Bandung Barat Dilanda Pergerakan Tanah, Bupati Minta Warga Waspada
A
A
A
BANDUNG BARAT - Ada 12 titik di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat dilanda bencana pergerakan tanah, banjir bandang, puting beliung, dan longsor. Kondisi itu terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
"Kami menerima informasi sejak Sabtu (23/2/2019) lalu hingga hari ini ada bencana longsor, pergeseran tanah, hingga angin kencang (puting beliung) dengan total kejadian sebanyak 12 titik lokasi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, Duddy Prabowo, Senin (25/2/2019).
Duddy menyebutkan, tidak ada korban jiwa dalam sejumlah bencana tersebut dan hanya menimbulkan kerusakan rumah serta fasilitas umum. Petugas BPBD, Muspika, dan relawan sudah disebar ke sejumlah lokasi yang terdampak bencana untuk mengantisipasi terjadinya bencana susulan. Ini dikarenakan sekarang setiap hari selalu turun hujan disertai angin kencang.
Bencana alam tersebut seperti terjadi di Kampung Cijere RT 02/RW 05, Desa Puncaksari, Kecamatan Singdangkerta, sebuah tembok penahan tebing (TPT) ambruk yang menyebabkan tiang telepon roboh menghalangi jalan. Pergerakan tanah terjadi di Kampung Cibeura RT 04/RW 12, Desa Sukamanah, Kecamatan Rongga merusak satu rumah milik Wawan yang dihuni tiga jiwa.
Kemudian pergerakan tanah juga terjadi di Kampung Cibukur RT 05/RW 15, Desa Gunungmasigit, Kecamatan Cipatat mengancam 4 rumah yang dihuni 20 jiwa. Kejadian serupa menyebabkan dapur rumah milik Supadi warga Kampung Babakan Slamet RT 02/RW 01, Desa Padaasih, Kecamatan Cisarua, juga terbawa longsor. Sementara banjir bandang terjadi di Kampung/Desa Cangkorah, Kecamatan Batujajar, merendam 20 rumah yang ditinggali 71 jiwa dengan ketinggian air dari hingga satu meter.
"Kalau angin puting beliung terjadi di Kampung Pasir Panjang RT 02/RW 02, Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, yang mengakibatkan satu rumah roboh. Kepada keluarga yang rumahnya rusak parah kami sarankan untuk mengungsi, sementara yang rusak ringan secara gotong royong bersama warga langsung dibenahi," tuturnya.
Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna meminta kepada masyarakat KBB agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan, terutama yang bertempat tinggal di lokasi rawan longsor. Kepada petugas kewilayahan seperti camat dan kepala desa harus rajin turun ke masyarakat guna mengenali potensi bencana yang kemungkinan terjadi. Jika sudah ada tanda-tanda bakal terjadi bencana segera berkoordinasi dengan petugas BPBD.
"Sekarang kan intensitas hujan sedang tinggi jadi masyarakat harus waspada, kenali sedini mungkin potensi bencana di lingkungan masing-masing. Kalau ada laporkan ke petugas, saya juga kaget ternyata di ada banjir bandang KBB karena biasanya bencananya seperti longsor, pergerakan tanah, atau puting beliung," sebutnya.
"Kami menerima informasi sejak Sabtu (23/2/2019) lalu hingga hari ini ada bencana longsor, pergeseran tanah, hingga angin kencang (puting beliung) dengan total kejadian sebanyak 12 titik lokasi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, Duddy Prabowo, Senin (25/2/2019).
Duddy menyebutkan, tidak ada korban jiwa dalam sejumlah bencana tersebut dan hanya menimbulkan kerusakan rumah serta fasilitas umum. Petugas BPBD, Muspika, dan relawan sudah disebar ke sejumlah lokasi yang terdampak bencana untuk mengantisipasi terjadinya bencana susulan. Ini dikarenakan sekarang setiap hari selalu turun hujan disertai angin kencang.
Bencana alam tersebut seperti terjadi di Kampung Cijere RT 02/RW 05, Desa Puncaksari, Kecamatan Singdangkerta, sebuah tembok penahan tebing (TPT) ambruk yang menyebabkan tiang telepon roboh menghalangi jalan. Pergerakan tanah terjadi di Kampung Cibeura RT 04/RW 12, Desa Sukamanah, Kecamatan Rongga merusak satu rumah milik Wawan yang dihuni tiga jiwa.
Kemudian pergerakan tanah juga terjadi di Kampung Cibukur RT 05/RW 15, Desa Gunungmasigit, Kecamatan Cipatat mengancam 4 rumah yang dihuni 20 jiwa. Kejadian serupa menyebabkan dapur rumah milik Supadi warga Kampung Babakan Slamet RT 02/RW 01, Desa Padaasih, Kecamatan Cisarua, juga terbawa longsor. Sementara banjir bandang terjadi di Kampung/Desa Cangkorah, Kecamatan Batujajar, merendam 20 rumah yang ditinggali 71 jiwa dengan ketinggian air dari hingga satu meter.
"Kalau angin puting beliung terjadi di Kampung Pasir Panjang RT 02/RW 02, Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, yang mengakibatkan satu rumah roboh. Kepada keluarga yang rumahnya rusak parah kami sarankan untuk mengungsi, sementara yang rusak ringan secara gotong royong bersama warga langsung dibenahi," tuturnya.
Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna meminta kepada masyarakat KBB agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan, terutama yang bertempat tinggal di lokasi rawan longsor. Kepada petugas kewilayahan seperti camat dan kepala desa harus rajin turun ke masyarakat guna mengenali potensi bencana yang kemungkinan terjadi. Jika sudah ada tanda-tanda bakal terjadi bencana segera berkoordinasi dengan petugas BPBD.
"Sekarang kan intensitas hujan sedang tinggi jadi masyarakat harus waspada, kenali sedini mungkin potensi bencana di lingkungan masing-masing. Kalau ada laporkan ke petugas, saya juga kaget ternyata di ada banjir bandang KBB karena biasanya bencananya seperti longsor, pergerakan tanah, atau puting beliung," sebutnya.
(wib)