Kisah Nenek Soni di Pelosok Banyuwangi yang Rutin Dikunjungi Dokter

Senin, 10 September 2018 - 16:48 WIB
Kisah Nenek Soni di...
Kisah Nenek Soni di Pelosok Banyuwangi yang Rutin Dikunjungi Dokter
A A A
BANYUWANGI - Pemkab Banyuwangi mengintensifkan program kunjungan ke rumah pasien, terutama warga kurang mampu, setelah mereka dirawat inap. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengecek warga penerima program yang diberi nama Pari Kuning (Pasca-Rawat Inap, Kunjungi Ning Griyo) tersebut di kawasan Desa Jambe Wangi, Sempu, 75 menit dari pusat kota, Senin (10/9/2018).

”Jadi ini inovasi jemput bola yang merawat pasien di rumah untuk melakukan kontrol kesehatan bagi pasien lanjut usia dan sebatang kara. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki pemerintah daerah, tetap kita berikhtiar semaksimal mungkin hadir untuk pasien warga miskin,” ujar Anas saat mengunjungi salah satu pasien bernama Mbah Soni.

Nenek 70 tahun yang tinggal sebatang kara ini sebelumnya pernah dirawat inap karena penyakit darah tinggi. Saat ini, sekali per pekan, Mbah Soni mendapat perawatan dan kunjungan dokter.

"Alhamdulillah saya ada yang merawat, selama ini hanya sendiri," kata Mbah Soni saat berbincang dengan Bupati Anas. Selain mendapat layanan program kunjungan dokter secara rutin, rumah Mbah Soni juga dibedah menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD).

Anas memaparkan, program Pari Kuning tersebut dilakukan dua sampai tiga hari setelah pasien pulang dari rawat inap. Kunjungan terus dilakukan secara rutin sampai kondisi pasien normal.

"Ini untuk mem-follow-up kondisi pasien pasca-rawat inap. Pada Program Pari Kuning ini, tim puskesmas yang terdiri atas dokter dan perawat mendatangi pasien ke rumahnya. Karena pasien lansia dan sebatang kara ini tidak punya kerabat untuk mengantar kontrol ke puskesmas," kata Anas dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Senin (10/9/2018).

Para pasien tersebut juga diberikan kentongan bambu yang fungsinya sebagai alarm bagi tetangga sekitarnya jika sewaktu-sewaktu membutuhkan pertolongan.

”Jadi ini wujud kearifan lokal. Mbah Soni yang tinggal sendirian ini tidak bisa akses WhatsApp dan Instagram. Kalau butuh pertolongan, bunyikan kentongan, tetangganya yang nanti segera lapor Puskesmas,” papar Anas.

Kepala Puskesmas Sempu Hadi Kusairi menambahkan, saat ini sudah ada 204 pasien yang merasakan manfaat program ini. Sebanyak 53 di antaranya diberikan fasilitas kentongan yang bisa digunakan untuk meminta bantuan dari tetangga terdekat apabila sewaktu waktu ada kondisi sakit darurat.

"Tetangga sekitarnya juga sudah kami beri pengertian dan kami bekali nomor telepon puskesmas dan nomor handphone petugas yang bisa dihubungi kapan saja agar bisa segera ditindak lanjuti," tandas Hadi.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2294 seconds (0.1#10.140)