Frustasi dengan Penyakitnya, Pemilik Kedai Kopi Gantung Diri
A
A
A
TANJUNGPINANG - Andi Jufianzah alias Apek (33), pemilik Kedai Kopi Beranda, Kilomoter 9, Jalan DI Panjaitan, Tanjungpinang Timur, ditemukan tewas gantung diri di dalam kedainya, Selasa (4/9/2019) pagi. Apek diduga nekat mengakhiri hidupnya karena tak sanggup lagi menahan sakit di bagian perut yang sudah menahun dideritanya. Kematian Apek pun menghebohkan warga Bintan Centre.
Kapolsek Tanjungpinang Timur AKP Hendriyal membenarkan adanya warga yang bunuh diri dengan cara gantung diri. Dia menuturkan, orang pertama kali melihat korban adalah istrinya bernama Ririn saat hendak berangkat mengantar anak ke sekolah.
Di mana saat turun dari lantai dua ruko melihat Apek sudah tak bernyawa. Sebab, Apek tidur di lantai dasar ruko sehingga istrinya tidak mengetahui kejadian tersebut. Korban dan istrinya tinggal di ruko Kedai Kopi Beranda tersebut.
"Tadi istrinya lihat korban sudah meninggal gantung diri pakai tali kabel televisi yang diikat di tempat proyektor di dalam kedai," kata Hendriyal di lokasi kejadian.
Dikatakan, dari keterangan istri korban bahwa Apek selama ini sudah sering mengeluhkan perutnya yang sakit. Korban diduga mengindap penyakit di perut yang sudah bertahun-tahun. Tak tahan lagi dengan penyakit itu, Apek lantas mengakhiri hidupnya.
"Keterangan istrinya, korban sering mengeluh sakit perut. Dugaan sementara karena penyakitnya. Tapi, yang jelas masih kita dalami apa penyebab korban gantung diri," ujar dia.
Lanjut, kata dia, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), petugas menemukan pisau carter untuk pemotong kabel, galon sebagai tempat pijakan kaki korban. Saat mengakiri nyawanya, Apek mengenakan baju kaos warna merah dan celana pendek. "Kalau diperhatikan korban menggunakan galon air untuk pijakan kakinya," pungkasnya.
Kapolsek Tanjungpinang Timur AKP Hendriyal membenarkan adanya warga yang bunuh diri dengan cara gantung diri. Dia menuturkan, orang pertama kali melihat korban adalah istrinya bernama Ririn saat hendak berangkat mengantar anak ke sekolah.
Di mana saat turun dari lantai dua ruko melihat Apek sudah tak bernyawa. Sebab, Apek tidur di lantai dasar ruko sehingga istrinya tidak mengetahui kejadian tersebut. Korban dan istrinya tinggal di ruko Kedai Kopi Beranda tersebut.
"Tadi istrinya lihat korban sudah meninggal gantung diri pakai tali kabel televisi yang diikat di tempat proyektor di dalam kedai," kata Hendriyal di lokasi kejadian.
Dikatakan, dari keterangan istri korban bahwa Apek selama ini sudah sering mengeluhkan perutnya yang sakit. Korban diduga mengindap penyakit di perut yang sudah bertahun-tahun. Tak tahan lagi dengan penyakit itu, Apek lantas mengakhiri hidupnya.
"Keterangan istrinya, korban sering mengeluh sakit perut. Dugaan sementara karena penyakitnya. Tapi, yang jelas masih kita dalami apa penyebab korban gantung diri," ujar dia.
Lanjut, kata dia, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), petugas menemukan pisau carter untuk pemotong kabel, galon sebagai tempat pijakan kaki korban. Saat mengakiri nyawanya, Apek mengenakan baju kaos warna merah dan celana pendek. "Kalau diperhatikan korban menggunakan galon air untuk pijakan kakinya," pungkasnya.
(nag)