Perjuangan Anak-anak Pulau Injil Tertua Seberangi Laut untuk Sekolah

Rabu, 12 Desember 2018 - 06:00 WIB
Perjuangan Anak-anak Pulau Injil Tertua Seberangi Laut untuk Sekolah
Perjuangan Anak-anak Pulau Injil Tertua Seberangi Laut untuk Sekolah
A A A
MANOKWARI - Perjuangan anak-anak Pulau Mansinam di Manokwari, Papua Barat, ke sekolah sangat berat. Bagaimana tidak, mereka harus menyeberangi lautan sendiri.

Tidak jarang, mereka harus menunggu air laut surut terlebih dahulu dan mengayuh perahu dayung dari Pulau Mansinam ke Kota Manokwari yang berjarak lebih dari 15 KM, dengan waktu tempuh satu jam lebih.

Magrice, siswa Kelas 2 SMKN 1 Manokwari mengaku, dirinya bersama tiga orang temannya pernah terbalik saat mengayuh perahu dayung dan berenang ke tepi pulau.

"Bisa berenang. Tapi sekarang sudah tidak lagi, ada perahu antarjemput dari Polda Papua Barat," kata Magrice, ditemui Koran Sindo, di Pulau Mansinam, Rabu sore.

Meski demikian, Magrice dan 40 siswa sekolah lainnya di pulau tempat pertama kalinya injil masuk ke Papua Barat itu berharap, ada tambahan perahu lagi untuk mengangkut anak-anak yang ke sekolah.

"Terima kasih kepada Polda Papua Barat. Tetapi perahunya kalu bisa ditambah lagi agar waktu tunggunya tidak terlalu lama dan kami tidak terlambat sekolah," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Kampung Pulau Mansinam Zakius Mansiman mengatakan, pulau seluas sekira 25 hektare itu dihuni oleh 1.000 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai lebih 400 jiwa.

"Akses lalu lintas warga pulau ke dalam kota hanya bisa ditempuh dengan memakai perahu taxi. Bagi anak-anak sekolah, ongkos taxi perahu itu sangat mahal. Sekali jalan Rp5000, belum ditambah ojek," paparnya.

Sedangkan orangtua dari anak-anak itu hanya bekerja sebagai nelayan dan banyak yang kurang mampu. Mereka juga menjaga tradisi penginjilan Ottow dan Geissler.

Kedua orang itu, berkebangsaan Belanda dan Jerman. Mereka bernama lengkap Carl Williem Ottow dan Jhon Gottlob Geissler. Kedua orang inilah yang menyebarkan agama Kristen Protestan di Papua Barat.

"Otto dimakamkannya di Distrik Manokwari Timur, Kabupaten Manokwari, di Gereja Kuawi, di tengah pemukiman warga. Sedang Geissler di Belanda. Setiap 5 tahun sekali ada perayaan besar di sini," sambungnya.

Perayaan itu, tambah dia, selalu dihadiri oleh para keturunan Ottow dan Geissler dari Jerman dan Belanda. Juga dari Australia dan banyak negara-negara lainnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6833 seconds (0.1#10.140)