Raja Luat Sipirok: Dari Awal Kami Sudah Dukung PLTA Batangtoru

Rabu, 06 Maret 2019 - 15:12 WIB
Raja Luat Sipirok: Dari...
Raja Luat Sipirok: Dari Awal Kami Sudah Dukung PLTA Batangtoru
A A A
TAPANULI SELATAN - 'Jangan Salah menilai. Sepenggal kalimat itu keluar dari Raja Luat Sipirok, Edwar Siregar, ketika ditemui di kediamannya (Bagas Godang) Sipirok, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut).

Bukan tanpa alasan mengeluarkan kalimat itu. Berbagai gunjingan dari sekelompok orang sudah diterimanya. Namun, tuduhan dan fitnah tersebut tidak menghalanginya untuk mendukung percepatan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru.

Tentunya, sebagai seorang keturunan raja, tokoh adat, laki-laki yang bergelar Sutan Parlindungan Suangkupon, segala sikap dan perbuatan harus mengacu kepada kepentingan masyarakat. Bagi anak pertama dari enam bersaudara itu, posisi sebagai keturunan orang terpandang di daerah itu akan dia peruntukkan kepada masyarakat.

Cicit kandung dari Raja (Kepala Huria) Sipirok, Almarhum Patuan Natigor Suangkupon Siregar mengungkapkan, alasan utama dia mendukung keberadaan PLTA Batangtoru yaitu untuk percepatan peningkatan ekonomi masyarakat yang ada di wilayah Sipirok. Laki-laki anak dua itu menilai, keberadaan perusahaan itu akan banyak menampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi warga yang menganggur.

Secara tidak langsung, keberadaan perusahaan itu akan membuat peluang usaha bagi masyarakat. "Saya hanya mau melihat masyarakat di wilayah ini tidak menganggur dan punya usaha," ujarnya ketika berbincang dengan SINDOnews di kediamannya Senin kemarin (4/3/2019).

Sebagai perusahaan besar yang sudah mengeluarkan investasi, tentunya akan mengkaji semua persyaratan operasional. Sehingga, dia tidak ragu bahwa perusahaan sudah memiliki segala bentuk izin yang diperlukan.

Dia menyakini bahwa, perusahaan tersebut akan menjaga alam dimana tempat beroperasi. Sebab, PLTA Batangtoru ketergantungan dengan air, sehingga mau tidak mau akan menjaga alam. "Tentunya, para pemilik perusahaan tidak mau rugi, salah satunya cara agar mereka tidak rugi adalah dengan menjaga alam, sehingga bahan baku (air) tetap terjaga," imbuhnya.

Suami dari Asna Wati Ritonga itu juga menilai, perusahaan akan mampu menjaga kelangsungan hidup satwa-satwa yang ada di wilayah operasionalnya. Salah satu contoh yang sudah dilakukan perusahaan dengan menanam pakan satwa seperti pohon jengkol, petai.

"Ini bentuk perhatian yang pantas diapresiasi, karena mereka benar-benar melindungi makhluk hidup yang ada di wilayah operasional,"imbuhnya.

Didampingi saudara kandungnya, Rony Maas Siregar, Edwar juga mengatakan, usaha perusahaan bukan hanya sampai disitu, bahkan mereka sudah membangun koridor-koridor satwa. "Sarana pelintasan satwa juga dibangun dan ini bukti kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar," tandasnya.

Dia berharap kepada seluruh elemen masyarakat terutama kelompok-kelompok yang selama ini kurang mendukung, agar introspeksi. Sehingga, proyek strategis nasional itu secepatnya beroperasi. "Mari introfeksi diri, percayakan kepada pemerintah dan ahlinya. Bahwa, perusahaan itu akan memberikan dampak positif bagi masyarakat," tandasnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1225 seconds (0.1#10.140)