Denny Tewu Desak Hasil Pertemuan Pegiat Kopra-Gubernur Sulut Dibuka

Rabu, 07 November 2018 - 11:31 WIB
Denny Tewu Desak Hasil Pertemuan Pegiat Kopra-Gubernur Sulut Dibuka
Denny Tewu Desak Hasil Pertemuan Pegiat Kopra-Gubernur Sulut Dibuka
A A A
MANADO - Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 2019 - 2024nomer urut 34 asal Sulut, Dr. ML. Denny Tewu mendesak agar hasil pertemuan penggiat kopra dan Gubernur Sulut hasilnya disampaikan ke publik.

"Dengan begitu publik akan akan tahu gamblang apa saja hasil pertemuan itu," kata Denny dalam siaran pers yang diterima Rabu (7/11/2018)

Denny yang juga Ketua umum Rukun keluarga Besar Tewu/Tewuh menilai, petani sudah sekian lama mengharapkan ada perubahan nilai jual kopra. Sementara Kopra sejak dahulu merupakan produk unggulan. sehingga petanimembutuhkan kepastian volatilitas harga selain karena suplay dan demand dari mekanisme pasar.

“Harusnya pemerintah sudah paham bagaimana menstimulir kembali mengingat persoalan ini bukan hal baru, perlu diwaspadai juga mengingat pembeli kopra di Sulut tidak banyak, jangan sampai ini hanya dalam rangka menekan harga ditingkat petani saja,” ujar mantan Ketua Umum Partai Damai Sejahtera (PDS) itu.

Dia juga menyebutpemerintah ataupun pihak terkait harus memberikan penjelasan yang konprehensif.

Sebelumnya Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Hanny Wajong menyatakan, harga kopra di sentra perdagangan Kota Manado mulai membaik sejak Agustus.

Dia memaparkan, setelah sempat anjlok hingga menyentuh Rp5.400 per kilogram, harga rata-rata perdagangan kopra di pasar tradisional seperti Pasar Bersehati dan Pasar Pinasungkulan Kota Manado mulai merangkak naik di angka Rp6.200 per kilogram.

"Di pertengahan Agustus 2018 harga kopra mulai bagus, yakni diperdagangkan Rp6.200 per kg," katanya.

Meski menguat, dia mengakui harga tersebut belum kembali ke harga wajarnya di kisaran Rp9.000 hingga Rp10.000 per kilogram. Dirinya mengaku, pihaknya tidak dapat mengendalikan harga kopra karena pergerakannya mengikuti harga pasar dunia.

"Memang harga sekarang belum pada harga terbaik, tetapi tren kenaikannya sudah mulai terlihat," ujarnya.

Sebelumnya Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey meyakini turunnya harga kopra sebagai produk turunan kelapa hanya berlangsung sementara.

Penurunan itu disebabkan mekanisme pasar minyak dunia dan saat ini, kelapa bukan satu-satunya hasil perkebunan yang dapat diolah menjadi minyak.

Dia pun optimistis, nilai komoditas unggulan bumi nyiur melambai itu bakal merangkak naik menjelang akhir tahun, mengikuti siklus pasar minyak dunia. Di lain sisi menyebut, selain kopra banyak produk bernilai lainnya yang dapat dihasilkan dari kelapa.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7041 seconds (0.1#10.140)