Usai Diperkosa, Siswi SD di Mojokerto Dibunuh Lalu Mayatnya Dibuang
A
A
A
MOJOKERTO - Polres Mojokerto Kota menemukan titik terang atas kasus kematian Elsa Marsiah (11) yang ditemukan terapung di sungai kawasan Balongcangkring, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto. Saat ditemukan warga Sabtu 14 Juli 2018 lalu, kondisi siswi kelas 2 SDN Mentikan itu sudah dalam kondisi tak bernyawa. Dan diduga, korban merupakan korban pembunuhan dan sebelumnya mengalami kekerasan seksual (diperkosa).
Kapolres Mojokerto Kota AKBP Sigit Dani Setyono mengatakan, dari hasil autopsi, besar kemungkinan Elsa merupakan korban pembunuhan. Karena menurutnya, di dalam paru-paru korban tak ditemukan adanya air. Itu berarti, korban sudah tidak bernyawa sebelum dibuang pelaku ke sungai.
”Dugaan kami ya itu (korban pembunuhan). Ada kekerasan seksual sebelumnya,” kata Sigit, Senin (23/7/2018).
Menurut Kapolres, polisi juga menemukan luka di bagian alat vital korban. Dugaan itu menguatkan adanya kekerasan seksual (pemerkosaan) sebelum akhirnya korban dibunuh. Dan menurutnya, ada dugaan jika pelaku merupakan orang dekat korban.
”Di bagian tubuh korban lainnya tak ada luka, kecuali di bagian alat vitalnya. Biasanya, yang seperti ini dilakukan oleh orang dekatnya (korban),” timpalnya.
Polisi masih terus mencari bukti-bukti dan keterangan untuk menangkap pelaku. Menurutnya, sejumlah saksi dan orang-orang yang dicurigai sudah dimintai keterangan.
Polisi akan terus mengembangkan informasi dan bukti-bukti untuk mengungkap secara tuntas kematian bocah SD yang tinggal di kawasan eks lokalisasi Balongcanngkring itu. ”Kita fokus mencari bukti dan keterangan yang tertuju kepada pelakunya,” tukasnya.
Elsa diketahui tak berada di rumah sehari sebelum ditemukan tak bernyawa di sungai yang tak jauh dari rumahnya. Saat ditemukan, kondisi tubuh Elsa mengapung di sungai yang dipenuhi dengan tanaman eceng gondok. Kondisi jenazah Elsa juga sudah mulai berbau dan di bagian mulutnya mengeluarkan darah.
Kapolres Mojokerto Kota AKBP Sigit Dani Setyono mengatakan, dari hasil autopsi, besar kemungkinan Elsa merupakan korban pembunuhan. Karena menurutnya, di dalam paru-paru korban tak ditemukan adanya air. Itu berarti, korban sudah tidak bernyawa sebelum dibuang pelaku ke sungai.
”Dugaan kami ya itu (korban pembunuhan). Ada kekerasan seksual sebelumnya,” kata Sigit, Senin (23/7/2018).
Menurut Kapolres, polisi juga menemukan luka di bagian alat vital korban. Dugaan itu menguatkan adanya kekerasan seksual (pemerkosaan) sebelum akhirnya korban dibunuh. Dan menurutnya, ada dugaan jika pelaku merupakan orang dekat korban.
”Di bagian tubuh korban lainnya tak ada luka, kecuali di bagian alat vitalnya. Biasanya, yang seperti ini dilakukan oleh orang dekatnya (korban),” timpalnya.
Polisi masih terus mencari bukti-bukti dan keterangan untuk menangkap pelaku. Menurutnya, sejumlah saksi dan orang-orang yang dicurigai sudah dimintai keterangan.
Polisi akan terus mengembangkan informasi dan bukti-bukti untuk mengungkap secara tuntas kematian bocah SD yang tinggal di kawasan eks lokalisasi Balongcanngkring itu. ”Kita fokus mencari bukti dan keterangan yang tertuju kepada pelakunya,” tukasnya.
Elsa diketahui tak berada di rumah sehari sebelum ditemukan tak bernyawa di sungai yang tak jauh dari rumahnya. Saat ditemukan, kondisi tubuh Elsa mengapung di sungai yang dipenuhi dengan tanaman eceng gondok. Kondisi jenazah Elsa juga sudah mulai berbau dan di bagian mulutnya mengeluarkan darah.
(sms)