Status Siaga, Warga di 3 Kampung Dekat Gunung Karangetang Dievakuasi
A
A
A
SITARO - Masyarakat sekitar Gunung Karangetang yang berada di area Barat laut-Utara dari Kawah 2, di antaranya Kampung Niambangeng, Kampung Beba dan Kampung Batubulan dievakuasi ke tempat aman guna menghindari ancaman erupsi dan guguran lava atau awan panas guguran Gunung Karangetang, Sulawesi Utara .
Meskipun aktivitas gunung yang terletak di bagian utara Sulawesi Utara tepatnya di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro itu berada di level III (Siaga), namun suara gemuruh masih terdengar hingga ke pos gunung api. (Baca Juga: Gunung Karangetang Semburkan Lava Panas, Sejumlah Warga Dievakuasi )
Kepala PGA Karangetang Yudia Prama Tatipang mengingatkan, gempa fase banyak meningkat. Pihaknya merekomendasikan agar masyarakat dan pengunjung dan wisatawan tidak melakukan pendakian.
Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas di dalam zona perkiraan bahaya yang meliputi radius 2,5 km dari puncak kawah 2 (utara) dan Kawah Utama (selatan) dan area perluasan sektoral dari puncak ke arah Barat-Barat laut sejauh 3 km dan ke arah Baratlaut-Utara sejauh 4 km.
“Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke laut,” imbaunya, Rabu (6/2/2019).
Masyarakat di sekitar Gunung Karangetang juga diharap untuk tetap tenang, tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Karangetang yang tidak jelas sumbernya dan selalu mengikuti arahan dari BPBD Kabupaten Sitarco.
“Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi terus berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Sulawesi Utara dan BPBD Kabupaten Sitaro dalam memberikan informasi tentang perkembangan aktivitas Gunung Karangetang,” ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sitaro, Bob Wuaten menjelaskan, saat ini pengungsi sudah tertangani di dua lokasi. Mereka berada di kantor kampung Batubulan 17 KK atau sebanyak 55 jiwa dan Gereja Nazareth Niambangeng sebanyak 11 KK atau 41 jiwa.
“Logistik cukup 1-6 hari. Saat ini yang masih sangat dibutuhkan kasur/matras, selimut, bbm genset dan alat komunikasi HT,” ujarnya. (Baca Juga: Gunung Karangetang Naik Status Menjadi Siaga )
Seperti diketahui peningkatan aktivitas erupsi vulkanik Gunung Karangetang mengakibatkan guguran batu lava panas menerjang Kali Marebuhe dan Kali Batuare, Kampung Batubulan Kecamatan Siau Barat Utara Kabupaten Sitaro, Sabtu siang (2/2/2019).
Adapun jarak guguran lava panas dengan permukiman warga kurang lebih 300 meter dan jarak guguran lava panas dengan ruas jalan antara Lindongan I dan Lindongan II Kampung Batubulan sekitar 200 meter.
Kondisi memprihatinkan ini juga menjadi perhatian kepolisian setempat. Kapolsek Siau Barat Kompol Johanis Sasebohe bersama anggota terus memantau sekaligus memberi imbauan kepada masyarakat yang masih melaksanakan aktivitas di dekat Kali Marebuhe dan Kali Batuare untuk menghentikan seluruh aktivitas pekerjaan.
“Kita juga melakuan evakuasi warga yang tinggal dekat dengan Kali Marebuhe dan Kali Batuare untuk pindah ke tempat yang lebih aman,” ujar Kapolsek didampingi Danramil Kapten Inf Piter Mashina.
Kata Kapolsek, sebagian warga Kampung Batubulan dan Kampung Kawahang menganggap kejadian luncuran lahar dari kawah Gunung Api Karangetang adalah hal yang biasa, namun Polisi bersama anggota Koramil 1301-02 Siau, BPBD Kabupaten Sitaro dan Pemerintah Kecamatan Siau Barat bekerja ekstra dengan memberikan penjelasan mengenai bahaya lahar panas serta luncuran awan panas.
