Festival Dolanan KBP Sarat Pesan Moral Kebaikan
A
A
A
MALANG - Kampung Budaya Polowijen (KBP), Malang, Jawa Timur, menggelar Festival Dolanan selama dua hari, 18-19 Agustus 2018, bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Acara yang dikemas dengan berbagai lomba, antara lain mewarnai dan menggambar, nembang, mendongeng, dan tari, untuk mengangkat kembali seni budaya ada di tanah Jawa dan Indonesia.
Penggagas KBP, Ki Demang mengatakan, tema dolanan sejatinya adalah permainan anak-anak zaman dulu yang telah lama ada dan sebagian masih berkembang. Hal tersebut perlu diangkat kembali sebagai upaya untuk mewarisi tradisi dan melestarikan budaya.
"Karenanya KBP merasa berkepentingan dan peduli terhadap anak-anak agar dolanan dan permainan tradisional tidak tercerabut dari akarnya dan tidak tergerus oleh gempuran permainan modern yang berbasis teknologi," kata Ki Demang dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Sabtu (18/8/2018).
Ki Demang mengatakan, perbedaan dolanan maupun permainan tradisional dengan permainan modern tidak hanya dari segi dan teknik permainannya saja. Tetapi, makna yang tersirat dalam dolanan dan permainan tradisional sarat penuh makna dan mengandung pesan moral kebaikan.
Menurut dia, dolanan dan permainan tradisional mengajarkan tentang kebersamaan, toleransi, sikap menerima dan menghargai, tenggang rasa serta menjunjung tinggi sportifvitas terhadap teman sebaya.
"Festival Dolanan tidak hanya sekadar mengembalikan dunia anak-anak yang sesungguhnya, tetapi juga ingin menyampaikan pesan bahwa dolanan merupakan salah satu pendidikan yang berbasis budaya. Ini dapat membentuk karakter dan kepribadian anak-anak kelak suatu ketika sudah dewasa," katanya.
Acara yang dikemas dengan berbagai lomba, antara lain mewarnai dan menggambar, nembang, mendongeng, dan tari, untuk mengangkat kembali seni budaya ada di tanah Jawa dan Indonesia.
Penggagas KBP, Ki Demang mengatakan, tema dolanan sejatinya adalah permainan anak-anak zaman dulu yang telah lama ada dan sebagian masih berkembang. Hal tersebut perlu diangkat kembali sebagai upaya untuk mewarisi tradisi dan melestarikan budaya.
"Karenanya KBP merasa berkepentingan dan peduli terhadap anak-anak agar dolanan dan permainan tradisional tidak tercerabut dari akarnya dan tidak tergerus oleh gempuran permainan modern yang berbasis teknologi," kata Ki Demang dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Sabtu (18/8/2018).
Ki Demang mengatakan, perbedaan dolanan maupun permainan tradisional dengan permainan modern tidak hanya dari segi dan teknik permainannya saja. Tetapi, makna yang tersirat dalam dolanan dan permainan tradisional sarat penuh makna dan mengandung pesan moral kebaikan.
Menurut dia, dolanan dan permainan tradisional mengajarkan tentang kebersamaan, toleransi, sikap menerima dan menghargai, tenggang rasa serta menjunjung tinggi sportifvitas terhadap teman sebaya.
"Festival Dolanan tidak hanya sekadar mengembalikan dunia anak-anak yang sesungguhnya, tetapi juga ingin menyampaikan pesan bahwa dolanan merupakan salah satu pendidikan yang berbasis budaya. Ini dapat membentuk karakter dan kepribadian anak-anak kelak suatu ketika sudah dewasa," katanya.
(wib)