Tuntut Kejelasan Status Tanah, Warga Demo Stasiun Weleri
A
A
A
KENDAL - Puluhan warga Desa Karangdowo, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Rabu (14/11/2018) siang, menggelar aksi damai di Stasiun Weleri. Mereka menuntut kejelasan status tanah sengketa dengan PT KAI dan meminta tidak menutup akses warga di lahan yang masih bersengketa.
Aksi damai diawali dengan orasi di halaman Balai Desa Karangdowo dengan membentangkan spanduk dan poster tuntutan. Warga Karangdowo menuntut kejelasan sengketa tanah yang mengancam keberlangsungan hajat hidup masyarakat di sekitar tempat pemberhentian kereta api tersebut.
Sekretaris Desa Karangdowo, Hanif Darusalam yang menemui warga mengatakan pihaknya masih mempelajari status tanah yang menjadi sengketa. Pihaknya belum bisa memastikan status tanahnya karena perlu dipelajari dan mengecek data-data yang ada.
"Silakan menyampaikan aspirasinya karena itu merupakan hak setiap warga. Tapi dalam menyampaikan pendapat harus sesuai dengan aturan,” kata Hanif Darusalam.
Usai berorasi di Balai Desa, puluhan warga melanjutkan aksi berjalan kaki ke Stasiun Weleri untuk menyampaikan aspirasinya di depan stasiun. Kordinator aksi, Selamet mengatakan, aksi kali ini merupakan kelanjutan dari 2014 terkait permasalahan status tanah dan akses tanah desa yang terancam hilang lantaran PT KAI akan memperluas kawasan parkir.
Massa meminta pihak stasiun masih memberi hak pakai terhadap tanah yang belum jelas secara hukum serta hak jalan akses desa. "Jika aksi kali ini tidak ditanggapi serius, maka kami akan melakukan aksi yang lebih besar dan demo ke presiden," kata Selamet.
Setelah melakukan orasi, berkas tuntutan warga langsung diterima petugas yang ada di Stasiun Weleri. Sementara itu, dari pihak PT KAI belum bisa dimintai keterangan terkait permasalahan yang ada.
Aksi damai diawali dengan orasi di halaman Balai Desa Karangdowo dengan membentangkan spanduk dan poster tuntutan. Warga Karangdowo menuntut kejelasan sengketa tanah yang mengancam keberlangsungan hajat hidup masyarakat di sekitar tempat pemberhentian kereta api tersebut.
Sekretaris Desa Karangdowo, Hanif Darusalam yang menemui warga mengatakan pihaknya masih mempelajari status tanah yang menjadi sengketa. Pihaknya belum bisa memastikan status tanahnya karena perlu dipelajari dan mengecek data-data yang ada.
"Silakan menyampaikan aspirasinya karena itu merupakan hak setiap warga. Tapi dalam menyampaikan pendapat harus sesuai dengan aturan,” kata Hanif Darusalam.
Usai berorasi di Balai Desa, puluhan warga melanjutkan aksi berjalan kaki ke Stasiun Weleri untuk menyampaikan aspirasinya di depan stasiun. Kordinator aksi, Selamet mengatakan, aksi kali ini merupakan kelanjutan dari 2014 terkait permasalahan status tanah dan akses tanah desa yang terancam hilang lantaran PT KAI akan memperluas kawasan parkir.
Massa meminta pihak stasiun masih memberi hak pakai terhadap tanah yang belum jelas secara hukum serta hak jalan akses desa. "Jika aksi kali ini tidak ditanggapi serius, maka kami akan melakukan aksi yang lebih besar dan demo ke presiden," kata Selamet.
Setelah melakukan orasi, berkas tuntutan warga langsung diterima petugas yang ada di Stasiun Weleri. Sementara itu, dari pihak PT KAI belum bisa dimintai keterangan terkait permasalahan yang ada.
(amm)