Aparat kepolisian berjaga-jaga agar masyarakat dan wisatawan tidak melakukan pendakian di dalam zona perkiraan bahaya yang meliputi radius 2,5 km dari puncak kawah. Foto/Istimewa
Meskipun aktivitas gunung yang terletak di bagian utara Sulawesi Utara tepatnya di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro itu berada di level III (Siaga), namun suara gemuruh masih terdengar hingga ke pos gunung api. (Baca Juga: Gunung Karangetang Semburkan Lava Panas, Sejumlah Warga Dievakuasi )
Kepala PGA Karangetang Yudia Prama Tatipang mengingatkan, gempa fase banyak meningkat. Pihaknya merekomendasikan agar masyarakat dan pengunjung dan wisatawan tidak melakukan pendakian.
Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas di dalam zona perkiraan bahaya yang meliputi radius 2,5 km dari puncak kawah 2 (utara) dan Kawah Utama (selatan) dan area perluasan sektoral dari puncak ke arah Barat-Barat laut sejauh 3 km dan ke arah Baratlaut-Utara sejauh 4 km.
“Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke laut,” imbaunya, Rabu (6/2/2019).
Masyarakat di sekitar Gunung Karangetang juga diharap untuk tetap tenang, tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Karangetang yang tidak jelas sumbernya dan selalu mengikuti arahan dari BPBD Kabupaten Sitarco.
“Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi terus berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Sulawesi Utara dan BPBD Kabupaten Sitaro dalam memberikan informasi tentang perkembangan aktivitas Gunung Karangetang,” ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sitaro, Bob Wuaten menjelaskan, saat ini pengungsi sudah tertangani di dua lokasi. Mereka berada di kantor kampung Batubulan 17 KK atau sebanyak 55 jiwa dan Gereja Nazareth Niambangeng sebanyak 11 KK atau 41 jiwa.
“Logistik cukup 1-6 hari. Saat ini yang masih sangat dibutuhkan kasur/matras, selimut, bbm genset dan alat komunikasi HT,” ujarnya. (Baca Juga: Gunung Karangetang Naik Status Menjadi Siaga )
Seperti diketahui peningkatan aktivitas erupsi vulkanik Gunung Karangetang mengakibatkan guguran batu lava panas menerjang Kali Marebuhe dan Kali Batuare, Kampung Batubulan Kecamatan Siau Barat Utara Kabupaten Sitaro, Sabtu siang (2/2/2019).
Adapun jarak guguran lava panas dengan permukiman warga kurang lebih 300 meter dan jarak guguran lava panas dengan ruas jalan antara Lindongan I dan Lindongan II Kampung Batubulan sekitar 200 meter.
Kondisi memprihatinkan ini juga menjadi perhatian kepolisian setempat. Kapolsek Siau Barat Kompol Johanis Sasebohe bersama anggota terus memantau sekaligus memberi imbauan kepada masyarakat yang masih melaksanakan aktivitas di dekat Kali Marebuhe dan Kali Batuare untuk menghentikan seluruh aktivitas pekerjaan.
“Kita juga melakuan evakuasi warga yang tinggal dekat dengan Kali Marebuhe dan Kali Batuare untuk pindah ke tempat yang lebih aman,” ujar Kapolsek didampingi Danramil Kapten Inf Piter Mashina.
Kata Kapolsek, sebagian warga Kampung Batubulan dan Kampung Kawahang menganggap kejadian luncuran lahar dari kawah Gunung Api Karangetang adalah hal yang biasa, namun Polisi bersama anggota Koramil 1301-02 Siau, BPBD Kabupaten Sitaro dan Pemerintah Kecamatan Siau Barat bekerja ekstra dengan memberikan penjelasan mengenai bahaya lahar panas serta luncuran awan panas.
Aparat kepolisian berjaga-jaga agar masyarakat dan wisatawan tidak melakukan pendakian di dalam zona perkiraan bahaya yang meliputi radius 2,5 km dari puncak kawah. Foto/Istimewa
(rhs)