UMS Kirim Tim Ekspedisi Taklukkan Puncak Mt Khuiten Mongolia
A
A
A
SOLO - Mahasiswa Muslim Pecinta Alam (Malimpa) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo, Jawa Tengah mengirimkan tim guna melakukan ekspedisi ke Mongolia. Ekspedisi rencananya melakukan riset khazanah Islam Suku Khazak Nomad serta mendaki puncak Mt Khuiten di Mongolia.
Tim Malimpa UMS International Expedition (MUIE) sebanyak dua orang, yakni Ajeng Nurtri Hidayat (mahasiswa Ilmu Komunikasi) dan Iqbal Nurii Anam (mahasiswa Teknik Sipil). Ekspedisi yang akan berlangsung mulai 11-27 September mendatang, mengusung tema pioneer of young explorers from Indonesia Tread the land of Mongolia. "Ekspedisi ini merupakan pertama dari Indonesia ke negara yang menjadi tempat lahirnya ksatria besar Genghis Khan," ungkap Ajeng Nurtri Hidayat di sela sela persiapan pemberangkatan tim di Kampus UMS Solo, Jawa Tengah, Senin (109/2018).
Diakuinya, Mongolia dalam peradaban saat ini memang kurang begitu diperhitungkan oleh negara-negara lain. Namun beberapa ratus tahun silam, negara kecil itu menjadi sorotan dunia dengan tokoh besarnya Genghis Khan yang mampu menaklukkan hampir 1/3 dunia. Dalam hal gunung, secara ketenaran negara itu hanya memiliki gunung es yang tingginya 4.374 mdpl. Atau kalah jauh jika disandingkan dengan tujuh puncak dunia yang bisa mencapai 8.000 mdpl dengan berbagai kesulitan medan. Namun yang menjadi daya tarik utama adalah akses perjalanan darat yang cukup sulit karena harus berjalan kaki dan menunggang kuda, serta menggunakan unta selama beberapa hari untuk mencapai base camp pendakian.
Setelah sampai di puncak gunung tertinggi di Mongolia itu, tim akan mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera UMS Solo. Sementara dalam riset suku Khazak Nomad, merupakan suku penganut Islam terbesar di Mongolia. Cukup menarik karena suku yang yang berada di kaki pegunungan TN Altai Tavan Bogd tersebut, kehidupannya berpindah pindah tempat tinggal. "Untuk persiapan telah kami lakukan sejak Februari lalu. Mulai simulasi dan latihan," kata Iqbal Nurii Anam. Termasuk pembekalan mengenai riset terhadap suku Khazak Nomad.
Dalam riset nanti, tim akan fokus di bidang sosial budaya. Sebelum terpilih dua orang, sebelumnya ada proses seleksi pendaftaran dari fisik dan materi yang semula sebanyak 12 orang. Wakil Rektor (WR) III UMS Solo Taufik mengatakan, tim akan melakukan observasi bagaimana minoritas muslim yang ada di Mongolia tetap eksis sampai sekarang. "Tim diharapkan bisa menggali data sebanyak banyaknya, termasuk bagaimana tetap bisa eksis sampai ratusan tahun," ucapnya.
Tim Malimpa UMS International Expedition (MUIE) sebanyak dua orang, yakni Ajeng Nurtri Hidayat (mahasiswa Ilmu Komunikasi) dan Iqbal Nurii Anam (mahasiswa Teknik Sipil). Ekspedisi yang akan berlangsung mulai 11-27 September mendatang, mengusung tema pioneer of young explorers from Indonesia Tread the land of Mongolia. "Ekspedisi ini merupakan pertama dari Indonesia ke negara yang menjadi tempat lahirnya ksatria besar Genghis Khan," ungkap Ajeng Nurtri Hidayat di sela sela persiapan pemberangkatan tim di Kampus UMS Solo, Jawa Tengah, Senin (109/2018).
Diakuinya, Mongolia dalam peradaban saat ini memang kurang begitu diperhitungkan oleh negara-negara lain. Namun beberapa ratus tahun silam, negara kecil itu menjadi sorotan dunia dengan tokoh besarnya Genghis Khan yang mampu menaklukkan hampir 1/3 dunia. Dalam hal gunung, secara ketenaran negara itu hanya memiliki gunung es yang tingginya 4.374 mdpl. Atau kalah jauh jika disandingkan dengan tujuh puncak dunia yang bisa mencapai 8.000 mdpl dengan berbagai kesulitan medan. Namun yang menjadi daya tarik utama adalah akses perjalanan darat yang cukup sulit karena harus berjalan kaki dan menunggang kuda, serta menggunakan unta selama beberapa hari untuk mencapai base camp pendakian.
Setelah sampai di puncak gunung tertinggi di Mongolia itu, tim akan mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera UMS Solo. Sementara dalam riset suku Khazak Nomad, merupakan suku penganut Islam terbesar di Mongolia. Cukup menarik karena suku yang yang berada di kaki pegunungan TN Altai Tavan Bogd tersebut, kehidupannya berpindah pindah tempat tinggal. "Untuk persiapan telah kami lakukan sejak Februari lalu. Mulai simulasi dan latihan," kata Iqbal Nurii Anam. Termasuk pembekalan mengenai riset terhadap suku Khazak Nomad.
Dalam riset nanti, tim akan fokus di bidang sosial budaya. Sebelum terpilih dua orang, sebelumnya ada proses seleksi pendaftaran dari fisik dan materi yang semula sebanyak 12 orang. Wakil Rektor (WR) III UMS Solo Taufik mengatakan, tim akan melakukan observasi bagaimana minoritas muslim yang ada di Mongolia tetap eksis sampai sekarang. "Tim diharapkan bisa menggali data sebanyak banyaknya, termasuk bagaimana tetap bisa eksis sampai ratusan tahun," ucapnya.
(amm)