Secercah Harapan untuk Kesejahteraan Warga Durenombo Batang
A
A
A
BATANG - Durenombo merupakan nama sebuah desa terpencil di Kecamatan Subah, yang masuk wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Suasana desa yang masih sangat asri dan jauh dari hiruk-pikuk kehidupan kota terlihat jelas di sana. Desa yang berlokasi kurang lebih 20 kilometer arah timur dari Kota Batang dan dihuni lebih dari 2.000 jiwa ini, sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani.
Sebagai salah satu desa penghasil durian, petai, dan jengkol, masyarakat Durenombo ingin setiap musim panen dapat segera menjual hasil pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti biaya pendidikan, membeli sembako dan sebagainya. Jalan yang bagus merupakan salah satu harapan dan impian agar mereka dapat lebih mudah dan cepat dalam membawa hasil panen menuju pasar. Maklum, jalan yang ada selama ini sebagian besar masih berupa jalan makadam (jalan batu) yang sudah mulai rusak dan di waktu hujan menjadi sangat licin, ditambah kondisi medan yang banyak tikungan dan tanjakan serta turunan tajam.
"Masyarakat di sini kalau lewat jalan ini harus pelan-pelan dan hati-hati, karena sudah banyak batu yang lepas dan waktu hujan sangat licin. Apalagi kalau membawa beban berat hasil panen, mereka harus lebih berhati-hati," kata Kepala Desa Durenombo, Sireng, Rabu (24/10/2018).
Warga berharap jalan penghubung antardusun yang ada di desa dapat segera diaspal sehingga lebih aman dan nyaman untuk dilalui. Bila jalannya bagus masyarakat dapat dengan mudah menjual hasil panennya ke pasar dan harganya juga dapat bersaing dibanding bila dibeli oleh tengkulak.
"Kalau hasil panen dibeli oleh tengkulak, harganya sangat murah, tapi kalau kita panen sendiri dan kita jual di pasar, harganya bisa bersaing sehingga penghasilan kami bertambah," tutur Sireng.
Selain kondisi jalan makadam yang sudah rusak, masih ada persoalan lain bagi masyarakat Dusun Durensari ketika menuju pasar atau Kantor Kepala Desa Durenombo. Warga harus menempuh jalur memutar lebih kurang 17 kilometer. Padahal jika melewati jalan tembus hanya berjarak kurang lebih 3 kilometer. Hal ini juga menjadi impian dan harapan masyarakat Durensari agar segera dibangun jalan tembus yang dapat mengurangi jarak tempuh.
"Kalau mau ke kantor lurah (kepala desa) atau pasar, kami harus memutar kurang lebih 17 kilometer dengan waktu 30 menit, kalau lewat jalan tembus hanya lima menit, tapi yaitu masih jalan tanah," keluh salah satu warga Dukuh Durensari.
Secercah harapan itu mulai tampak di depan mata warga Desa Durenombo. Melalui Program TMMD Reguler-103 Kodim 0736/Batang, jalan penghubung antarkampung sudah mulai diaspal dan jalan tembus di Dusun Durensari juga sudah dibuka menjadi jalan makadam.
Danramil Subah Kapten Inf Sugito saat memimpin pengaspalan menuturkan, kegiatan ini dilakukan semata-mata untuk mewujudkan mimpi masyarakat dan menggugah semangat mereka untuk bangkit dari keadaan. "Kami ingin cepat-cepat selesai, harapannya ke depan Durenombo menjadi desa yang maju setara dengan desa-desa lain di Kabupaten Batang dan kehidupan masyarakatnya lebih nyaman dan lebih sejahtera," katanya.
Hal tersebut senada dengan penjelasan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto saat menghadiri pembukaan TMMD Reguler 103 di Kabupaten Sragen, Senin, 15 Oktober 2018. Lokasi TMMD pada umumya berada di daerah terpencil dan jauh dari kota, tetapi semuanya merupakan masukan dan keinginan dari masyarakat setempat yang disampaikan melalui Lurah, Camat, Bupati, dan seterusnya.
