Dua Pekan, Empat Warga Gunungkidul Ditemukan Tewas Gantung Diri

Rabu, 12 September 2018 - 20:00 WIB
Dua Pekan, Empat Warga...
Dua Pekan, Empat Warga Gunungkidul Ditemukan Tewas Gantung Diri
A A A
GUNUNGKIDUL - Kasus gantung diri terus terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam dua pekan terakhir, tercatat empat warga nekat mengakhiri hidup dengan cara nekat tersebut.

Pada 31 Agustus 2018, Marto Rejo (70), warga Padukuhan Ngasem, Desa Tepus, Kecamatan Tepus ditemukan dalam kondisi tergantung di pohon melinjo dekat rumahnya. Marto Rejo diduga nekat melakukan aksi gantung diri akibat depresi sakit tak kunjung sembuh. Seminggu kemudian, pada Jumat (70/2018), warga Padukuhan Pulegundes 2, Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus digegerkan dengan salah satu warganya, Sarno (55), juga nekat gantung diri di pohon. Diduga Sarno depresi setelah sering dimarahi istri.

Sehari setelahnya, Sabtu (8/9/2018) tengah malam, Anjar Prasetya (35), warga Padukuhan Payak RT 02/10, Desa Sumbergiri, Kecamatan Ponjong juga ditemukan tewas gantung diri di pohon mangga. Korban diketahui memiliki permasalahan ekonomi yang pelik.

Kasus terakhir terakhir menimpa Suparno (43), warga Padukuhan Semanu Tengah, Desa Semanu, Kecamatan Semanu. Dia tewas dengan jeratan tali di lehernya pada Rabu (12/9/2018). Kejadian ini sangat mengagetkan warga sekitar, terutama keluarga. Suparno tidak pernah menunjukan gelagat yang mencurigakan.

Informasi yang berhasil dihimpun, Suparno gantung diri pertama kali diketahui oleh Baryadi, kerabat korban. Saat itu Baryadi bersama orang tua Suparno curiga dengan kondisi kamar korban yang tertutup rapat. Mereka sempat mengira korban masih tertidur lelap sehingga kemudian berniat membangunkannya. Keluarga mulai curiga lantaran setelah beberapa kali pintu diketuk, tidak kunjung ada respons dari Suparno. Akhirnya, pintu kamar didobrak. "Ternyata dia sudah meninggal dengan jeratan tali di lehernya," tutur Baryadi.

Warga kemudian lapor ke polisi. Setelah pemeriksaan, polisi menduga korban sengaja bunuh diri. Buktinya tali di leher Suparno putus karena tidak kuat menahan korban di gantungan.

Psikiater RSUD Wonosari Ida Rochmawaty mengungkapkan, saat ini terjadi tren perubahan pelaku bunuh diri di Gunungkidul. Jika sebelumnya yang melakukan aksi nekat itu adalah warga nonproduktif, saat ini mulai bergeser ke warga produktif. "Dilihat dari usia memang mereka yang produktif juga melakukan aksi tidak wajar, bunuh diri. Ini persoalan yang harus segera dicarikan solusi," ucapnya.

Para pelaku bunuh diri sebagian besar karena persoalan atau beban kehidupan. Selain ekonomi, beban hidup lain seperti tuntutan hidup dan juga persoalan asmara menjadi pemicu depresi warga.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0030 seconds (0.1#10.140)