Sejumlah Kalangan Curigai Fadel Muhammad Cari Panggung di Boalemo

Jum'at, 08 Februari 2019 - 13:25 WIB
Sejumlah Kalangan Curigai Fadel Muhammad Cari Panggung di Boalemo
Sejumlah Kalangan Curigai Fadel Muhammad Cari Panggung di Boalemo
A A A
GORONTALO - Kemarahan Bupati Boalemo, Darwis Moridu, pada momen penyerahan bantuan beras untuk korban terdampak banjir, di Desa Mohungo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, Kamis (31/1/2019), telah dimanfaatkan politisi guna mendulang suara pada pemilihan legislatif (Pileg) mendatang.

Pandangan tersebut diungkapkan sejumlah sumber dari berbagai kalangan, termasuk pengamat sosial-politik di Boalemo. Mereka umumnya menyayangkan emosi yang dipertontonkan Bupati Boalemo, namun lebih disayangkan lagi dengan kemunculan sosok Fadel Muhammad secara tiba-tiba di Boalemo menemui Darwis Moridu, di rumah dinas Bupati Boalemo, Kamis (7/2/2019).

Kalangan pengamat dan masyarakat Boalemo menilai kedatangan Fadel berpotensi memperkeruh persoalan. Kawit, salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo mengaku prihatin dengan sikap Fadel Muhammad.

“Pak Fadel ini tidak tahu apa-apa (terhadap persoalan acara penyerahan beras itu). Seharusnya sebagai anggota DPR-RI dari Golkar juga harus tenang menyikapi ini, jangan ikut-ikutan. Ini namanya kalau Fadel begini sudah ikut-ikutan memperkeruh suasana,” ujar Kawit.

Dugaan Kawit mendapat sahutan oleh seorang Caleg DPD-RI incumbent, AD. Khaly dalam komentarnya di grup aplikasi percapakan Whatapps. Dia menulis, "Fadel mau rebut suara 100% Utk DPD di Boalemo”.

Tokoh masyarakat lainnya di Boalemo, Pahrun Yanis, menyatakan hal senada. Dia membenarkan kedatangan Fadel Muhammad ke Boalemo ingin membuat Boalemo sebagai kantong suaranya sebagai Caleg MPR/DPD-RI 2019.

Menurutnya, Fadel Muhammad mendekati Darwis Moridu karena Fadel Muhammad sudah sangat sulit meraup suara banyak di 5 kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo, kecuali hanya tinggal berharap bisa mendapatkan luapan suara di Boalemo.

Fadel Muhammad memang politisi kelas kakap yang boleh jadi selalu haus dengan jabatan, sehingga bisa saja memanfaatkan setiap momen untuk kepentingan politiknya, termasuk memanfaatkan kemarahan Darwis Moridu tersebut.

Pahrun pun menyarankan, seharusnya Fadel Muhammad sebagai pejabat dan mantan pejabat (mantan Gubernur Gorontalo) bisa memberikan petuah dan nasihat atas insiden marah-marahnya Bupati Boalemo tersebut, bukan malah cenderung memperkeruh suasana dengan memberikan statemen yang menyudutkan Gubernur Rusli Habibie.

Padahal Gubernur Rusli Habibie sudah berkali-kali menyatakan permohonan maaf. Pahrun dan Kawit serta sejumlah kalangan lainnya memandang Gubernur Rusli Habibie sepertinya sudah mencium insiden tersebut bakal dimanfaatkan oleh segelintir politisi.

Karena itu, Gubernur Rusli tanpa berlama-lama langsung memohon maaf kepada seluruh rakyat Provinsi Gorontalo. Bahkan secara khusus, Gubernur Rusli Habibie memperlihatkan keseriusan dan kesungguhan hatinya agar persoalan ini segera disudahi, yakni dengan menggelar konferensi pers, di Aula Rumah Dinas Gubernur Gorontalo, Kamis (7/2/2019).

Dalam konferensi pers Gubernur Rusli dengan bijak mengatakan, dia akan lebih mengedepankan stabilitas daerah, apalagi dalam rangka menghadapi pesta demokrasi.

Sejak awal, Gubernur Rusli menganggap persoalan tersebut sudah selesai dengan langsung memohon maaf atas keterlambatannya yang sama sekali tidak disengaja itu.

“Sebenarnya saya menganggap persoalan ini sudah selesai. Karena begitu saya datang ke lokasi penyerahan bantuan, saya langsung mohon maaf kepada masyarakat. Saat itu saya sudah menyampaikan jika keributan ini hanya disebabkan oleh keterlambatan gubernur, saya sebagai gubernur dan Pemerintah Provinsi Gorontalo memohon maaf jika hal ini menyiksa masyarakat. Masyarakat pun memberikan aplaus kepada kami,” jelas Rusli.

Kalaupun di belakangan seorang ASN (aparatur) Setda Pemerintah Provinsi Gorontalo terpaksa melaporkan tindakan Bupati Boalemo akibat mendapat perlakukan tidak menyenangkan di hadapan umum, menurut Gubernur Rusli, hal tersebut merupakan hak pribadi dari aparatur yang bersangkutan.

“Saya tidak ikut campur, itu hak pribadi aparatur tersebut, apalagi staf saya itu melaporkan atas nama pribadi dan bukan atas nama Kabag Protokol,” tegasnya.

Pada kesempatan itu Gubernur Rusli meminta persoalan dengan Bupati Boalemo disudahi. Rusli mengajak seluruh kalangan agar tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang patut diduga sengaja ingin lebih memperkeruh suasana, dan bahkan ingin memanfaatkan persoalan ini untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu.

Seperti yang dikabarkan, sejumlah statemen Fadel Muhammad yang diduga bisa memperkeruh masalah saat mengunjungi Bupati Boalemo, di antaranya melontarkan, bahwa tidak hanya Bupati Boalemo yang pernah diperlakukan seperti ini oleh Gubernur Rusli Habibie, namun dirinya pun pernah diperlakukan seperti itu.

“Jadi pak bupati harus sabar menghadapi orang orang yang wataknya seperti itu,” ungkap Fadel Muhammad kepada Bupati Boalemo, Kamis (7/2/2019).

Lontaran Fadel Muhammad inilah yang pantas diduga berpotensi menambah lebar persoalan. Padahal, sekali lagi, menurut sejumlah kalangan, Gubernur Rusli Habibie pada persoalan ini sangat jelas sudah turun panggung, sebab dikuatirkan ada pihak yang justru memanfaatkan panggung tersebut untuk kepentingan politik jelang Pemilu 2019 ini.
Sumber: dm1.co.id
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8668 seconds (0.1#10.140)