Sleman Hasilkan Sampah 508 Meter Kubik Per Hari
A
A
A
SLEMAN - Bupati Sleman Sri Purnomo mengajak seluruh lapisan masyarakat mengelola sampah secara mandiri, baik organik maupun anorganik. Pengelolaan ini penting untuk mengurangi volume sampah sekaligus mendapat manfaat ekonomi dari mendaur ulang sampah.
"Jadi yang nanti dibuang adalah residu sampah itu," kata Sri Purnomo saat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2018 tingkat kabupaten di Dusun Pendulan, Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, DIY, Rabu (8/8/2018).
Volume sampah di Sleman tercatat cukup banyak, yaitu mencapai 15.239 meter kubik per bulan atau rata-rata 508 meter kubik per hari. Untuk mengurangi volume sampah, maka sebelum sampai di tempat pembuangan akhir (TPA) diolah terlebih dahulu, melalui 3R (reuse, reduce dan recycle).
"Saat di rumah, di dusun, atau di desa sudah ada pengolahan sampah maka kegiatan 3R tentu bisa berjalan lancar," katanya.
Pemkab akan terus mendorong dan mendukung tumbuhnya pengelola sampah mandiri, terutama dalam mengupayakan sampah bisa didaur ulang. "Pengendalian sampah ini membutuhkan partisipasi dan kolaborasi dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta," katanya.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman Arif Haryono menambahkan agar peringatan lingkungan hidup sedunia 2018 bukan hanya acara seremonial dan kegiatan rutin setiap tahun. Yang lebih penting lagi dapat menjadi momentum masyarakat dalam mengelola sampah berkelanjutan, terlebih sampah plastik.
"Untuk penglohan sampah plastik bisa dengan redesign kemasan plastik, memanfaatkan kembali kemasan, atau mendaur ulang," katanya.
"Jadi yang nanti dibuang adalah residu sampah itu," kata Sri Purnomo saat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2018 tingkat kabupaten di Dusun Pendulan, Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, DIY, Rabu (8/8/2018).
Volume sampah di Sleman tercatat cukup banyak, yaitu mencapai 15.239 meter kubik per bulan atau rata-rata 508 meter kubik per hari. Untuk mengurangi volume sampah, maka sebelum sampai di tempat pembuangan akhir (TPA) diolah terlebih dahulu, melalui 3R (reuse, reduce dan recycle).
"Saat di rumah, di dusun, atau di desa sudah ada pengolahan sampah maka kegiatan 3R tentu bisa berjalan lancar," katanya.
Pemkab akan terus mendorong dan mendukung tumbuhnya pengelola sampah mandiri, terutama dalam mengupayakan sampah bisa didaur ulang. "Pengendalian sampah ini membutuhkan partisipasi dan kolaborasi dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta," katanya.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman Arif Haryono menambahkan agar peringatan lingkungan hidup sedunia 2018 bukan hanya acara seremonial dan kegiatan rutin setiap tahun. Yang lebih penting lagi dapat menjadi momentum masyarakat dalam mengelola sampah berkelanjutan, terlebih sampah plastik.
"Untuk penglohan sampah plastik bisa dengan redesign kemasan plastik, memanfaatkan kembali kemasan, atau mendaur ulang," katanya.
(amm)