Sering Dimarahi, Pemuda di Bintan Bunuh Pasangan Gay-nya dengan Tali

Rabu, 24 Oktober 2018 - 20:45 WIB
Sering Dimarahi, Pemuda...
Sering Dimarahi, Pemuda di Bintan Bunuh Pasangan Gay-nya dengan Tali
A A A
BINTAN - Seorang pemuda di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Julianto (24) diketahui membunuh pasangan gay-nya, Kardius R (21). Pelaku mengaku tidak sengaja menghabisi kekasihnya tapi hanya ingin membuat korban pingsan.

Dari pengakuan Julianto saat ditemui di Mapolsek Bintan Timur, pada Kamis (18/10/2018) dini hari, kesal melihat tingkah laku Kardius yang kerap marah-marah kepada dirinya.

"Dia temperamen. Saya kesal. Saya cuman buat dia pingsan. Tak ada niat membunuh. Saya cekik pakai tali. Tak sampai meninggal karena masih ada detak jantungnya," tutur Julianto, Rabu (24/10/2018).

Tersangka mengaku sudah tinggal serumah dengan Kardius selama tiga minggu terakhir. Selama ini keduanya sering cekcok lantaran Kardius cemburuan, terutama jika ada orang yang chat Julianto. Rasa cemburu ini diakui Julianto akibat hubungan intim yang telah mereka jalani sebagai sesama jenis (LGBT).

"Saya nyesel bang sampai dia ninggal. Saya bareng sama dia terus. Saya minta maaf kepada dia dan keluarga dia," kata korban sambil menangis di Mapolsek Bintan Timur.

Lalu bagaimana cara pelaku menghabisi nyawa korban? Julianto mengatakan dia mencekik korban dengan tali sumur di belakang rumahnya. Ia mengikat leher korban di teras rumah miliknya. "Nggak saya gantung. Karena saya kasihan. Saya keluar lagi. Masih ada detak jantungnya. Makanya saya bawa ke rumah sakit dibantu tetangga," kata korban.

Terpisah, Kapolsek Bintan Timur AKP Muchlis Nadjar mengatakan, pengungkapan kasus ini bermula saat adanya laporan telah terjadi gantung diri di lokasi wilayah Mapolsek Bintan Timur. Namun, dalam peristiwa gantung diri ini ditemukan adanya kejanggalan hingga akhirnya dilakukan penelusuran lebih lanjut terhadap teman sekamar tersangka.

"Kejanggalan dilihat dari BAP. Terdapat pernyataan tersangka yang selalu berbeda ketika dimintai keterangan. Terus posisi tali sebagai barang bukti itu sangat panjang untuk gantung diri dan tidak wajar. Kami melihat posisi korban gantung diri lehernya tidak wajar. Harusnya di atas. Ini di pertengahan leher mendatar," ungkap Muchlis.

Muclis menambahkan, motif pelaku mencekik leher korban diakui oleh pelaku akibat korban yang selalu marah-marah kepada pelaku yang didasari rasa cemburu. "Motif yang kita dapati, korbannya temperamen. Dasarnya hubungan gay dan mereka sudah berhubungan selama 7 bulan dan tiga minggu tinggal serumah. Dalam percakapan SMS yang kita dapati mereka ada pertengkaran sebelumnya. Akibat korban gampang emosi dan marah marah serta ada pertengkaran, timbullah niat membunuh," tutur Muchlis.
(amm)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6713 seconds (0.1#10.24)