Karyawan PT Pos Pertanyakan Penutupan Layanan Pengiriman Kratom

Selasa, 18 Desember 2018 - 19:30 WIB
Karyawan PT Pos Pertanyakan Penutupan Layanan Pengiriman Kratom
Karyawan PT Pos Pertanyakan Penutupan Layanan Pengiriman Kratom
A A A
PONTIANAK - Karyawan PT Pos Indonesia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPI) kembali mempertanyakan kebijakan penutupan pengiriman jasa paket kratom, obat herbal tradisional khas Borneo di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
Menurut SPPI, kebijakan itu membuang peluang pendapatan PT Pos Indonesia sebesar Rp70 miliar sampai Rp80 miliar per bulan.

Gusti Ikhsan, karyawan Kantor Pos Pontianak mengungkapkan, pengiriman paket kratom ke luar negeri sedang diincar oleh swasta. Saat ini pengiriman yang sudah berjalan adalah 10 ton per minggu. Pihak swasta menargetkan pengiriman obat herbal tradisional khas Borneo ini 100 ton per minggu.

"Takutnya pelanggan pos pindah semua ke perusahaan swasta tersebut, perusahaan ini tengah mencari kantor yang luas di Kalbar (Kalimantan Barat)," kata Gusti Ikhsan dalam pesan WhatApp yang diterima SINDOnews, Selasa (18/12/2018).

Dari sisi maskapai dan angkutan, sebenarnya tidak ada masalah untuk mengekspor Kratom. Bahkan China Arlines sudah kembali membuka pengiriman untuk Kratom pada 3 Desember 2018. Dan Pos Indonesia telah diberikan jatah oleh maskapai pengiriman 2 ton kratom per hari.

"Ini fresh money, tetapi kenapa sampai saat ini jasa pengiriman ini ditutup sama direksi, ini kan aneh," kata Andi, karyawan Kantor Pos Pontianak lainnya.

Menurut Andi, SPPI tengah mempersiapkan kembali untuk mempertanyakan kebijakan PT Pos Indonesia terkait penutupan jasa pengiriman kratom ke luar negeri. Sebelumnya, para karyawan pernah mempertanyakannya, tapi tidak mendapat jawaban yang jelas.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5920 seconds (0.1#10.140)