Kodok Merah, Spesies Baru Ditemukan di Gunung Ciremai
A
A
A
MAJALENGKA - Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) menjadi saksi untuk penemuan spesies baru dari jenis kodok. Belum lama ini, telah ditemukan jenis baru dari genus Leptophryne di TNGC. Leptophryne javanica sp, demikian nama dari jenis baru, yang ditemukan belum lama itu.
Dilansir dari situs TNGC, penemuan spesies baru ini berawal dari ketidaksengajaan, saat digelarnya lomba foto flora fauna di kawasan Blok Ipukan pada 2012 silam. Saat itu, salah seorang peserta diketahui berhasil mengabadikan salah satu fauna 'asing.'
Seperti dalam keterangan yang diunggah pada Sabtu (28/7/2018), spesies hasil temuan itu kemudian diberi nama Kodok Merah. Penamaan tersebut merujuk dari bentuk morfologi, seperti penjelasan yang terdapat dalam buku Amfibi Jawa Bali halaman 42, karya T Iskandar.
"Warna kodok merah; hitam dengan bercak merah dan kuning dengan dua macam bentuk. Bentuk pertama terdiri dari individu-individu dengan tanda jam pasir; pinggiran merah dan kuning di tengah-tengah hitam. Jenis kedua terdiri dari individu-individu dengan bercak kuning tersebar di seluruh warna hitam. Bagian bawah berwarna kemerahan atau ke kuningan," demikian kata T Iskandar dalam bukunya itu.
Sebagai tindak lanjut dari temuan itu, pihak Balai TNGC bekerja sama dengan PILI dan didukung Pertamina EP mengadakan Survei Biodiversitas di Taman Nasional Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, pada 2013 lalu. Kegiatan itu dilakukan di empat lokasi yang menjadi habitatnya, yaitu aliran Paderek (Curug Cilutung, Curug Cisurian dan Curug Batu Nganjut), dan aliran Kopi Bojong.
Selang empat tahun kemudian, atau tepatnya 2017, dilakukan monitoring habitat dan populasi kodok merah oleh PEH Balai TNGC. Dalam monitoring itu, ditemukan lokasi baru yaitu di aliran Ciinjuk, mata air Cadas Belang, dan mata air Sigedong.
Di tahun yang sama, LIPI melakukan pengambilan sampel kodok merah yang berada di Aliran Padarek. Melalui artikel ZOOTAXA nomor 4450 (4): 427-444, setelah melakukan pengujian laboratorium genetik, suara dan morfologi, dipastikan bahwa kodok merah yang ditemukan di Gunung Ciremai adalah spesies baru yang berbeda dengan kodok merah yang ada di Gunung Halimun dan Gunung Gede Pangrango. Di sisi lain, Spesies yang ada di Gunung Ciremai itu sama dengan yang ada di Gunung Slamet.
Sementara, Kepala Balai TNGC, Koeswandono mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penelitian lebih lanjut, terkait temuan itu. "Pengumpulan data populasi dan sebaran masih berjalan," kata dia lewat pesan WA, kepada SINDOnews, Sabtu (28/7/201).
Dilansir dari situs TNGC, penemuan spesies baru ini berawal dari ketidaksengajaan, saat digelarnya lomba foto flora fauna di kawasan Blok Ipukan pada 2012 silam. Saat itu, salah seorang peserta diketahui berhasil mengabadikan salah satu fauna 'asing.'
Seperti dalam keterangan yang diunggah pada Sabtu (28/7/2018), spesies hasil temuan itu kemudian diberi nama Kodok Merah. Penamaan tersebut merujuk dari bentuk morfologi, seperti penjelasan yang terdapat dalam buku Amfibi Jawa Bali halaman 42, karya T Iskandar.
"Warna kodok merah; hitam dengan bercak merah dan kuning dengan dua macam bentuk. Bentuk pertama terdiri dari individu-individu dengan tanda jam pasir; pinggiran merah dan kuning di tengah-tengah hitam. Jenis kedua terdiri dari individu-individu dengan bercak kuning tersebar di seluruh warna hitam. Bagian bawah berwarna kemerahan atau ke kuningan," demikian kata T Iskandar dalam bukunya itu.
Sebagai tindak lanjut dari temuan itu, pihak Balai TNGC bekerja sama dengan PILI dan didukung Pertamina EP mengadakan Survei Biodiversitas di Taman Nasional Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, pada 2013 lalu. Kegiatan itu dilakukan di empat lokasi yang menjadi habitatnya, yaitu aliran Paderek (Curug Cilutung, Curug Cisurian dan Curug Batu Nganjut), dan aliran Kopi Bojong.
Selang empat tahun kemudian, atau tepatnya 2017, dilakukan monitoring habitat dan populasi kodok merah oleh PEH Balai TNGC. Dalam monitoring itu, ditemukan lokasi baru yaitu di aliran Ciinjuk, mata air Cadas Belang, dan mata air Sigedong.
Di tahun yang sama, LIPI melakukan pengambilan sampel kodok merah yang berada di Aliran Padarek. Melalui artikel ZOOTAXA nomor 4450 (4): 427-444, setelah melakukan pengujian laboratorium genetik, suara dan morfologi, dipastikan bahwa kodok merah yang ditemukan di Gunung Ciremai adalah spesies baru yang berbeda dengan kodok merah yang ada di Gunung Halimun dan Gunung Gede Pangrango. Di sisi lain, Spesies yang ada di Gunung Ciremai itu sama dengan yang ada di Gunung Slamet.
Sementara, Kepala Balai TNGC, Koeswandono mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penelitian lebih lanjut, terkait temuan itu. "Pengumpulan data populasi dan sebaran masih berjalan," kata dia lewat pesan WA, kepada SINDOnews, Sabtu (28/7/201).
(sms)