Sleman Hadapi Siklus Serangan Demam Berdarah Empat Tahunan

Jum'at, 26 Oktober 2018 - 20:45 WIB
Sleman Hadapi Siklus...
Sleman Hadapi Siklus Serangan Demam Berdarah Empat Tahunan
A A A
SLEMAN - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara kuantitas dan kualitas dalam tiga tahun terakhir mengalami penuruan. Tercatat pada 2016 ada 880 kasus, 9 penderita di antaranya meninggal dunia. Lalu 2017 ada 427 kasus, 3 di antaranya meninggal dunia, dan hingga Oktober 2018 terjadi 97 kasus tanpa ada korban meninggal dunia.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Dulzaini mengatakan meski kasus DBD menurun, tapi masyarakat harus tetap waspada terhadap ancaman penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti ini. Sebab, sebentar lagi akan masuk musim penghujan dan Sleman memiliki siklus empat tahunan kenaikan DBD secara signifikan. Terakhir siklus tersebut terjadi pada 2016.

"Jadi siklus tersebut berpotensi terjadi pada 2019 nanti," kata Dulzaini saat kegiatan Pantauan Jentik Berkala (PJB) di Kadisoka, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Jumat (26/10/2018).

Menurutnya, siklus ini sudah berulang kali terjadi sampai tiga kali setiap empat tahun. Untuk itu sebagai antisipasinya adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar, termasuk melakukan PJB secara berkala.

"Untuk kegiatan PJB di Kadisoko, dari 152 rumah yang dimonitoring, 34 di antaranya positif terdapat jentik nyamuk. Sehingga angka bebas jentik (ABJ) baru 77,6% atau masih di bawah standar yaitu 95%," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2275 seconds (0.1#10.140)