Mulia! Pria Ini Urus Orang Gila yang Berkeliaran
A
A
A
PEKANBARU - Bagi sebagian orang, melihat apalagi mengurus orang gila terlebih bukan keluarga adalah 'alergi'. Namun tidak bagi Jasrianto, pria berusia 34 tahun ini setiap hari kerjanya mengurus orang yang tidak waras.
Walau rezeki pas-pasan, pria yang sehari- harinya mengajar di sebuah pesantren di Kecamatan Sintajo Raya, Kabupaten Kuansing ini tetap menyisihkan rezekinya untuk orang yang sudah ditinggal keluarga itu.
"Setiap hari saya selalu memberi makan orang gila di mana saya jumpai. Asal ketemu orang gila pasti saya urus semampu saya," kata Jasrianto warga Desa Muaro Kecamatan Sintajo Raya, mengawali ceritanya, Selasa (9/10/2018).
Tidak hanya di desanya, amal baik Jasrianto yang mungkin tidak akan pernah dibalas oleh yang diurusnya ini juga dilakukan di berbagai desa dan daerah lainnya. Walau bukan dari kalangan orang berada, pria ini selalu membelikan nasi atau pun memasak kepada orang gila yang ditemuinya.
Tidak hanya memberikan makan, ayah satu orang anak ini juga mengurus hal lain seperti memandikan dan memberikan pakaian yang layak sampai hal remeh namun sulit yakni memotong kuku ia lakukan.
Kadang kalau melihat rambut orang gila sudah panjang, Jasrianto pun bersedia memangkasnya. Walau melakukan hal tersebut tidaklah mudah. Rutinitas itu dilakukan usai dirinya pulang mengajar.
"Namanya orang kurang waras, kita tetap hati-hati seperti memangkas rambut, memotong kuku. Karena takut dia meronta atau marah. Tapi alhamdulliah, sepanjang saya mengurus mereka selama ini tidak ada hal apa pun. Mereka tidak mengganggu," ucapnya.
Dia menjelaskan, melakukan hal yang jarang dilakukan oleh orang lain iklas karena Allah SWT. Apalagi berbuat baik kepada orang yang sudah ditelantarkan keluargnya.
"Merekakan manusia dan sama-sama ciptaan Allah seperti kita. Jangankan kepada manusia, sesama mahluk hidup kita diwajibkan berbuat baik. Jadi gila bukanlah kemauan tapi takdir dariNYA. Tinggal kita diberi ujian apakah kita bisa berbuat baik kepada orang lain termasuk kepada orang gila," pungkasnya.
Walau rezeki pas-pasan, pria yang sehari- harinya mengajar di sebuah pesantren di Kecamatan Sintajo Raya, Kabupaten Kuansing ini tetap menyisihkan rezekinya untuk orang yang sudah ditinggal keluarga itu.
"Setiap hari saya selalu memberi makan orang gila di mana saya jumpai. Asal ketemu orang gila pasti saya urus semampu saya," kata Jasrianto warga Desa Muaro Kecamatan Sintajo Raya, mengawali ceritanya, Selasa (9/10/2018).
Tidak hanya di desanya, amal baik Jasrianto yang mungkin tidak akan pernah dibalas oleh yang diurusnya ini juga dilakukan di berbagai desa dan daerah lainnya. Walau bukan dari kalangan orang berada, pria ini selalu membelikan nasi atau pun memasak kepada orang gila yang ditemuinya.
Tidak hanya memberikan makan, ayah satu orang anak ini juga mengurus hal lain seperti memandikan dan memberikan pakaian yang layak sampai hal remeh namun sulit yakni memotong kuku ia lakukan.
Kadang kalau melihat rambut orang gila sudah panjang, Jasrianto pun bersedia memangkasnya. Walau melakukan hal tersebut tidaklah mudah. Rutinitas itu dilakukan usai dirinya pulang mengajar.
"Namanya orang kurang waras, kita tetap hati-hati seperti memangkas rambut, memotong kuku. Karena takut dia meronta atau marah. Tapi alhamdulliah, sepanjang saya mengurus mereka selama ini tidak ada hal apa pun. Mereka tidak mengganggu," ucapnya.
Dia menjelaskan, melakukan hal yang jarang dilakukan oleh orang lain iklas karena Allah SWT. Apalagi berbuat baik kepada orang yang sudah ditelantarkan keluargnya.
"Merekakan manusia dan sama-sama ciptaan Allah seperti kita. Jangankan kepada manusia, sesama mahluk hidup kita diwajibkan berbuat baik. Jadi gila bukanlah kemauan tapi takdir dariNYA. Tinggal kita diberi ujian apakah kita bisa berbuat baik kepada orang lain termasuk kepada orang gila," pungkasnya.
(nag)