Banjir, Belasan Gajah Masuk Perkebunan Warga di Kampar Riau
A
A
A
PEKANBARU - Kawanan gajah Sumatera yang berjumlah belasan ekor memasuki kawasan perkebunan warha di Tapung, Kabupaten Kampar, Riau. Masuknya satwa bernama latin elephas maxsimus sumatranus di dekat perkampungan warga dikarenakan hujan dalam beberapa pekan ini.
Kepala Seksi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKDA) Riau, Heru Sutmantoro mengatakan bahwa jumlah gajah yang mendekati pemukiman itu berjumlah 11 ekor. Faktor masuknya gajah ke perkebunan karena banjir di sana sini.
"Dimana-mana saat ini banyak genangan air khususnya daerah pelintasan gajah. Jadi gajah harus pindah mencari tempat yang tidak ada banjir," kata Heru Sutmantoro, Senin (19/11/2018).
Kawanan gajah itu memakan hasil perkebunan warga seperti kelapa sawit dan umbi-umbian. Pihak BBKSDA mendapat laporan warga tadi pagi. Pihaknya pun bergerak ke lokasi.
Sampai di lokasi memang banyak jejak kaki gajah. Di lokasi juga ditemukan sawit, ubi yang dimakan gajah. Namun tim sampai sore ini belum menemukan gajah tersebut.
"Sebelas gajah itu selama ini hidup berpindah-pindah dari Pekanbaru ke Kampar dan ke Siak. Jadi semua daerah perlintasan jika ada tanaman yang mereka makan, karena itu awalnya adalah kawasan untuk gajah," imbuhnya.
Pihak BBKSDA mengimbau kepada warga agar tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum kepada hewan bertubuh bongsor itu. Ini karena hewan tersebut merupakan satwa yang dilindungi.
Kepala Seksi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKDA) Riau, Heru Sutmantoro mengatakan bahwa jumlah gajah yang mendekati pemukiman itu berjumlah 11 ekor. Faktor masuknya gajah ke perkebunan karena banjir di sana sini.
"Dimana-mana saat ini banyak genangan air khususnya daerah pelintasan gajah. Jadi gajah harus pindah mencari tempat yang tidak ada banjir," kata Heru Sutmantoro, Senin (19/11/2018).
Kawanan gajah itu memakan hasil perkebunan warga seperti kelapa sawit dan umbi-umbian. Pihak BBKSDA mendapat laporan warga tadi pagi. Pihaknya pun bergerak ke lokasi.
Sampai di lokasi memang banyak jejak kaki gajah. Di lokasi juga ditemukan sawit, ubi yang dimakan gajah. Namun tim sampai sore ini belum menemukan gajah tersebut.
"Sebelas gajah itu selama ini hidup berpindah-pindah dari Pekanbaru ke Kampar dan ke Siak. Jadi semua daerah perlintasan jika ada tanaman yang mereka makan, karena itu awalnya adalah kawasan untuk gajah," imbuhnya.
Pihak BBKSDA mengimbau kepada warga agar tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum kepada hewan bertubuh bongsor itu. Ini karena hewan tersebut merupakan satwa yang dilindungi.
(rhs)