungkapkan bahwa petani di Luwu lebih memilih menjual gabah mereka ke pengusaha dari Kabupaten Luwu ketimbang ke Bulog. "Harga Bulog rendah, tentu kami lebih memilih menjual gabah ke pengusaha yang membeli dengan harga tinggi, di sisi lain biaya produksi kami tinggi," katanya.

Andi bercerita, bersama sejumlah petani di Luwu dia sudah mengeluhkan kondisi mereka kepada pemerintah namun tidak pernah mendapat hasil. Harga jual gabah hingga saat ini di Luwu sangat rendah sehingga merugikan petani.

Menanggapi aduan soal permainan penjualan dan harga pupuk di Kabupaten Luwu, Mentan meminta aparat Polda Sulsel utamanya Polres Luwu untuk menyelidiki.

"Polres dan Polda silahkan dicek informasi ini, kalau ada permainan silakan diproses. Distributor yang mempermainkan pukul saya akan cabut izinya, begitu polisi temukan bukti hari ini juga izinnya saya cabut, penjarakan mereka, saya lebih pilih petani dari pada distributor," tegasnya.

Selain petani sawah, petani kakao (cokelat), cengkeh dan lada di Kabupatenn Luwu juga mengeluhkan hal yang sama. Mereka berharap, melalui Mentan Amran yang merupakan putra kelahiran Sulsel, membantu petani Kabupaten Luwu.

Mentan Amran dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Luwu membagikan bantuan 1 juta batang bibit kakao untuk Luwu Raya dan menambahkan bantuan 500 ribu bibit kakao untuk Sulsel. Juga menyerahkan bantuan kambing, puluhan alat sistem pertanian atau alsintan.

Mentan Amran pada kesempatan tersebut menyampaikan, upaya pemerintah dalam pengendalian TBK yakni hama penggerak pada buah kakao adalah melakukan pendampingan yang laten. Karenanya, Kementan telah mengangkat Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam jumlah banyak yaitu, 600 ribu PPL di tahun 2018.

"Kini akan diangkat lagi sebanyak 11 ribu sampai 12 ribu PPL ditahun 2019. Jadi, sudah ada sekitar 19 ribu PPL yang sudah kita angkat dan rencananya akan kita angkat semua. Olehnya itu, jika ada PPL yang tidak melaksanakan tugas mereka laporkan juga, biar nanti kami usulkan penundaan pengangkatan mereka," katanya.

Dalam kesempatan yang sama Bupati Luwu, H. Basmin Mattayang, mengapresiasi program dan kebijakan Kementan dalam upaya mengembalikan kejayaan rempah di Indonesia, khususnya Kakao.

"Produktifitas kakao petani hingga saat ini semakin menurun karena umur tanaman yang sudah tua. Oleh karena itu, peremajaan yang diupayakan oleh Kementan sangat disambut gembira oleh petani termasuk kami pemerintah daerah," ujarnya.

"Sepanjang tahun 2018, produksi kakao 24.260 ton, dengan luas lahan 35.311 hektar. Jika kebijakan ini jalan, kami yakin dan pastikan dapat meningkatkan pendapatan petani kakao khususnya di Kabupaten Luwu. Olehnya itu, kami sangat mengparesiasi upaya tersebut dan upaya pasca-panen, seperti pengembangan industri pengelohan, semoga bisa dibangun di Luwu agar pendapatan dan kesejahteraan petanai semakin naik," tambahnya.

Bukan hanya persoalan pertanian, Bupati Luwu, pada sambutannya juga meminta kepada Menteri Pertanian sebagai putera terbaik Sulsel yang memiliki kedekatan dengan Presiden Joko Widodo, sebagai penyambung lidah masyarakat Tana Luwu tentang pemekaran Luwu Tengah agar bisa diwujudkan tahun ini.
(akn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1120 seconds (0.1#10.140)