Calo CPNS Raup Rp600 Juta dari 11 Korban
A
A
A
MOJOKERTO - Seorang calo calon pengawai negeri sipil (CPNS), Suhartono (65) mengaku meraup Rp600 juta dari 11 korbannya. Akibat aksi penipuan yang dilakukan, pria asal Desa Suwaluh, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo ini, akhirnya dibekuk polisi.
Pria yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Desa Suwaluh itu mengelabui para korbannya dengan janji bisa memasukkannya menjadi CPNS di Pemprov Jatim tanpa tes. Untuk jasa itu, tersangka meminta uang Rp100 juta per orang. Penipuan itu berakhir setelah salah satu korbannya melapor ke polisi.
Kapolres Mojokerto Kota AKBP Sigit Dany Setiyono mengatakan, pihaknya menerima laporan dari salah satu korban yang merasa tertipu oleh tersangka. Dalam melancarkan aksinya, tersangka mencatat nama Rusyanto yang dianggap sebagai PNS di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemprov Jatim. ”Tapi setelah kami lacak, tidak ada nama itu di BKD Pemprov Jatim. Itu nama fiktif,” terang Sigit, Rabu (31/10/2018).
Untuk meyakinkan para korbannya, tersangka membuat sejumlah dokumen palsu dengan stempel basah BKD Pemprov Jatim. Setiap korban diberikan surat panggilan tes palsu itu dan berjanji mereka bakalan lolos tes meski tanpa mengikuti tes CPNS. ”Salah satu korbannya melapor karena hingga waktu yang dijanjikan, tak ada surat panggilan lulus tes CPNS,” tambahnya.
Dalam melancarkan aksinya, tersangka meminta uang muka Rp10 juta kepada setiap korbannya. Dari pengakuan tersangka, jumlah uang yang disetor masing-masing korbannya bervariasi hingga mencapai angka total Rp600 juta. ”Sementara dari pengakuan tersangka, sudah ada 11 korban. Tapi kita masih terus mendalami kemungkinan adanya korban-korban lainnya,” pungkasnya.
Sementara Suhartono mengaku, tak semua uang yang disetor korban dinikmati sendiri. Dia mengatakan hanya kebagian Rp50 juta dan sudah habis untuk kebutuhan hidup sehari-hari. ”Sisanya saya setorkan ke orang yang di BKD Pemprov Jatim. Pak Rusyanto itu mengaku orang BKD Pemprov Jatim,” ujarnya.
Dia mengaku baru mengenal Rusyanto dan langsung ditawari untuk menjadi calo CPNS. Dia mengakui, baru kali ini menjadi calon CPNS. Dia juga tak mengantongi uang yang disetor para korbannnya. ”Sebagian saya pakai, tapi yang paling banyak saya setorkan ke Pak Rusyanto,” pungkasnya.
Pria yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Desa Suwaluh itu mengelabui para korbannya dengan janji bisa memasukkannya menjadi CPNS di Pemprov Jatim tanpa tes. Untuk jasa itu, tersangka meminta uang Rp100 juta per orang. Penipuan itu berakhir setelah salah satu korbannya melapor ke polisi.
Kapolres Mojokerto Kota AKBP Sigit Dany Setiyono mengatakan, pihaknya menerima laporan dari salah satu korban yang merasa tertipu oleh tersangka. Dalam melancarkan aksinya, tersangka mencatat nama Rusyanto yang dianggap sebagai PNS di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemprov Jatim. ”Tapi setelah kami lacak, tidak ada nama itu di BKD Pemprov Jatim. Itu nama fiktif,” terang Sigit, Rabu (31/10/2018).
Untuk meyakinkan para korbannya, tersangka membuat sejumlah dokumen palsu dengan stempel basah BKD Pemprov Jatim. Setiap korban diberikan surat panggilan tes palsu itu dan berjanji mereka bakalan lolos tes meski tanpa mengikuti tes CPNS. ”Salah satu korbannya melapor karena hingga waktu yang dijanjikan, tak ada surat panggilan lulus tes CPNS,” tambahnya.
Dalam melancarkan aksinya, tersangka meminta uang muka Rp10 juta kepada setiap korbannya. Dari pengakuan tersangka, jumlah uang yang disetor masing-masing korbannya bervariasi hingga mencapai angka total Rp600 juta. ”Sementara dari pengakuan tersangka, sudah ada 11 korban. Tapi kita masih terus mendalami kemungkinan adanya korban-korban lainnya,” pungkasnya.
Sementara Suhartono mengaku, tak semua uang yang disetor korban dinikmati sendiri. Dia mengatakan hanya kebagian Rp50 juta dan sudah habis untuk kebutuhan hidup sehari-hari. ”Sisanya saya setorkan ke orang yang di BKD Pemprov Jatim. Pak Rusyanto itu mengaku orang BKD Pemprov Jatim,” ujarnya.
Dia mengaku baru mengenal Rusyanto dan langsung ditawari untuk menjadi calo CPNS. Dia mengakui, baru kali ini menjadi calon CPNS. Dia juga tak mengantongi uang yang disetor para korbannnya. ”Sebagian saya pakai, tapi yang paling banyak saya setorkan ke Pak Rusyanto,” pungkasnya.
(wib)