Ada 'Kawin Batu' di Majalengka, Ini Tujuannya

Jum'at, 21 Desember 2018 - 05:00 WIB
Ada \Kawin Batu\ di...
Ada 'Kawin Batu' di Majalengka, Ini Tujuannya
A A A
Cuaca redup nan teduh mengiringi langkah dua penari penjemput 'pengantin'. Dengan gerakan yang harmonis, pelan tapi pasti, mereka akhirnya tiba di hadapan 'calon pengantin', untuk kemudian mengantarkannya ke pelaminan.

Tidak hanya satu 'calon pengantin' yang akan melaksanakan prosesi 'perkawinan'. Ada belasan 'calon pengantin' yang akan segera disatukan dalam ikatan yang kuat, dalam sebuah prosesi bernama 'perkawinan'.

Namun, 'perkawinan' yang digelar di Gunung Tilu, Desa Girimukti, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka itu tidak seperti umumnya sebuah perkawinan. Dalam acara itu, bukan manusia berjenis kelamin laki-laki dan perempuan ataupun hewan yang melakukan prosesi perkawinan, melainkan sejumlah batu.

Kendati bukan makhluk hidup, prosesi perkawinan itu memiliki kemiripan dengan prosesi perkawinan sebagaimana umumnya antara seorang mempelai laki-laki dan perempuan. Selain prosesi penjemputan calon pengantin, ada juga tahapan penyerahan 'calon mempelai' dan juga singgasana untuk 'para pengantin'.

Panitia pelaksana, Baron Pormosa menjelaskan, acara Kawin Batu itu tidak terlepas dari fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat, khususnya Desa Girimukti. Seringnya terjadi gesekan yang berujung kepada pertikaian antarwarga. Hal itu memaksa Baron bersama rekan-rekannya untuk melakukan sesuatu.

Dari hasil obrolan bersama teman-temannya, tercetuslah sebuah ide untuk melakukan acara bernama Kawin Batu. Tahun ini, acara yang berlangsung setiap tanggal 11 Desember bertepatan dengan Hari Gunung Internasional. Ini adalah yang kedua kalinya acara tersebut digelar.

Filosofi dari Kawin Batu ini adalah merekatkan silaturahmi dan persatuan antarwarga yang berasal berbagai macam daerah. Batu-batu yang dibawa dalam acara ini memang berasal dari berbagai daerah yang dibawa sejumlah komunitas.

"Kenapa Kawin Batu? Karena perkawinan adalah sebuah ikatan yang kuat. Batu adalah simbol kekuatan. Dari sini, pertikaian yang sebelumnya terjadi, mudah-mudahan berubah menjadi hubungan kasih sayang yang kuat," kata Baron, di Gunung Tilu, Desa Girimukti, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Selasa (11/12/2018).

Sebagaimana halnya sebuah resepsi perkawinan, setelah prosesi selesai dan batu-batu pengantin sudah berada di singgasana, acara dilanjutkan dengan hiburan dari sejumlah komunitas dan siswa dari salah satu SLB di Kabupaten Majalengka.

Sementara, setelah perkawinan, batu-batu yang dibawa oleh sejumlah komunitas itu dimanfaatkan untuk mendukung kreativitas di desa setempat. "Batu-batu dari teman-teman komunitas ini nantinya akan kami satukan. Kan sudah kawin, hahaha. Nantinya kami display sebagai pendukung wisata di Desa Girimukti ini. Kawin Batu ini lebih kepada edukasi bahwa kesatuan itu sangat penting," tegas dia.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9350 seconds (0.1#10.140)