Tiga Hari Kabur ke Atas Pohon, Pria 3 Istri Ini Akhirnya Turun
A
A
A
TULUNGAGUNG - Suprobo (55) seorang pedagang buah asal Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung tiba tiba memanjat pohon jati tidak jauh dari rumahnya. Di atas ketinggian 15 meter, Suprobo bertahan sampai tiga hari. Tidak makan dan minum. Uniknya tetap beribadah dengan cara tayamum setiap terdengar adzan.
Sontak aksinya membuat heboh keluarga dan lingkungan sekitar. Apalagi setiap diminta turun Suprobo malah mengancam bunuh diri. Tidak ingin terjadi hal hal yang diinginkan aparat kepolisian dan petugas Basarnas didatangkan. Jaring dan terpal dibentangkan. Juga kasur. Semua untuk mengantisipasi jika Suprobo nekat meloncat.
Satu dua petugas Basarnas mencoba melakukan persuasif dengan memanjat pohon. Tahu didekati Suprobo malah naik semakin tinggi sambil teriak mengancam meloncat. "Yang utama dari proses evakuasi adalah menyelamatkan nyawa," ujar Koordinator tim Basarnas Yoni Fariza kepada wartawan, kemarin.
Berkali-kali dicoba, berkali-kali pula Suprobo berteriak mengancam meloncat. Dia tidak mempedulikan ketiga anak dan dua istrinya menunggu di bawah pohon. Sementara mendengar suaminya manjat pohon dan tidak mau turun, istri Suprobo yang ketiga pingsan di rumah.
Lucunya, mungkin karena lapar dan dahaga, makanan dan minuman yang dikirimkan ke atas diterimanya. Mungkin karena sudah lelah, rayuan keluarga akhirnya disambutnya.
Suprobo bersedia turun sendiri. "Setelah melalui proses panjang yang bersangkutan akhirnya bersedia turun sendiri," kata Yoni.
Tim kesehatan yang disiagakan sejak awal langsung melakukan pemeriksaan. Hasilnya, kesehatan Suprobo tidak ada masalah. Yang bersangkutan hanya mengalami sedikit dehidrasi.
Apa yang menyebabkan nekat manjat pohon dan tidak mau turun selama 3 hari?, menurut keterangan Sudibyo (57) menuturkan sebelumnya adiknya pernah naik atap rumah. Untungnya tidak menunggu waktu lama, ketika dibujuk Suprobo bersedia turun.
Aksi nekat Suprobo diduga karena ketakutan mendengar dirinya digosipkan terlibat gerakan radikal. Kasak kusuk itu dia dengar saat kulakan mencari dagangan buah."Keluarga tidak menyangka jika sampai nekat seperti itu," ujarnya.
Sontak aksinya membuat heboh keluarga dan lingkungan sekitar. Apalagi setiap diminta turun Suprobo malah mengancam bunuh diri. Tidak ingin terjadi hal hal yang diinginkan aparat kepolisian dan petugas Basarnas didatangkan. Jaring dan terpal dibentangkan. Juga kasur. Semua untuk mengantisipasi jika Suprobo nekat meloncat.
Satu dua petugas Basarnas mencoba melakukan persuasif dengan memanjat pohon. Tahu didekati Suprobo malah naik semakin tinggi sambil teriak mengancam meloncat. "Yang utama dari proses evakuasi adalah menyelamatkan nyawa," ujar Koordinator tim Basarnas Yoni Fariza kepada wartawan, kemarin.
Berkali-kali dicoba, berkali-kali pula Suprobo berteriak mengancam meloncat. Dia tidak mempedulikan ketiga anak dan dua istrinya menunggu di bawah pohon. Sementara mendengar suaminya manjat pohon dan tidak mau turun, istri Suprobo yang ketiga pingsan di rumah.
Lucunya, mungkin karena lapar dan dahaga, makanan dan minuman yang dikirimkan ke atas diterimanya. Mungkin karena sudah lelah, rayuan keluarga akhirnya disambutnya.
Suprobo bersedia turun sendiri. "Setelah melalui proses panjang yang bersangkutan akhirnya bersedia turun sendiri," kata Yoni.
Tim kesehatan yang disiagakan sejak awal langsung melakukan pemeriksaan. Hasilnya, kesehatan Suprobo tidak ada masalah. Yang bersangkutan hanya mengalami sedikit dehidrasi.
Apa yang menyebabkan nekat manjat pohon dan tidak mau turun selama 3 hari?, menurut keterangan Sudibyo (57) menuturkan sebelumnya adiknya pernah naik atap rumah. Untungnya tidak menunggu waktu lama, ketika dibujuk Suprobo bersedia turun.
Aksi nekat Suprobo diduga karena ketakutan mendengar dirinya digosipkan terlibat gerakan radikal. Kasak kusuk itu dia dengar saat kulakan mencari dagangan buah."Keluarga tidak menyangka jika sampai nekat seperti itu," ujarnya.
(maf)