Kota Dumai Diselimuti Asap, Ratusan Warga Terserang Penyakit
A
A
A
DUMAI - Dinas Kesehatan (Dineks) Kota Dumai, Provinsi Riau menyatakan kabut asap akibat kebakaran hutan sudah mengganggu kesehatan masyarakat. Ratusan warga Dumai sudah terpapar sejumlah penyakit akibat menghirup udara tidak sehat.
Kepala Bidang Kesehatan Kota Dumai, Hafidz mengatakan, terjadi peningkatan pasien sudah terlihat dari tanggal 13 Febuari 2019 atau sejak Pemkot menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan. (Baca Juga: 841 Hektare Hutan dan Lahan Riau Terbakar)
"Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan memang sudah berdampak kepada kesehatan masyarakat," kata Hafidz, Kamis (21/2/2019).
Dia menjelaskan, lonjakan penyakit akibat kabut asap terjadi pada 13 sampai 15 Febuari 2019. Pada tanggal 13 Febuari kasus yang ditangani berjumlah 2011 kasus. Pada 14 Febuari naik menjadi 2018 kasus.
Penyakit yang disebabkan kabut asap menurut Hapizh adalah batuk, flu dan paling banyak adalah radang tenggorokan. Hal ini merupakan hasil rekap selama sepekan terakhir di sejumlah Puskesmas.
"Paling banyak tanggal 15 Febuari yakni 2025 kasus. Kalau hari biasa, di bawah 200 kasus. Untuk tanggal 16 sampai sekarang masih 200 kasus. Jadi memang fluktuasi," imbuh.
Jumlah warga yang terpapar kemungkinan lebih banyak karena sebagian warga tidak mau memeriksakan dirinya ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. (Baca Juga: Diselimuti Kabut, Sejumlah Penerbangan di Pekanbaru Kacau)
"Kita juga melakukan penyuluhan tentang kabut asap ke warga. Jadi jika alami gejala sesak napas dan sakit tenggorokan segera memeriksakan diri'," tukasnya.
Kepala Bidang Kesehatan Kota Dumai, Hafidz mengatakan, terjadi peningkatan pasien sudah terlihat dari tanggal 13 Febuari 2019 atau sejak Pemkot menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan. (Baca Juga: 841 Hektare Hutan dan Lahan Riau Terbakar)
"Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan memang sudah berdampak kepada kesehatan masyarakat," kata Hafidz, Kamis (21/2/2019).
Dia menjelaskan, lonjakan penyakit akibat kabut asap terjadi pada 13 sampai 15 Febuari 2019. Pada tanggal 13 Febuari kasus yang ditangani berjumlah 2011 kasus. Pada 14 Febuari naik menjadi 2018 kasus.
Penyakit yang disebabkan kabut asap menurut Hapizh adalah batuk, flu dan paling banyak adalah radang tenggorokan. Hal ini merupakan hasil rekap selama sepekan terakhir di sejumlah Puskesmas.
"Paling banyak tanggal 15 Febuari yakni 2025 kasus. Kalau hari biasa, di bawah 200 kasus. Untuk tanggal 16 sampai sekarang masih 200 kasus. Jadi memang fluktuasi," imbuh.
Jumlah warga yang terpapar kemungkinan lebih banyak karena sebagian warga tidak mau memeriksakan dirinya ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. (Baca Juga: Diselimuti Kabut, Sejumlah Penerbangan di Pekanbaru Kacau)
"Kita juga melakukan penyuluhan tentang kabut asap ke warga. Jadi jika alami gejala sesak napas dan sakit tenggorokan segera memeriksakan diri'," tukasnya.
(rhs)