Dokter Ungkap Penyebab Keluarnya Darah dan Nanah Pascaoperasi Adam
A
A
A
PADANGSIDIMPUAN - Dokter Fauzi Fahmi, yang menangani Adam Saputra (15), warga Sabungan, Hutaimbaru, Kota Padangsidimpuan menyebutkan, pola makan dan gizi menjadi penyebab perut Adam mengeluarkan darah dan nanah pascaoperasi perut di RSUD Padangsidimpuan, Sumatera Utara, belum lama ini.
“Jangankan keluarkan nanah dan darah, matipun pasien bisa,”ujarnya kepada wartawan di Padangsidimpuan.
Dokter Fami mengatakan Adam menolak dimasukkan selang ke dalam hidung. Selain itu, Adam juga tidak mau mendengarkan nasihat tim medis agar mengonsumsi telur 6 butir sehari.
“Kami sarankan agar dia makan putih telur sebanyak 6 butir sehari agar gizinya bertambah, namun dia menolak,” ujarnya.
Ditanya alasan pihak rumah sakit memperbolehkan Adam pulang ke rumah, Fahmi menjelaskan bahwa kondisi Adam saat itu sudah mulai membaik. Lebih lanjut dia menjelaskan, pihak rumah sakit juga sudah menawarkan kepada keluarga agar Adam dirujuk ke Medan. Namun, dengan alasan tertentu, pihak keluarga menolak.
”Kami sudah sarankan agar Adam dirujuk, tapi ditolak,” imbuhnya.
Komisi III DPRD Sidimpuan: Ini Memalukan
Anggota Komisi III DPRD, Timbul Simanungkalit, mempertanyakan sistem pelayanan rumah sakit milik pemerintah daerah itu. “Ini sangat memalukan, rumah sakit yang digadang-gadang sebagai rumah sakit rujukan, ternyata pelayanan medisnya masih jauh dari yang diharapkan,” ujarnya.
Ironisnya menurut Timbul, pasien belum sembuh total, namun tim medis yang ada di rumah sakit itu memperbolehkannya pulang. Seharusnya, apabila petugas medis tidak mampu menangani pasien, tim medis harus jujur dan merujuknya ke tempat lain.
”Jangan jaga gengsi, kalau memang tidak mampu segera rujuk,”tutur politisi asal Partai Nasional Demokrat itu.
Mantan aktivis buruh itu juga menilai, sistem pelayanan di rumah sakit masih terkesan mengutamakan kepantingan administrasi daripada pelayanan kepada pasien yang datang.
Banyak keluarga pasien, terutama pasien gawat darurat yang mengeluhkan pelayanan. Bagaimana tidak, petugas rumah sakit kebanggaan pemerintah itu lebih mengutamakan kesiapan administrasi pasien yang datang. ”Keluhan banyak yang datang kepada saya, ternyata, pasien harus melengkapi adminitrasi terlebih dahulu agar bisa diberikan pelayanan medis, atau pasien tidak boleh dirujuk sebelum semua administrasi diselesaikan oleh keluarga,” tuturnya.
Orang Tua Adam Kesulitan Biaya
Bidasari, orang tua perempuan Adam hanya bisa menangis ketika wartawan menjumpainya di RSUD Padangsidimpuan. Bidasari mengaku kesulitan mencari biaya berobat Adam.
”Kami hanya bekerja sebagai petani, makanya sulit untuk mendapatkan biaya berobat Adam,” tuturnya.
Dijelaskannya, berbagai cara sudah dilakukan bersama suaminya. Namun, belum menemukan titik terang. Saat ini, keluarga hanya bisa menerima nasib Adam, karena keterbatasan biaya berobat tersebut. Dijelaskannya, Sebelum jatuh sakit, Adam seorang anak yang periang.
Tak heran, jika siswa kelas 2 SMP tersebut banyak teman. Namun, saat ini berbeda, Adam menjadi seorang yang hanya bisa menjerit dan menangis. Kian hari, kondisi anaknya tersebut semakin memprihatinkan, karena saat ini mengangkat badannya sudah merasa kesakitan.
Seperti diberitakan, Adam didiagnosa terkena usus buntu. Selanjutnya, dokter di RSUD Padangsidimpuan menyarankan agar dioperasi. Seminggu sebelum puasa, Adam dioperasi di RSUD Padangsidimpuan.
Sebulan dirawat, dokter mempersilakan Adam pulang. Kecemasan orang tua Adam terjadi setelah beberapa hari di rumah. Luka operasi Adam langsung mengeluarkan nanah dan darah.
