Bupati Grobogan Ajak Santri Milenial Pelopori Cerdas Bermedsos

Senin, 22 Oktober 2018 - 21:40 WIB
Bupati Grobogan Ajak Santri Milenial Pelopori Cerdas Bermedsos
Bupati Grobogan Ajak Santri Milenial Pelopori Cerdas Bermedsos
A A A
GROBOGAN - Peringatan Hari Santri Nasional tingkat Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Senin (22/10) sangat meriah. Kegiatan yang digelar di Alun-Alun Purwodadi ini dihadiri ribuan santri dari berbagai daerah di Grobogan dan perwakilan sejumlah organisasi kemasyarakatan.Bupati Grobogan Sri Sumarni sangat bangga daerahnya saat ini memiliki banyak pondok pesantren dengan puluhan ribu santri di dalamnya. Kondisi ini, menurut dia, adalah potensi besar bagi Grobogan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang makin berkualitas. Tak hanya mumpuni di bidang agama, keunggulan santri masa kini adalah memiliki pemikiran terbuka terhadap perkembangan teknologi.Namun, di depan santriwan dan santriwati Bupati Sri Sumarni mewanti-wanti kepada mereka agar cerdas dalam menggunakan teknologi, khusus media sosial (medsos). Bupati risau saat ini media sosial kerap menjadi alat untuk memecah persaudaraan dan persatuan bangsa.
"Indikasinya makin banyak untuk menyebar ujaran kebencian, propaganda kekerasan, fitnah, dan hoax," ujar Bupati.

Di tengah kondisi ini, dia berpesan santri jangan sampai larut. Sebaliknya dengan modal kelilmuan dan pendidikan di pesantren, santri harus bisa dapat menggunakan media informasi sebagai media dakwah dan sarana menyebarkan kebaikan serta kedamaian. "Santri milenial harus cerdas bermedia sosial untuk menyebarkan konten berkualitas dan bertanggung jawab. Bahkan santri harus bisa menjadi pelopornya," katanya.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Grobogan Abu Mansur mengatakan, Hari Santri harus dijadikan momentum revitalisasi etos moral masyarakat menuju ke arah yang lebih baik. Santri, menurut dia, memiliki potensi dan peran strategis karena dibekali keilmuan maupun pengetahuan yang komprehensif.

Peringatan Hari Santri, menurutnya, juga harus ditransformasikan menjadi gerakan penguatan paham kebangsaan yang bersintesis dengan keagamaan. Dalam sejarahnya, santri berkontribusi besar dalam tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Mencintai agama mustahil tanpa berpijak di atas Tanah Air, karena itu Islam harus bersanding dengan paham kebangsaan," ujarnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.1763 seconds (0.1#10.140)