Gubernur Kalteng Apresiasi Program Integrasi Sawit-Sapi di Kobar
A
A
A
PANGKALAN BUN - Program integrasi sawit-sapi yang digulirkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah dalam dua tahun terakhir telah berhasil dan mulai ditiru sejumlah daerah di Indonesia. Hal ini diapresiasi Gubernur Kalteng Sugianto Sabran saat melakukan kunjungan kerja ke Kobar, Kamis (6/9/2018).
Sugianto langsung mengunjungi Kelompok Peternak Subur Makmur (SM) di Desa Pangkalan Tiga, Kecamatan Pangkalan Lada yang melalukan pembibitan sapi sekaligus bersebelahan dengan kebun sawit milik warga.
"Program integrasi sawit-sapi di Kobar terbilang sukses. Kandang sapi yang berdekatan dengan kebun sawit dikelola dengan baik sehingga antara sawit dan sapi saling membutuhkan. Sapi makan di sekitar sawit dan kotorannya digunakan untuk pupuk sawit," ujar Sugianto saat kunjungan kerjanya.
Ia mengatakan, usaha peternakan selalu memiliki potensi sinergitas dengan usaha lain yang membuat sistem produksi secara keseluruhan bisa menjadi lebih efisien, salah satunya adalah ternak sapi. Hewan ruminansia ini mempunyai kemampuan mengubah serat kasar dan bahan limbah menjadi sumber energi dalam tubuhnya menjadi daging. Tentu dengan bantuan mikroba dalam perutnya pada alam terbuka sapi mengonsumsi rumput dan daun, namun saat ini banyak sektor perkebunan yang menghasilkan limbah hijauan seperti pelepah sawit.
"Belum lagi lahan di sekitar tanaman sawit yang terbukti bisa menjadi lahan penggembalaan. Dan sudah banyak daerah di Indonesia yang belajar tentang integrasi sawit-sapi ke Kobar," ujarnya.
Menurutnya, sawit-sapi ini potensial dikembangkan mengingat luas perkebunan sawit di Indonesia mencapai 15 juta hektare dengan rincian 60% perusahaan perkebunan swasta dan sisanya oleh petani mandiri. Efisiensi yang terjadi akibat sinergitas pengembangan komoditi dalam model integrasi sawit-sapi diharapkan menjadi solusi atas biaya produksi bakalan, sehingga dapat bersaing dengan efisiensi usaha di luar negeri (Australia)."Integrasi sawit-sapi inilah merupakan jawaban atas keinginan berswasembada daging. Apalagi Pemerintah sudah mengeluarkan Permentan Nomor: 105/Permentan/PD.300/B/2014 tentang Integrasi Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dengan Usaha Budidaya Sapi Potong Potret keberhasilan yang dilakukan dua korporat besar yaitu PT Sulung Ranch dari Group Citra Borneo Indah (CBI) dan Agro Menara Rachmat dari Group Astra Agro Lestari di Kobar."
Sementara itu, Kabid SDM dan Pascapanen Dinas Peternakan Kabupaten Kotawaringin Barat M Rubiansyah mengungkapkan, sejumlah kelompok mampu mengembangkan usaha integrasi itu dengan inovasi yang luar biasa dan bisa menjadi model integrasi untuk kelompok lainnya.
"Dua kelompok yang pantas dicontoh yaitu Kelompok Peternak Subur Makmur (SM) di Desa Pangkalan Tiga, Kecamatan Pangkalan Lada dan Kelompok Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Baru Mandiri (KBM) di Desa Kubu," pungkasnya.
Sugianto langsung mengunjungi Kelompok Peternak Subur Makmur (SM) di Desa Pangkalan Tiga, Kecamatan Pangkalan Lada yang melalukan pembibitan sapi sekaligus bersebelahan dengan kebun sawit milik warga.
"Program integrasi sawit-sapi di Kobar terbilang sukses. Kandang sapi yang berdekatan dengan kebun sawit dikelola dengan baik sehingga antara sawit dan sapi saling membutuhkan. Sapi makan di sekitar sawit dan kotorannya digunakan untuk pupuk sawit," ujar Sugianto saat kunjungan kerjanya.
Ia mengatakan, usaha peternakan selalu memiliki potensi sinergitas dengan usaha lain yang membuat sistem produksi secara keseluruhan bisa menjadi lebih efisien, salah satunya adalah ternak sapi. Hewan ruminansia ini mempunyai kemampuan mengubah serat kasar dan bahan limbah menjadi sumber energi dalam tubuhnya menjadi daging. Tentu dengan bantuan mikroba dalam perutnya pada alam terbuka sapi mengonsumsi rumput dan daun, namun saat ini banyak sektor perkebunan yang menghasilkan limbah hijauan seperti pelepah sawit.
"Belum lagi lahan di sekitar tanaman sawit yang terbukti bisa menjadi lahan penggembalaan. Dan sudah banyak daerah di Indonesia yang belajar tentang integrasi sawit-sapi ke Kobar," ujarnya.
Menurutnya, sawit-sapi ini potensial dikembangkan mengingat luas perkebunan sawit di Indonesia mencapai 15 juta hektare dengan rincian 60% perusahaan perkebunan swasta dan sisanya oleh petani mandiri. Efisiensi yang terjadi akibat sinergitas pengembangan komoditi dalam model integrasi sawit-sapi diharapkan menjadi solusi atas biaya produksi bakalan, sehingga dapat bersaing dengan efisiensi usaha di luar negeri (Australia)."Integrasi sawit-sapi inilah merupakan jawaban atas keinginan berswasembada daging. Apalagi Pemerintah sudah mengeluarkan Permentan Nomor: 105/Permentan/PD.300/B/2014 tentang Integrasi Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dengan Usaha Budidaya Sapi Potong Potret keberhasilan yang dilakukan dua korporat besar yaitu PT Sulung Ranch dari Group Citra Borneo Indah (CBI) dan Agro Menara Rachmat dari Group Astra Agro Lestari di Kobar."
Sementara itu, Kabid SDM dan Pascapanen Dinas Peternakan Kabupaten Kotawaringin Barat M Rubiansyah mengungkapkan, sejumlah kelompok mampu mengembangkan usaha integrasi itu dengan inovasi yang luar biasa dan bisa menjadi model integrasi untuk kelompok lainnya.
"Dua kelompok yang pantas dicontoh yaitu Kelompok Peternak Subur Makmur (SM) di Desa Pangkalan Tiga, Kecamatan Pangkalan Lada dan Kelompok Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Baru Mandiri (KBM) di Desa Kubu," pungkasnya.
(zik)