Korban Gempa NTB Terus Bertambah, 98 Orang Meninggal
A
A
A
LOMBOK - Jumlah korban dampak gempa 7.0 SR yang mengguncang wilayah Lombok, Sumbawa dan Bali pada Minggu 5 Agustus 2018 pukul 18.46 WIB, terus bertambah. Gempa juga menyebabkan berbagai wilayah mengalami kerusakan.
Data sementara yang dihimpun Posko BNPB mencatat sebanyak 98 orang meninggal dunia dan 236 orang luka-luka. Selain itu, ribuan rumah rusak dan pengungsi mencapai ribuan jiwa tersebar di berbagai lokasi.
"Semua korban meninggal dunia adalah warga negara Indonesia. Belum adanya laporan wisatawan asing yang menjadi korban akibat gempa," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (8/6/2018).
Sutopo memperkirakan, jumlah korban dan kerusakan akibat dampak gempa akan terus bertambah. Mengingat belum semua daerah terdampak gempa dapat dijangkau petugas Tim SAR gabungan.
Selain itu diduga ada korban tertimbun bangunan yang roboh belum dapat dievakuasi oleh petugas. Tim SAR Gabungan teus menyisir daerah-daerah terdampak gempa untuk melakukan evakuasi, penyelamatan dan pertolongan kepada korban. “Pendataan masih terus dilakukan oleh aparat,” kata Sutopo.
Korban meninggal dunia paling banyak terdapat di Kabupaten Lombok Utara karena wilayah inilah yang parah terkena dampak gempa. Dari 98 orang meningggal dunia akibat gempa, terdapat di Kabupaten Lombok Utara 72 orang, Lombok Barat 16 orang, Kota Mataram 4 orang, Lombok Timur 2 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan Kota Denpasar 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.
Upaya evakuasi, penyelamatan dan pertolongan kepada korban terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan. Evakuasi korban yang tertimpa masjid roboh di Desa Lading-Lading Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara masih dilakukan. Alat berat dikerahkan sejak Senin (6/8/2018) sekitar pukul 15.00 WIB.
Satu alat berat digunakan untuk menghancurkan atap dan dinding masjid yang menimpa korban. Belum dapat diperkirakan berapa jumlah korban yang tertimpa masjid roboh.
Korban saat itu sedang salat Isya berjamaah tiba-tiba diguncang gempa dengan kekuatan 7 SR sehingga bangunan masjid roboh dan langsung menimpa jamaah di bawahnya. Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri dan relawan masih melakukan evakuasi.
Jumlah pengungsi belum dapat dipastikan. Diperkirakan ribuan pengungsi tersebar di berbagai lokasi. Bantuan juga belum dapat didistribusikan merata. Selain terbatasnya jumlah logistik yang ada, pengungsi juga tersebar di berbagai lokasi sehingga menyulitkan pembagian bantuan, khususnya di Kabupaten Lombok Utara.
Data sementara yang dihimpun Posko BNPB mencatat sebanyak 98 orang meninggal dunia dan 236 orang luka-luka. Selain itu, ribuan rumah rusak dan pengungsi mencapai ribuan jiwa tersebar di berbagai lokasi.
"Semua korban meninggal dunia adalah warga negara Indonesia. Belum adanya laporan wisatawan asing yang menjadi korban akibat gempa," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (8/6/2018).
Sutopo memperkirakan, jumlah korban dan kerusakan akibat dampak gempa akan terus bertambah. Mengingat belum semua daerah terdampak gempa dapat dijangkau petugas Tim SAR gabungan.
Selain itu diduga ada korban tertimbun bangunan yang roboh belum dapat dievakuasi oleh petugas. Tim SAR Gabungan teus menyisir daerah-daerah terdampak gempa untuk melakukan evakuasi, penyelamatan dan pertolongan kepada korban. “Pendataan masih terus dilakukan oleh aparat,” kata Sutopo.
Korban meninggal dunia paling banyak terdapat di Kabupaten Lombok Utara karena wilayah inilah yang parah terkena dampak gempa. Dari 98 orang meningggal dunia akibat gempa, terdapat di Kabupaten Lombok Utara 72 orang, Lombok Barat 16 orang, Kota Mataram 4 orang, Lombok Timur 2 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan Kota Denpasar 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.
Upaya evakuasi, penyelamatan dan pertolongan kepada korban terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan. Evakuasi korban yang tertimpa masjid roboh di Desa Lading-Lading Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara masih dilakukan. Alat berat dikerahkan sejak Senin (6/8/2018) sekitar pukul 15.00 WIB.
Satu alat berat digunakan untuk menghancurkan atap dan dinding masjid yang menimpa korban. Belum dapat diperkirakan berapa jumlah korban yang tertimpa masjid roboh.
Korban saat itu sedang salat Isya berjamaah tiba-tiba diguncang gempa dengan kekuatan 7 SR sehingga bangunan masjid roboh dan langsung menimpa jamaah di bawahnya. Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri dan relawan masih melakukan evakuasi.
Jumlah pengungsi belum dapat dipastikan. Diperkirakan ribuan pengungsi tersebar di berbagai lokasi. Bantuan juga belum dapat didistribusikan merata. Selain terbatasnya jumlah logistik yang ada, pengungsi juga tersebar di berbagai lokasi sehingga menyulitkan pembagian bantuan, khususnya di Kabupaten Lombok Utara.
(wib)