300 Penyandang Disabilitas di Bantul Tak Masuk Jamkesus
A
A
A
BANTUL - Sebanyak 300 penyandang disabilitas di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ternyata belum masuk dalam daftar Jaminan Kesehatan Khusus (Jamkesus). Disabilitas pemegang Jamkesus akan mendapatkan pelayanan keehatan gratis oleh pemerintah.
"Ada sekitar 300 warga Bantul penyandang disabilitas yang belum masuk dalam Jamkesus," kata Kepala Seksi (Kasi) Penyandang Disabilitas dan Lanjut Usia Dinas Sosial Bantul, Irianta di sela-sela pemeriksaan warga penyandang disabilitas peserta Jamkesus di Aula Dinsos, Bantul, Selasa (18/9/2018).
Irianta menjelaskan ada 6.068 penyandang disabilitas di Bantul. Mereka adalah penyandang disabilitas fisik mental dan netra. Terbanyak adalah penyandang disabilitas fisik. Irianta menduga 300 penyandang disabilitas yang belum terdata ini kemungkinan berasal dari keluarga mampu sehingga tidak memerlukan bantuan dari pemerintah.
"Selain itu bisa jadi dari lapangan belum ada usulan penambahan jumlah penyandang disabilitas. Pendataan diasbilitas diperlukan penyisiran dan cek langsung ke lapangan serta informasi dari desa ke desa," katanya.
Irianta menambahkan dalam pemeriksaan Jamkesus, tiap pasien penyandang disabilitas diberikan fasilitas antar-jemput gratis ke tempat pemeriksaan. Awalnya dari sosialisasi pemeriksaan Jamkesus, peserta yang mendaftarkan sebanyak 87 pasien penyandang disabilitas. "Namun peserta total yang datang sekitar 150 n termasuk yang datang sendiri tanpa mendaftar. Mereka yang datang secara mandiri tetap dilayani," tegasnya.
Salah satu orang tua penyandang disabilitas, Sumarni menyebut program pemerintah ini sangat membantu anaknya. Selama ini anaknya mendapatkan layanan fisioterapi gratis. "Bahkan ada fasilitis antar-jemput juga. Ini sangat membantu," katanya.
"Ada sekitar 300 warga Bantul penyandang disabilitas yang belum masuk dalam Jamkesus," kata Kepala Seksi (Kasi) Penyandang Disabilitas dan Lanjut Usia Dinas Sosial Bantul, Irianta di sela-sela pemeriksaan warga penyandang disabilitas peserta Jamkesus di Aula Dinsos, Bantul, Selasa (18/9/2018).
Irianta menjelaskan ada 6.068 penyandang disabilitas di Bantul. Mereka adalah penyandang disabilitas fisik mental dan netra. Terbanyak adalah penyandang disabilitas fisik. Irianta menduga 300 penyandang disabilitas yang belum terdata ini kemungkinan berasal dari keluarga mampu sehingga tidak memerlukan bantuan dari pemerintah.
"Selain itu bisa jadi dari lapangan belum ada usulan penambahan jumlah penyandang disabilitas. Pendataan diasbilitas diperlukan penyisiran dan cek langsung ke lapangan serta informasi dari desa ke desa," katanya.
Irianta menambahkan dalam pemeriksaan Jamkesus, tiap pasien penyandang disabilitas diberikan fasilitas antar-jemput gratis ke tempat pemeriksaan. Awalnya dari sosialisasi pemeriksaan Jamkesus, peserta yang mendaftarkan sebanyak 87 pasien penyandang disabilitas. "Namun peserta total yang datang sekitar 150 n termasuk yang datang sendiri tanpa mendaftar. Mereka yang datang secara mandiri tetap dilayani," tegasnya.
Salah satu orang tua penyandang disabilitas, Sumarni menyebut program pemerintah ini sangat membantu anaknya. Selama ini anaknya mendapatkan layanan fisioterapi gratis. "Bahkan ada fasilitis antar-jemput juga. Ini sangat membantu," katanya.
(amm)