Pastika Beri Penghargaan Bagi Seniman Lingsir Pengabdi Seni
A
A
A
DENPASAR - Gubernur Bali Made Mangku Pastika memberikan Penghargaan bagi 11 Seniman Lingsir Pengabdi Seni. Penghargaan tersebut diserahkan pada rangkaian pelaksanaan Pesta Kesenian Bali ke-40 di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Provinsi Bali.
Menurut Pastika, penghargaan ini merupakan wujud apresiasi Pemprov Bali kepada para seniman yang telah berjasa dalam melestarikan seni budaya dan menunjukkan dharma bhakti secara konsisten kepada pemerintah, masyarakat, dan seni itu sendiri.
Penghargaan yang rutin diberikan kepada seniman lingsir sejak pelaksanaan PKB tahun 1985 ini diharapkan menjadi motivasi bagi seluruh seniman untuk melanjutkan pengabdian dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya Bali yang adiluhung.
Pastika menambahkan, pengabdian para seniman lingsir menjadi bukti bahwa mereka mampu menjadi penerus nilai-nilai berkesenian warisan leluhur. "Seniman lingsir adalah pewaris sekaligus penerus segala hasil cipta, rasa, karsa dari para leluhur yang selanjutnya akan diteruskan kepada generasi berikutnya," ujarnya.
Pastika berpendapat, tetap lestarinya seni dan budaya Bali di tengah derasnya arus globalisasi tidak bisa dilepaskan dari peran dan pengabdian para seniman lingsir. Semangat para seniman lingsir hendaknya ditauladani oleh generasi muda agar mereka semakin mencintai seni dan budaya daerah.
Pada bagian lain, Pastika juga menyinggung keberadaan sekaa kesenian yang berkembang di seluruh pelosok Bali. Seiring tuntutan zaman, dia berharap pengembangan seni budaya harus diarahkan pula untuk memenuhi kebutuhan hidup seniman.
"Seni bukan hanya untuk ngayah, tapi seni adalah untuk hidup. Inilah yang menjadi tanggung jawab pemerintah, pengabdi seni dan lembaga pendidikan seni," imbuhnya.
Pemprov Bali telah memberi ruang yang seluas-luasnya bagi para seniman untuk berkreasi dan berinovasi melalui berbagai event seperti PKB, Bali Mandara Mahalango hingga gelar seni akhir pekan Bali Mandara Nawa Natya.
Dia berharap, semaraknya even kesenian ini makin mendorong kreativitas para seniman serta berpengaruh positif pada kesejahteraan mereka. "Mari kita satukan komitmen dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah sebagai bagian dari upaya mewujudkan Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera (Bali Mandara)," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha melaporkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi dan perhatian kepada seniman dan budayawan yang konsisten dalam upaya pengembangan serta pelestarian seni budaya Bali. Proses seleksi melibatkan Pemerintah Kabupaten/Kota yang mengusulkan nama-nama nominator yang kemudian digodok oleh tim kurator.
Sebelas seniman lingsir pengabdi seni yang menerima penghargaan pada PKB ke-40 Tahun 2018 antara lain I Gede Begug Mahardika (sastrawan dan budayawan), Ni Wayan Latri (penari arja), I Ketut Muka dan I Gusti Made Raka Bawa (seniman pedalangan), I Gusti Bagus Adi Perbawa dan I Made Wardana (seniman kerawitan), I Gusti Ngurah Sueka, Ni Ketut Yuliasih, I Ketut Susila dan Jero Komang Gde Urip Tribhuana (seniman tari) serta I Ketut Sudiarta (seniman Sastra Bali).
Mereka berhak atas penghargaan berupa piagam dan uang tunai. Pada malam penganugerahan penghargaan, para seniman lingsir menampilkan kolaborasi arja prembon dengan garapan berjudul 'Puun Api Kundawa'.
Menurut Pastika, penghargaan ini merupakan wujud apresiasi Pemprov Bali kepada para seniman yang telah berjasa dalam melestarikan seni budaya dan menunjukkan dharma bhakti secara konsisten kepada pemerintah, masyarakat, dan seni itu sendiri.
Penghargaan yang rutin diberikan kepada seniman lingsir sejak pelaksanaan PKB tahun 1985 ini diharapkan menjadi motivasi bagi seluruh seniman untuk melanjutkan pengabdian dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya Bali yang adiluhung.
Pastika menambahkan, pengabdian para seniman lingsir menjadi bukti bahwa mereka mampu menjadi penerus nilai-nilai berkesenian warisan leluhur. "Seniman lingsir adalah pewaris sekaligus penerus segala hasil cipta, rasa, karsa dari para leluhur yang selanjutnya akan diteruskan kepada generasi berikutnya," ujarnya.
Pastika berpendapat, tetap lestarinya seni dan budaya Bali di tengah derasnya arus globalisasi tidak bisa dilepaskan dari peran dan pengabdian para seniman lingsir. Semangat para seniman lingsir hendaknya ditauladani oleh generasi muda agar mereka semakin mencintai seni dan budaya daerah.
Pada bagian lain, Pastika juga menyinggung keberadaan sekaa kesenian yang berkembang di seluruh pelosok Bali. Seiring tuntutan zaman, dia berharap pengembangan seni budaya harus diarahkan pula untuk memenuhi kebutuhan hidup seniman.
"Seni bukan hanya untuk ngayah, tapi seni adalah untuk hidup. Inilah yang menjadi tanggung jawab pemerintah, pengabdi seni dan lembaga pendidikan seni," imbuhnya.
Pemprov Bali telah memberi ruang yang seluas-luasnya bagi para seniman untuk berkreasi dan berinovasi melalui berbagai event seperti PKB, Bali Mandara Mahalango hingga gelar seni akhir pekan Bali Mandara Nawa Natya.
Dia berharap, semaraknya even kesenian ini makin mendorong kreativitas para seniman serta berpengaruh positif pada kesejahteraan mereka. "Mari kita satukan komitmen dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah sebagai bagian dari upaya mewujudkan Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera (Bali Mandara)," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha melaporkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi dan perhatian kepada seniman dan budayawan yang konsisten dalam upaya pengembangan serta pelestarian seni budaya Bali. Proses seleksi melibatkan Pemerintah Kabupaten/Kota yang mengusulkan nama-nama nominator yang kemudian digodok oleh tim kurator.
Sebelas seniman lingsir pengabdi seni yang menerima penghargaan pada PKB ke-40 Tahun 2018 antara lain I Gede Begug Mahardika (sastrawan dan budayawan), Ni Wayan Latri (penari arja), I Ketut Muka dan I Gusti Made Raka Bawa (seniman pedalangan), I Gusti Bagus Adi Perbawa dan I Made Wardana (seniman kerawitan), I Gusti Ngurah Sueka, Ni Ketut Yuliasih, I Ketut Susila dan Jero Komang Gde Urip Tribhuana (seniman tari) serta I Ketut Sudiarta (seniman Sastra Bali).
Mereka berhak atas penghargaan berupa piagam dan uang tunai. Pada malam penganugerahan penghargaan, para seniman lingsir menampilkan kolaborasi arja prembon dengan garapan berjudul 'Puun Api Kundawa'.
(wib)