Banjir dan Longsor Tutup Akses Sejumlah Desa di Lembata
A
A
A
LEMBATA - Sejumlah desa di dua kecamatan Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terisolasi karena terputusnya akses jalan akibat bencana longsor dan pohon tumbang yang terjadi Kamis 27 Desember 2018.
Longsor terjadi akibat curah hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang. "Tak ada korban jiwa, namun banyak fasilitas daerah yang rusak," kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday, Jumat (28/12/2018).
Menurut dia, hujan yang mengguyur kabupaten yang berada di pulau sebelah selatan Flores Timur itu sangat lebat dengan diikuti tiupan angin yang cukup kencang. Hal itu telah mengakibatkan banjir yang berdampak lonsor serta sejumlah pohon tumbang menghalangi sejumlah jalan.
Bahkan fasilitas PLN yaitu tiang listrik pun ikut tumbang menghalangi jalan lintasan masyarakat dari sejumlah desa menuju ke Lewoleba ibu kota kabupaten itu. "Fasilitas jalan dan jembatan kami banyak yang terputus total, masyarakat akhirnya tak bisa melakukan perjalanan ke titik desa atau daerah lain di kabupaten ini," kata Thomas Ola.
Bekas dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandira Kupang itu menyebutkan sejumlah akses yang terputus total masing-masing, Jembatan Waima yang menghubungkan sejumlah daerah di dua kecamatan yaitu Nagawutun dan Kecamatan Nubatukan. Jalan alternatif Belama menuju Loang yang juga putus total.
Untuk lintasan Lewoleba menuju Boto putus total dan yang terparah berada di titik lintasan Belang menuju Belame, selanjutnya Belame menuju Lamalewar dan Lamalewar menuju Boto. "Untuk tiga lintasan ini putus total karena pohon tumbang dan longsor," katanya.
Sejumlah pimpinan dinas terkait seperti pekerjaan umum dan perumahan rakyat, BPBD, PLN dan para camat yang wilayahnya terdampak sudah diinstruksikan melakukan pemantauan di lapangan termasuk melakukan evakuasi masyarakat jika dibutuhkan. "Sejak semalam kami sudah minta sejumlah pihak itu untuk lakukan pemantauan di lapangan," ujarnya.
Longsor terjadi akibat curah hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang. "Tak ada korban jiwa, namun banyak fasilitas daerah yang rusak," kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday, Jumat (28/12/2018).
Menurut dia, hujan yang mengguyur kabupaten yang berada di pulau sebelah selatan Flores Timur itu sangat lebat dengan diikuti tiupan angin yang cukup kencang. Hal itu telah mengakibatkan banjir yang berdampak lonsor serta sejumlah pohon tumbang menghalangi sejumlah jalan.
Bahkan fasilitas PLN yaitu tiang listrik pun ikut tumbang menghalangi jalan lintasan masyarakat dari sejumlah desa menuju ke Lewoleba ibu kota kabupaten itu. "Fasilitas jalan dan jembatan kami banyak yang terputus total, masyarakat akhirnya tak bisa melakukan perjalanan ke titik desa atau daerah lain di kabupaten ini," kata Thomas Ola.
Bekas dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandira Kupang itu menyebutkan sejumlah akses yang terputus total masing-masing, Jembatan Waima yang menghubungkan sejumlah daerah di dua kecamatan yaitu Nagawutun dan Kecamatan Nubatukan. Jalan alternatif Belama menuju Loang yang juga putus total.
Untuk lintasan Lewoleba menuju Boto putus total dan yang terparah berada di titik lintasan Belang menuju Belame, selanjutnya Belame menuju Lamalewar dan Lamalewar menuju Boto. "Untuk tiga lintasan ini putus total karena pohon tumbang dan longsor," katanya.
Sejumlah pimpinan dinas terkait seperti pekerjaan umum dan perumahan rakyat, BPBD, PLN dan para camat yang wilayahnya terdampak sudah diinstruksikan melakukan pemantauan di lapangan termasuk melakukan evakuasi masyarakat jika dibutuhkan. "Sejak semalam kami sudah minta sejumlah pihak itu untuk lakukan pemantauan di lapangan," ujarnya.
(wib)