Warga Surabaya Temukan Sumur Tua Diduga Peninggalan Era Majapahit
A
A
A
SURABAYA - Penemuan sumur tua gegerkan warga Jalan Pandean Gang 1 RT 1 RW 13, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng. Diperkirakan sumur tua tersebut peninggalan era Kerajaan Majapahit. Sumur tua yang berdiding tanah liat tersebut, memiliki tiga tumpukan dengan diameter yang berbeda. Dibagian teratas memiliki diameter sekitar 80 cm, sedangkan pada tumpukan kedua dan ketiga berdiameter 70 cm.
Sedangkan dinding sumur tua tersebut berwarna dasar merah dan sebagian masih berlumuran tanah liat. Sumur tua itu ditemukan di kedalam tanah kurang lebih 1 meter.
Sumur tua tersebut, pertama kali ditemukan oleh seorang pekerja yang bernama Suep (46). Saat itu, Suep bersama rekan-rekannya sedang mengali tanah untuk saluran box culvert.
"Saat itu, saya hendak mengali tanah untuk memasang box culvert untuk saluran air. Namun saat menggali di kedalam 1 meter menemukan lingkaran berukuran 80 cm. Kemudian kita gali terus ternyata kayak sumur. Makin kedalam ukurannya mengecil," kata Suep, Kamis (1/11/2018).
Suep menjelaskan, jika penemuan sumur tua tersebut usai salat Maghrib. Usai menemukan sumur tua itu semua aktivitas pengalian proyek box culvert dihentikan. "Setelah salat maghrib sumur itu kami temukan. Habis itu kami berhenti melanjutkan memasang box culvert," ungkap Suep.
Suep dan rekanya yang menasaran, akhirnya membongkar isi sumur tersebut, ternyata didalam sumur tua tersebut ditemukan bata merah yang berukuran besar dan memiliki bekas tiga jari."Waktu kami bongkar sumur tua itu, ternyata didalamnya tertutup batu bata yang sudah tak beraturan," ungkapnya.
Setelah mendapatkan temuan sumur tua itu, para pekerja langsung melaporkan kepada pihak Kelurahan Peneleh. "Kami langsung melaporkan ke pihak kelurahan. Untuk menentukan apakah pekerjaan dilanjutkan atau tidak," ujar Suep.
Sementara itu, untuk mengindari hal-hal yang tidak diingkan, para pekerja memasang garis dilarang melintas. Sumur tua tersebut juga ditutup oleh papan.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti menduga sumur tersebut peninggalan Majapahit. Umurnya diperkirakan lebih dari 500 tahun. Tapi untuk memastikan kebenarannya, pihaknya sedang berkoordinasi dengan para ahli arkeolog dari Trowulan.
"Barang ini umurnya berapa, kemudian kan perlu proses penanganan lebih lanjut", papar dia.Untuk diketahui, Kelurahan Peneleh merupakan salah satu kawasan cagar budaya di Kota Surabaya.
Sedangkan dinding sumur tua tersebut berwarna dasar merah dan sebagian masih berlumuran tanah liat. Sumur tua itu ditemukan di kedalam tanah kurang lebih 1 meter.
Sumur tua tersebut, pertama kali ditemukan oleh seorang pekerja yang bernama Suep (46). Saat itu, Suep bersama rekan-rekannya sedang mengali tanah untuk saluran box culvert.
"Saat itu, saya hendak mengali tanah untuk memasang box culvert untuk saluran air. Namun saat menggali di kedalam 1 meter menemukan lingkaran berukuran 80 cm. Kemudian kita gali terus ternyata kayak sumur. Makin kedalam ukurannya mengecil," kata Suep, Kamis (1/11/2018).
Suep menjelaskan, jika penemuan sumur tua tersebut usai salat Maghrib. Usai menemukan sumur tua itu semua aktivitas pengalian proyek box culvert dihentikan. "Setelah salat maghrib sumur itu kami temukan. Habis itu kami berhenti melanjutkan memasang box culvert," ungkap Suep.
Suep dan rekanya yang menasaran, akhirnya membongkar isi sumur tersebut, ternyata didalam sumur tua tersebut ditemukan bata merah yang berukuran besar dan memiliki bekas tiga jari."Waktu kami bongkar sumur tua itu, ternyata didalamnya tertutup batu bata yang sudah tak beraturan," ungkapnya.
Setelah mendapatkan temuan sumur tua itu, para pekerja langsung melaporkan kepada pihak Kelurahan Peneleh. "Kami langsung melaporkan ke pihak kelurahan. Untuk menentukan apakah pekerjaan dilanjutkan atau tidak," ujar Suep.
Sementara itu, untuk mengindari hal-hal yang tidak diingkan, para pekerja memasang garis dilarang melintas. Sumur tua tersebut juga ditutup oleh papan.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti menduga sumur tersebut peninggalan Majapahit. Umurnya diperkirakan lebih dari 500 tahun. Tapi untuk memastikan kebenarannya, pihaknya sedang berkoordinasi dengan para ahli arkeolog dari Trowulan.
"Barang ini umurnya berapa, kemudian kan perlu proses penanganan lebih lanjut", papar dia.Untuk diketahui, Kelurahan Peneleh merupakan salah satu kawasan cagar budaya di Kota Surabaya.
(sms)