Mahasiswa Tingkat Akhir Ditemukan Tewas Gantung Diri

Mahasiswa Tingkat Akhir Ditemukan Tewas Gantung Diri
A
A
A
TANJUNGPINANG - Erdiyaan Syah Dani alias Edi (26), mahasiswa tingkat akhir Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pembangunan Tanjungpinang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Edi mengakhiri hidupnya di rumah kakak kandungnya bernama Eka, di gang Lorong Satu, RT03/RW02, Nomor 11 A, Jalan Pandan, Kelurahan Sei Jang, Kecamatan Bukit Bestari, Tanjungpinang, Jumat (31/8/2018) sekitar pukul 09.00 WIB.
Kejadian ini menghebohkan warga perumahan setempat, banyak terkejut mendengar Edi ditemukan tewas gantung diri. Terutama Eka, tidak percaya bahwa adiknya akan meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.
Eka tampak syok setelah melihat adiknya terkapar di dalam kamar. Padahal Eka tadi pagi saat meninggalkan rumah melihat adiknya dalam kondisi baik-baik saja.
Ketua RT03/RW02, Rifai mendapat kabar korban meninggal gantung diri setelah diberitahu kakak korban. Dia langsung mendatangi rumah tersebut untuk melihat langsung. Kemudian Rifai menghubungi pihak kepolisian. Tak lama berselang, pihak kepolisian mendatangi rumah korban. "Saya dapat laporan dari kakaknya, korban tewas gantung diri di kamar. Saya langsung hubungi polisi," kata Rifai.
Di lokasi, Kasatreskrim Polres Tanjungpinang AKP Dwihatmoko Wiroseno mengatakan, korban gantung diri menggunakan tali ikat pinggang. Dua jam sebelum ditemukan meninggal dunia, kakak korban masih melihat Edi dalam kondisi sehat.
Namun, tiba-tiba Eka dihubungi pacar Edi memberitahu kejadian tersebut. Sebab, sebelum melakukan gantung diri, Edi masih berkomunikasi dengan pacarnya lewat Whatsapp. "Kejadian ini diketahui kakak korban dari pacarnya (Edi). Korban gantung diri pakai tali ikat pinggang," kata pria yang akrab disapa Moko.
Disinggung apakah motif kematian korban karena asmara, kata Moko, saat ini pihaknya masih mendalaminya. Dia menyampaikan, korban sempat memberitahu dan sempat menyampaikan permintaan maaf lewat chatting Whatsapp kepada pacarnya sebelum mengakhiri hidupnya.
"Sedang kita dalami dulu apa penyebabnya. Yang jelas korban mengirimkan pesan permintaan maaf bahwa telah menyusahkan kekasihnya dan keluarganya," ujarnya.
Untuk pemeriksaan lebih lanjut, korban dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjungpinang untuk autopsi. Setelah itu, korban dibawa ke rumahnya di Pulau Penyengat untuk disemayamkan. "Kita tunggu dulu hasil visumnya seperti apa. Rencananya hari ini juga pihak keluarga mau bawa ke Penyengat untuk disemayamkan," tutup Moko.
Edi mengakhiri hidupnya di rumah kakak kandungnya bernama Eka, di gang Lorong Satu, RT03/RW02, Nomor 11 A, Jalan Pandan, Kelurahan Sei Jang, Kecamatan Bukit Bestari, Tanjungpinang, Jumat (31/8/2018) sekitar pukul 09.00 WIB.
Kejadian ini menghebohkan warga perumahan setempat, banyak terkejut mendengar Edi ditemukan tewas gantung diri. Terutama Eka, tidak percaya bahwa adiknya akan meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.
Eka tampak syok setelah melihat adiknya terkapar di dalam kamar. Padahal Eka tadi pagi saat meninggalkan rumah melihat adiknya dalam kondisi baik-baik saja.
Ketua RT03/RW02, Rifai mendapat kabar korban meninggal gantung diri setelah diberitahu kakak korban. Dia langsung mendatangi rumah tersebut untuk melihat langsung. Kemudian Rifai menghubungi pihak kepolisian. Tak lama berselang, pihak kepolisian mendatangi rumah korban. "Saya dapat laporan dari kakaknya, korban tewas gantung diri di kamar. Saya langsung hubungi polisi," kata Rifai.
Di lokasi, Kasatreskrim Polres Tanjungpinang AKP Dwihatmoko Wiroseno mengatakan, korban gantung diri menggunakan tali ikat pinggang. Dua jam sebelum ditemukan meninggal dunia, kakak korban masih melihat Edi dalam kondisi sehat.
Namun, tiba-tiba Eka dihubungi pacar Edi memberitahu kejadian tersebut. Sebab, sebelum melakukan gantung diri, Edi masih berkomunikasi dengan pacarnya lewat Whatsapp. "Kejadian ini diketahui kakak korban dari pacarnya (Edi). Korban gantung diri pakai tali ikat pinggang," kata pria yang akrab disapa Moko.
Disinggung apakah motif kematian korban karena asmara, kata Moko, saat ini pihaknya masih mendalaminya. Dia menyampaikan, korban sempat memberitahu dan sempat menyampaikan permintaan maaf lewat chatting Whatsapp kepada pacarnya sebelum mengakhiri hidupnya.
"Sedang kita dalami dulu apa penyebabnya. Yang jelas korban mengirimkan pesan permintaan maaf bahwa telah menyusahkan kekasihnya dan keluarganya," ujarnya.
Untuk pemeriksaan lebih lanjut, korban dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjungpinang untuk autopsi. Setelah itu, korban dibawa ke rumahnya di Pulau Penyengat untuk disemayamkan. "Kita tunggu dulu hasil visumnya seperti apa. Rencananya hari ini juga pihak keluarga mau bawa ke Penyengat untuk disemayamkan," tutup Moko.
(wib)