Selanjutnya, Adam dibawa ke RSUD Padangsidimpuan. Namun, pihak rumah sakit merujuknya ke puskesmas. Ketika di Puskesmas, Adam justru tidak mendapatkan perhatian serius. (Baca Juga: Pascaoperasi Perut, Adam Mengeluarkan Darah dan Nanah)
“Jangankan keluarkan nanah dan darah, matipun pasien bisa,”ujarnya kepada wartawan di Padangsidimpuan.
Dokter Fami mengatakan Adam menolak dimasukkan selang ke dalam hidung. Selain itu, Adam juga tidak mau mendengarkan nasihat tim medis agar mengonsumsi telur 6 butir sehari.
“Kami sarankan agar dia makan putih telur sebanyak 6 butir sehari agar gizinya bertambah, namun dia menolak,” ujarnya.
Ditanya alasan pihak rumah sakit memperbolehkan Adam pulang ke rumah, Fahmi menjelaskan bahwa kondisi Adam saat itu sudah mulai membaik. Lebih lanjut dia menjelaskan, pihak rumah sakit juga sudah menawarkan kepada keluarga agar Adam dirujuk ke Medan. Namun, dengan alasan tertentu, pihak keluarga menolak.
”Kami sudah sarankan agar Adam dirujuk, tapi ditolak,” imbuhnya.
Komisi III DPRD Sidimpuan: Ini Memalukan
Anggota Komisi III DPRD, Timbul Simanungkalit, mempertanyakan sistem pelayanan rumah sakit milik pemerintah daerah itu. “Ini sangat memalukan, rumah sakit yang digadang-gadang sebagai rumah sakit rujukan, ternyata pelayanan medisnya masih jauh dari yang diharapkan,” ujarnya.
Ironisnya menurut Timbul, pasien belum sembuh total, namun tim medis yang ada di rumah sakit itu memperbolehkannya pulang. Seharusnya, apabila petugas medis tidak mampu menangani pasien, tim medis harus jujur dan merujuknya ke tempat lain.
”Jangan jaga gengsi, kalau memang tidak mampu segera rujuk,”tutur politisi asal Partai Nasional Demokrat itu.
Mantan aktivis buruh itu juga menilai, sistem pelayanan di rumah sakit masih terkesan mengutamakan kepantingan administrasi daripada pelayanan kepada pasien yang datang.
Banyak keluarga pasien, terutama pasien gawat darurat yang mengeluhkan pelayanan. Bagaimana tidak, petugas rumah sakit kebanggaan pemerintah itu lebih mengutamakan kesiapan administrasi pasien yang datang. ”Keluhan banyak yang datang kepada saya, ternyata, pasien harus melengkapi adminitrasi terlebih dahulu agar bisa diberikan pelayanan medis, atau pasien tidak boleh dirujuk sebelum semua administrasi diselesaikan oleh keluarga,” tuturnya.
Orang Tua Adam Kesulitan Biaya
Bidasari, orang tua perempuan Adam hanya bisa menangis ketika wartawan menjumpainya di RSUD Padangsidimpuan. Bidasari mengaku kesulitan mencari biaya berobat Adam.
”Kami hanya bekerja sebagai petani, makanya sulit untuk mendapatkan biaya berobat Adam,” tuturnya.
Dijelaskannya, berbagai cara sudah dilakukan bersama suaminya. Namun, belum menemukan titik terang. Saat ini, keluarga hanya bisa menerima nasib Adam, karena keterbatasan biaya berobat tersebut. Dijelaskannya, Sebelum jatuh sakit, Adam seorang anak yang periang.
Tak heran, jika siswa kelas 2 SMP tersebut banyak teman. Namun, saat ini berbeda, Adam menjadi seorang yang hanya bisa menjerit dan menangis. Kian hari, kondisi anaknya tersebut semakin memprihatinkan, karena saat ini mengangkat badannya sudah merasa kesakitan.
Seperti diberitakan, Adam didiagnosa terkena usus buntu. Selanjutnya, dokter di RSUD Padangsidimpuan menyarankan agar dioperasi. Seminggu sebelum puasa, Adam dioperasi di RSUD Padangsidimpuan.
Sebulan dirawat, dokter mempersilakan Adam pulang. Kecemasan orang tua Adam terjadi setelah beberapa hari di rumah. Luka operasi Adam langsung mengeluarkan nanah dan darah.
Selanjutnya, Adam dibawa ke RSUD Padangsidimpuan. Namun, pihak rumah sakit merujuknya ke puskesmas. Ketika di Puskesmas, Adam justru tidak mendapatkan perhatian serius. (Baca Juga: Pascaoperasi Perut, Adam Mengeluarkan Darah dan Nanah)
(rhs)