TNI hanya membantu mewujudkan keinginan masyarakat tersebut bekerja sama dengan Pemda dan unsur-unsur terkait lain agar terjadi pemerataan pembangunan hingga ke pelosok desa. Harapannya ke depan desa-desa tersebut menjadi lebih maju dan setara dengan desa-desa lainnya, dan masyarakatnya dapat lebih sejahtera.
Sebagai salah satu desa penghasil durian, petai, dan jengkol, masyarakat Durenombo ingin setiap musim panen dapat segera menjual hasil pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti biaya pendidikan, membeli sembako dan sebagainya. Jalan yang bagus merupakan salah satu harapan dan impian agar mereka dapat lebih mudah dan cepat dalam membawa hasil panen menuju pasar. Maklum, jalan yang ada selama ini sebagian besar masih berupa jalan makadam (jalan batu) yang sudah mulai rusak dan di waktu hujan menjadi sangat licin, ditambah kondisi medan yang banyak tikungan dan tanjakan serta turunan tajam.
"Masyarakat di sini kalau lewat jalan ini harus pelan-pelan dan hati-hati, karena sudah banyak batu yang lepas dan waktu hujan sangat licin. Apalagi kalau membawa beban berat hasil panen, mereka harus lebih berhati-hati," kata Kepala Desa Durenombo, Sireng, Rabu (24/10/2018).
Warga berharap jalan penghubung antardusun yang ada di desa dapat segera diaspal sehingga lebih aman dan nyaman untuk dilalui. Bila jalannya bagus masyarakat dapat dengan mudah menjual hasil panennya ke pasar dan harganya juga dapat bersaing dibanding bila dibeli oleh tengkulak.
"Kalau hasil panen dibeli oleh tengkulak, harganya sangat murah, tapi kalau kita panen sendiri dan kita jual di pasar, harganya bisa bersaing sehingga penghasilan kami bertambah," tutur Sireng.
Selain kondisi jalan makadam yang sudah rusak, masih ada persoalan lain bagi masyarakat Dusun Durensari ketika menuju pasar atau Kantor Kepala Desa Durenombo. Warga harus menempuh jalur memutar lebih kurang 17 kilometer. Padahal jika melewati jalan tembus hanya berjarak kurang lebih 3 kilometer. Hal ini juga menjadi impian dan harapan masyarakat Durensari agar segera dibangun jalan tembus yang dapat mengurangi jarak tempuh.
"Kalau mau ke kantor lurah (kepala desa) atau pasar, kami harus memutar kurang lebih 17 kilometer dengan waktu 30 menit, kalau lewat jalan tembus hanya lima menit, tapi yaitu masih jalan tanah," keluh salah satu warga Dukuh Durensari.
Secercah harapan itu mulai tampak di depan mata warga Desa Durenombo. Melalui Program TMMD Reguler-103 Kodim 0736/Batang, jalan penghubung antarkampung sudah mulai diaspal dan jalan tembus di Dusun Durensari juga sudah dibuka menjadi jalan makadam.
Danramil Subah Kapten Inf Sugito saat memimpin pengaspalan menuturkan, kegiatan ini dilakukan semata-mata untuk mewujudkan mimpi masyarakat dan menggugah semangat mereka untuk bangkit dari keadaan. "Kami ingin cepat-cepat selesai, harapannya ke depan Durenombo menjadi desa yang maju setara dengan desa-desa lain di Kabupaten Batang dan kehidupan masyarakatnya lebih nyaman dan lebih sejahtera," katanya.
Hal tersebut senada dengan penjelasan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto saat menghadiri pembukaan TMMD Reguler 103 di Kabupaten Sragen, Senin, 15 Oktober 2018. Lokasi TMMD pada umumya berada di daerah terpencil dan jauh dari kota, tetapi semuanya merupakan masukan dan keinginan dari masyarakat setempat yang disampaikan melalui Lurah, Camat, Bupati, dan seterusnya.
TNI hanya membantu mewujudkan keinginan masyarakat tersebut bekerja sama dengan Pemda dan unsur-unsur terkait lain agar terjadi pemerataan pembangunan hingga ke pelosok desa. Harapannya ke depan desa-desa tersebut menjadi lebih maju dan setara dengan desa-desa lainnya, dan masyarakatnya dapat lebih sejahtera.
(amm)