Walhi Minta BKSDA Turun Tangan Teliti Macan Tutul Mati
A
A
A
BANDUNG - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) meminta Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam ( BKSDA) Jawa Barat melakukan tindakan lanjutan, pasca adanya informasi matinya macan kumbang di Soreang, Kabupaten Bandung.
Ketua BP FK3I Jabar Dedi Kurniawan mengatakan, pihaknya meminta BKSDA Jabar segera turun tangan menindaklanjuti informasi tersebut. Dalam hal ini, BKSDA bukan untuk mencari pelakunya, tetapi, bagaimana mitigasi dan rencana ke depan agar kasus tersebut tak terulang lagi.
“Kami dorong agar lakukan langkah lanjutan. Bukan mencari pelaku. Tetapi melihat macan yang sudah mati, betul apa enggak. Kemudian mencari tahu dari mana asalnya. Karena ada informasi, macan itu peliharaan. Semua harus ditelusuri,” kata dia, di Sekretariat Walhi Jabar, Jalan Cikutra Baru, Kota Bandung, Jumat (30/11/2018).
Menurut dia, BKSDA harus memberikan keterangan yang jelas dan konkrit terkait matinya macan kumbang. Sehingga tidak ada lagi kesimpangsiuran informasi di tengah-tengah masyarakat. Menurut dia, kasus ini adalah kasus penting yang mesti menjadi perhatian serius.
Apalagi, kata dia, hingga saat ini masih ada keresahan di tengah masyarakat. Mereka khawatir akan ada yang ditindak hukum. Sehingga informasi yang berkembang masih simpang siur. Dinas terkait, kata dia, mesti turun dan memberikan penjelasan kepada masyarakat.
Diketahui, informasi macan kumbang mati ramai diperbincangkan di media sosial. Macan kumbang tersebut diduga mati setelah ditembak warga menggunakan senapan angin. Namun, informasi yang dihimpun Walhi, macan tersebut sempat meresahkan warga dan terlihat di MCK.
Ketua Walhi Jabar Dadan Ramdan mengatakan, pihaknya melihat BKSDA Jabar tidak serius menangani kasus seperti ini. Hal itu juga terjadi pada kasus sebelumnya. Padahal itu tugas BKSDA.
“Penyadaran terhadap masyarakat belum maksimal. Jangan sampai masyarakat sekitar kawasan perlindungan tidak tahu mana satwa dilindungi. Sosialisasi BKSDA masih lemah,” tegasnya.
Ketua BP FK3I Jabar Dedi Kurniawan mengatakan, pihaknya meminta BKSDA Jabar segera turun tangan menindaklanjuti informasi tersebut. Dalam hal ini, BKSDA bukan untuk mencari pelakunya, tetapi, bagaimana mitigasi dan rencana ke depan agar kasus tersebut tak terulang lagi.
“Kami dorong agar lakukan langkah lanjutan. Bukan mencari pelaku. Tetapi melihat macan yang sudah mati, betul apa enggak. Kemudian mencari tahu dari mana asalnya. Karena ada informasi, macan itu peliharaan. Semua harus ditelusuri,” kata dia, di Sekretariat Walhi Jabar, Jalan Cikutra Baru, Kota Bandung, Jumat (30/11/2018).
Menurut dia, BKSDA harus memberikan keterangan yang jelas dan konkrit terkait matinya macan kumbang. Sehingga tidak ada lagi kesimpangsiuran informasi di tengah-tengah masyarakat. Menurut dia, kasus ini adalah kasus penting yang mesti menjadi perhatian serius.
Apalagi, kata dia, hingga saat ini masih ada keresahan di tengah masyarakat. Mereka khawatir akan ada yang ditindak hukum. Sehingga informasi yang berkembang masih simpang siur. Dinas terkait, kata dia, mesti turun dan memberikan penjelasan kepada masyarakat.
Diketahui, informasi macan kumbang mati ramai diperbincangkan di media sosial. Macan kumbang tersebut diduga mati setelah ditembak warga menggunakan senapan angin. Namun, informasi yang dihimpun Walhi, macan tersebut sempat meresahkan warga dan terlihat di MCK.
Ketua Walhi Jabar Dadan Ramdan mengatakan, pihaknya melihat BKSDA Jabar tidak serius menangani kasus seperti ini. Hal itu juga terjadi pada kasus sebelumnya. Padahal itu tugas BKSDA.
“Penyadaran terhadap masyarakat belum maksimal. Jangan sampai masyarakat sekitar kawasan perlindungan tidak tahu mana satwa dilindungi. Sosialisasi BKSDA masih lemah,” tegasnya.
(wib)