Januari, 220 Warga Banten Terjangkit DBD, 3 Meninggal
A
A
A
SERANG - Dinas Kesehatan Provinsi Banten mencatat sebanyak 220 kasus demam berdarah (DBD) terjadi pada bulan Januari 2019. Tiga warga meninggal dunia akibat penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti.
"Kasus demam berdarah di Provinsi Banten memang ada peningkatan di semua Kabupaten/kota. Tapi, disebut parah tidak, hanya ada peningkatan kasus di bulan Januari. Ada 220 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Banten Wahyu Santoso, Rabu (30/1/2019).
Berdasarkan catatan, kasus paling banyak terjadi di Tangerang Selatan dengan 200 kasus. Sedangkan 20 kasus tersebat di semua Kab/kota di Banten. "Rata-rata usia yang terjangkit 15 tajun kebawah. Tapi, biasanya menyerang semua usia," ujarnya. (Baca Juga: Tangsel Endemi Demam Berdarah Dengue, Tercatat 3 Warga Meninggal Dunia )
Dia menejelaskan, terjadinya peningkatan kasus DBD di Banten dibandingkan pada bulan Desember 2018 disebabkan karna kondisi cuaca yang memasuki musim penghujan.
"Siklus kewaspadaan (DBD) adalah di Bulan Februari dan Maret periode paling rentan DBD karena kondisi cuaca. Desember itu periode kewaspadaan dini," katanya. (Baca Juga: Kasus DBD di Kota Serang Meningkat di Awal Tahun)
Untuk menanggulangi semakin banyaknya kasus DBD di Banten, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk bersama-sama memberantas sarang nyamuk dengan program PSM. "Kasus DBD di Banten kalau dibandingkan provinsi lain tidak terlalu banyak," tandasnya.
"Kasus demam berdarah di Provinsi Banten memang ada peningkatan di semua Kabupaten/kota. Tapi, disebut parah tidak, hanya ada peningkatan kasus di bulan Januari. Ada 220 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Banten Wahyu Santoso, Rabu (30/1/2019).
Berdasarkan catatan, kasus paling banyak terjadi di Tangerang Selatan dengan 200 kasus. Sedangkan 20 kasus tersebat di semua Kab/kota di Banten. "Rata-rata usia yang terjangkit 15 tajun kebawah. Tapi, biasanya menyerang semua usia," ujarnya. (Baca Juga: Tangsel Endemi Demam Berdarah Dengue, Tercatat 3 Warga Meninggal Dunia )
Dia menejelaskan, terjadinya peningkatan kasus DBD di Banten dibandingkan pada bulan Desember 2018 disebabkan karna kondisi cuaca yang memasuki musim penghujan.
"Siklus kewaspadaan (DBD) adalah di Bulan Februari dan Maret periode paling rentan DBD karena kondisi cuaca. Desember itu periode kewaspadaan dini," katanya. (Baca Juga: Kasus DBD di Kota Serang Meningkat di Awal Tahun)
Untuk menanggulangi semakin banyaknya kasus DBD di Banten, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk bersama-sama memberantas sarang nyamuk dengan program PSM. "Kasus DBD di Banten kalau dibandingkan provinsi lain tidak terlalu banyak," tandasnya.
(rhs)