Pascagempa, Kemendagri Tingkatkan Koordinasi dengan Pemprov Sulteng
A
A
A
JAKARTA - Tim Pendampingan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tahap II terus berkoordinasi dengan Pemprov Sulawesi Tengah. Hal ini terkait penanganan penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Sigi.
Koordinasi dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat paska gempa dan tsunami di Sulteng. Koordinasi menyangkut kondisi sarana dan prasarana pemerintah desa (pemdes), pelaksanaan APBDes yang disesuaikan dengan keadaan bencana, pengaktifan pemdes dan membentuk posko penyaluran bantuan kepada masyarakat terdampak bencana.
Pengaturannya akan dituangkan dalam Surat Edaran Gubernur Sulteng mengenai Pemulihan Pemerintahan Desa dan Kelurahan Pasca Bencana Gempa dan Tsunami.
"Tim melakukan pemantauan ke Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong didampingi pendamping desa tingkat desa kabupaten untuk meninjau sarana dan prasarana pemerintahan desa," kata Koordinator Lapangan Tim Pendampingan Kemendagri Tahap II, Aferi S Fudail, dalam laporannya, Selasa 9 Oktober 2018.
Dalam laporannya kepada Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan selaku Koordinator Tim Pendampingan Pemulihan Penyelenggaraan Pemerintahan Sulteng, Eko Subowo, Aferi mengungkapkan, jumlah korban aparatur sipil negara (ASN) di Propinsi Sulteng adalah 22 orang. Di Kota Palu sebanyak 75 orang dan korban hilang 55 orang, di Kabupaten Sigi korban meninggal 5 orang dan luka-luka 1 orang.
"Jumlah korban meninggal ASN Sulteng yang telah teridentifikasi untuk sementara terdapat 22 orang. Jumlah ASN yang menjadi korban meninggal di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong masih dalam tahap pendataan," terangnya.
Berdasarkan informasi dari Posko Kagasgabpad per 9 Oktober 2018 pukul 08.54 WITA, secara keseluruhan jumlah korban meninggal yang telah dievakuasi sebanyak 2.002. Jumlah ini selanjutnya telah diperbaharui BNPB pukul 13.00 WIB menjadi 2.010 orang meninggal dunia.
Korban meninggal dimakamkan secara massal di Paboya, Pantoloan, dan Donggala.
Untuk korban luka-luka mencapai 4.084 orang dengan rincian di Kota Palu sebanyak 1.549 orang, Kabupaten Sigi 785 orang dan di Kabupaten Donggala 1.750 orang. Sementara untuk korban hilang sebanyak 671 orang dengan rincian di Kota Palu 652 orang, Kabupaten Donggala 14 orang dan di Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 2 orang.
"Masyarakat yang mengungsi sejumlah 74.044 orang. Rincian Kota Palu 38.621 orang, Kabupaten Sigi 15.200 orang dan di Kabupaten Donggala 20.222 orang," jelasnya.
Koordinasi dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat paska gempa dan tsunami di Sulteng. Koordinasi menyangkut kondisi sarana dan prasarana pemerintah desa (pemdes), pelaksanaan APBDes yang disesuaikan dengan keadaan bencana, pengaktifan pemdes dan membentuk posko penyaluran bantuan kepada masyarakat terdampak bencana.
Pengaturannya akan dituangkan dalam Surat Edaran Gubernur Sulteng mengenai Pemulihan Pemerintahan Desa dan Kelurahan Pasca Bencana Gempa dan Tsunami.
"Tim melakukan pemantauan ke Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong didampingi pendamping desa tingkat desa kabupaten untuk meninjau sarana dan prasarana pemerintahan desa," kata Koordinator Lapangan Tim Pendampingan Kemendagri Tahap II, Aferi S Fudail, dalam laporannya, Selasa 9 Oktober 2018.
Dalam laporannya kepada Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan selaku Koordinator Tim Pendampingan Pemulihan Penyelenggaraan Pemerintahan Sulteng, Eko Subowo, Aferi mengungkapkan, jumlah korban aparatur sipil negara (ASN) di Propinsi Sulteng adalah 22 orang. Di Kota Palu sebanyak 75 orang dan korban hilang 55 orang, di Kabupaten Sigi korban meninggal 5 orang dan luka-luka 1 orang.
"Jumlah korban meninggal ASN Sulteng yang telah teridentifikasi untuk sementara terdapat 22 orang. Jumlah ASN yang menjadi korban meninggal di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong masih dalam tahap pendataan," terangnya.
Berdasarkan informasi dari Posko Kagasgabpad per 9 Oktober 2018 pukul 08.54 WITA, secara keseluruhan jumlah korban meninggal yang telah dievakuasi sebanyak 2.002. Jumlah ini selanjutnya telah diperbaharui BNPB pukul 13.00 WIB menjadi 2.010 orang meninggal dunia.
Korban meninggal dimakamkan secara massal di Paboya, Pantoloan, dan Donggala.
Untuk korban luka-luka mencapai 4.084 orang dengan rincian di Kota Palu sebanyak 1.549 orang, Kabupaten Sigi 785 orang dan di Kabupaten Donggala 1.750 orang. Sementara untuk korban hilang sebanyak 671 orang dengan rincian di Kota Palu 652 orang, Kabupaten Donggala 14 orang dan di Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 2 orang.
"Masyarakat yang mengungsi sejumlah 74.044 orang. Rincian Kota Palu 38.621 orang, Kabupaten Sigi 15.200 orang dan di Kabupaten Donggala 20.222 orang," jelasnya.
(poe)